13 Feb 2020
Pernahkah Anda melihat orang yang punya jabatan tinggi di perusahaan dengan gaji besar, tapi berakhir tidak punya apa-apa saat pensiun? Atau ada teman masa kecil yang punya bisnis besar tapi asetnya tidak bertambah-tambah? Hal semacam ini terjadi bukan karena kebetulan atau sekadar takdir. Penyebabnya, kadang adalah karena kesalahan orang itu sendiri.
Mengambil keputusan finansial yang tepat memang tidak mudah. Mengubah kebiasaan keuangan menjadi lebih sehat juga bukan perkara enteng. Tapi dengan mengetahui hal-hal apa yang sebaiknya tidak Anda lakukan, bisa membantu untuk lebih baik dalam mengontrol kondisi keuangan.
Berikut beberapa kesalahan finansial yang sering dilakukan orang dan membawa mereka pada kesulitan. Meskipun sekarang kondisi keuangan Anda sedang kurang baik, menghindari 10 poin berikut ini bisa jadi kunci agar Anda dapat bertahan di segala kondisi.
Baca juga: Kiat Mengatur Keuangan saat Memasuki Usia 30-an
Tabungan sebesar apapun pasti akan habis juga kalau Anda mengambilnya sedikit demi sedikit setiap harinya. Satu cangkir kopi di kafe terkenal mungkin tidak akan terasa berat. Begitu juga sekota rokok atau tiket nonton film dan biaya makan di luar. Tapi, coba jumlahkan berapa totalnya di akhir bulan. Anda pasti akan dibuat terkejut dengan hasilnya.
Kalau Anda sedang menghadapi kesulitan keuangan, hindari pengeluaran yang kurang penting semaksimal mungkin. Percayalah, setiap rupiah itu bisa sangat berharga kalau Anda bijak mengaturnya.
Apa saja biaya rutin bulanan yang Anda keluarkan selama ini? Televisi kabel, langganan streaming musik atau biaya keanggotaan pusat kebugaran. Kebutuhan semacam ini tentu boleh saja Anda penuhi. Namun ketika situasi keuangan tidak begitu menjanjikan, Anda bisa menggantinya dengan alternatif lain. Ada layanan streaming musik dan televisi kabel yang dibundling sekaligus dengan biaya lebih murah. Untuk hidup lebih sehat, tidak perlu ke tempat fitness. Anda bisa memanfaatkan fasilitas di sekitar rumah seperti taman atau trek jogging. Sisa kelebihan uangnya bisa Anda tabung atau diinvestasikan.
Saat ini, tidak sedikit orang yang rela menggunakan kartu kredit atau mengajukan pinjaman untuk hal-hal yang tidak krusial. Kebutuhan konsumtif seperti makanan, liburan hingga gaya hidup lainnya tidak sepatutnya Anda bayar dengan menggunakan dana yang berasal dari utang. Bijaklah dalam menggunakan layanan pinjaman jika tidak ingin mengalami kesulitan di masa depan.
Lagi-lagi, gaya hidup adalah salah satu penyebab kenapa banyak orang memaksakan diri ingin membeli mobil baru bahkan menggantinya setiap dua atau tiga tahun sekali. Mirisnya lagi, tidak sedikit di antara mereka yang tak sanggup membayar cicilan bulanan, tidak bisa membayar pajaknya bahkan tidak punya garasi untuk tempat menyimpannya. Ini menunjukkan bahwa mampu membeli mobil baru itu tidak sama dengan mampu memiliki mobil.
Sebelum memutuskan untuk memiliki sebuah mobil baru, pertimbangkan kembali kondisi keuangan Anda. Apakah Anda sudah siap dengan cicilannya? Bagaimana dengan pajak dan perawatannya? Kalau masih ragu, ada baiknya Anda berpikir ulang daripada harus terjebak utang atau skor kredit yang jelek karenanya.
Punya rumah yang lebih besar tidak selalu lebih baik. Kecuali jika Anda punya keluarga besar yang harus ditampung, rumah yang terlalu luas malah akan membebani Anda dengan biaya yang lebih besar. Anda tidak mau bukan harus mengeluarkan dana besar rutin untuk listrik, perawatan hingga biaya tukang kebun dalam jangka panjang?
Baca juga: 4 Hal yang Harus Diketahui Tentang Investasi Peer-to-Peer Lending
Kita memang tidak pernah tahu kondisi keuangan seperti apa yang akan dihadapi di masa depan. Kadang keadaan memaksa untuk menggadaikan benda-benda berharga yang kita miliki untuk bisa memenuhi kebutuhan darurat. Tapi sebaiknya, hindari menjadikan rumah Anda sebagai agunan apalagi untuk pinjaman yang tidak penting.
Menjadikan rumah sebagai jaminan pinjaman jangka panjang tidak hanya akan berisiko membuat Anda kehilangan hunian tapi juga akan membuat Anda membayar nilai yang kadang lebih tinggi dari nilai jual untuk menebusnya. Selagi masih bisa ditutupi dengan dana darurat, hindari menggadaikan rumah Anda.
Fenomena ini adalah hal yang paling umum kita temui dan orang-orang yang punya prinsip hidup dari gaji ke gaji, biasanya tidak akan bertahan ketika PHK atau krisis datang menyerang. Milikilah tabungan, investasi dan dana darurat setidaknya senilai 3 bulan kebutuhan Anda. Dengan begitu, Anda tidak akan terjebak dari situasi tak berujung dengan hidup dari gaji ke gaji.
Jika Anda punya utang, hindari menggunakan tabungan untuk membayarnya. Utang kepada orang lain adalah kewajiban yang memiliki konsekuensi. Sedangkan menggunakan tabungan sendiri tidak ada yang melarang. Tapi ketika utang lunas, apakah Anda akan punya kemauan yang sama besar untuk mengganti tabungan yang terpakai untuk membayarnya? Jawabannya: tidak. Bayarlah utang dengan menyisihkan penghasilan bulanan Anda. Kalaupun terpaksa menggunakan tabungan, anggaplah uang itu menjadi utang pada diri sendiri. Dengan begitu, Anda akan bergiat mengembalikannya lagi.
Sesibuk apapun, memiliki rencana adalah hal yang wajib. Rencana di sini bukan hanya sekadar budgeting atau pembagian penghasilan bulanan. Memperbanyak sumber penghasilan hingga memprediksi kondisi keuangan di masa depan juga termasuk rencana yang harus dipersiapkan secara matang.
Kalau Anda tidak punya uang yang bisa bekerja untuk Anda (dalam hal ini memberikan passive income), maka selamanya Anda harus terus bekerja. Menyisihkan sebagian penghasilan untuk dana pensiun akan membuat Anda bisa menikmati masa tua yang lebih nyaman. Punya investasi P2P Lending, reksa dana, atau emas akan memberikan perasaan safety yang lebih untuk Anda dan keluarga.
Belum punya investasi apa-apa? Anda bisa memulai dengan instrumen yang paling mudah yakni emas. IndoGold merupakan salah satu platform penyedia layanan investasi emas yang bisa Anda pilih. Dengan tabungan mulai dari 0,001 gram, rasakan kemudahan berinvestasi emas hanya di IndoGold.
Baca juga: 7 Ide Usaha Rumahan Menguntungkan dan Mudah Dijalankan