29 Jan 2020
Di zaman modern ini, masih banyak orang awam yang masih belum mengetahui perbedaan saham dan obligasi. Keduanya memang sama-sama merupakan bentuk investasi yang bisa Anda miliki. Namun ada perbedaan mendasar antara keduanya yang harus Anda ketahui sebelum menentukan pilihan berinvestasi.
Baca juga: 11 Ide Kreatif untuk Menghasilkan Uang
Saham memiliki pengertian surat bukti kepemilikan seseorang atas aset dari suatu perusahaan. Sementara obligasi adalah surat hutang perusahaan pada pemilik modal yang lengkap disertai dengan bunga dan tanggal jatuh tempo pembayaran.
Dari pengertian jelas bisa diambil kesimpulan bahwa saham merupakan bukti kepemilikan dan obligasi merupakan bukti hutang. Jadi pemilik saham bisa dianggap sebagai salah satu pemilik dari perusahaan tersebut, sementara pemilik obligasi hanya memberikan hutang pada perusahaan, bukan sebagai salah satu pemilik.
Karena itu pengusaha pemilik saham memiliki hak suara atas kebijakan perusahaan, sementara pemilik obligasi tidak memiliki hak suara. Sebagai salah satu pemilik perusahaan maka pemegang saham berhak menyatakan pendapatnya atas kebijakan yang akan ditetapkan perusahaan. Karena kebijakan tersebut bisa mempengaruhi perkembangan perusahaan dan besaran laba yang bisa diperoleh dari kebijakan tersebut, dan itu mempengaruhi besaran keuntungan dari pemegang saham.
Sementara pemilik obligasi karena bukan merupakan salah satu pemilik, tidak berhak menyatakan pendapatnya atas kebijakan yang akan ditetapkan. Pendapatan pemilik obligasi tidak terpengaruh dari besarnya laba yang diperoleh perusahaan tersebut.
Para pemilik saham mendapatkan keuntungan melalui sistem bagi hasil dari laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Jadi sebagai salah satu pemilik perusahaan, Anda sebagai pemilik saham berhak atas pembagian hasil laba yang diperoleh, berapapun besarnya laba tersebut.
Sementara para pemilik obligasi mendapatkan keuntungan dari bunga yang telah disepakati antara perusahaan dan pemilik obligasi tersebut. Jadi keuntungan yang Anda dapatkan sebagai pemilik obligasi terbatas pada bunga yang disepakati, tanpa terpengaruh berapapun besar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut.
Pemilik saham tidak terbatas waktu tertentu, selama perusahaan tersebut masih berdiri maka pemilik saham berhak atas bagiannya dari keuntungan perusahaan. Lain halnya dengan obligasi, di surat obligasi tertera bunga yang didapat dan juga jangka waktu berlakunya surat tersebut.
Jadi jika Anda berpikir untuk investasi jangka panjang tanpa batas waktu tertentu, ada baiknya Anda mempertimbangkan berinvestasi saham di suatu perusahaan. Namun tentu banyak yang harus Anda pertimbangkan dengan matang sebelum menentukan membeli saham suatu perusahaan. Antara lain menganalisa berdasar latar belakang perusahaan, kisaran keuntungan yang berhasil didapatkan perusahaan itu, sehingga bisa memperkirakan keuntungan yang akan didapatkan ke depannya.
Selain itu jika Anda memilih saham untuk berinvestasi, maka tidak adanya batas jangka waktu membebaskan Anda jika sewaktu-waktu Anda memutuskan untuk menjual saham yang Anda miliki tersebut. Anda bebas membeli atau menjual saham Anda tersebut kapanpun Anda inginkan.
Jangka waktu obligasi yang terbatas dan sudah ditentukan juga memiliki keuntungannya tersendiri. Anda dapat memperkirakan kapan jangka waktunya berakhir dan mengalihkan dana lebih untuk investasi jenis lainnya setelah jangka waktu tersebut tiba. Namun kerugiannya, jangka waktu Anda atas keuntungan yang bisa diperoleh dari perusahaan tersebut terbatas pada waktu tertentu.
Besar keuntungan yang dapat Anda peroleh jika menjadi pemilik saham suatu perusahaan tidak dapat diperkirakan, dengan kata lain fluktuatif dan seluruhnya bergantung pada laba yang didapat perusahaan tersebut. Jadi tidak dapat ditaksir keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari saham, tidak akan sama tiap bulannya. Akan tetapi keuntungan yang didapatkan dari obligasi akan stabil tiap bulan hingga jangka waktu yang ditetapkan berakhir.
Ada plus minusnya dari masing-masing investasi. Apabila Anda lebih suka mengambil resiko dalam menentukan keuntungan yang bisa didapatkan, maka pilihlah berinvestasi di saham. Sementara bagi Anda yang lebih menyukai aman dan kepastian tiap bulannya, maka obligasi adalah pilihan investasi terbaik bagi Anda. Karena dengan begitu, Anda bisa menghitung pengeluaran yang bisa dikeluarkan berdasarkan pendapatan tetap tersebut.
Keuntungan berupa dividen di saham adalah laba perusahaan setelah dipotong pajak. Sebaliknya bunga obligasi lebih dulu dikeluarkan sebagai biaya, jadi bisa dianggap tidak kena pajak.
Jadi jika Anda menginginkan investasi yang tidak kena pajak, Anda bisa memilih berinvestasi di obligasi. Sebaliknya jika menginginkan investasi yang dipotong pajak, ada baiknya mempertimbangkan saham.
Harga saham fluktuatif, kisaran besarnya tergantung sepenuhnya pada kondisi ekonomi mikro dan makro. Jadi keadaan ekonomi negara membaik atau memburuk akan berefek besar pada harga saham. Harga obligasi cenderung lebih relatif stabil, namun tetap ada faktor yang mempengaruhi kisaran besarnya harga obligasi. Faktor tersebut antara lain bunga dan inflasi.
Perbedaan ini biasanya menjadi pertimbangan utama seseorang dalam menentukan pilihannya berinvestasi.
Itulah 5 perbedaan antara saham dan obligasi yang bisa menjadi bahan pertimbangan Anda sebelum menentukan berinvestasi saham atau obligasi. Namun tentu hal yang harus Anda pertimbangkan sebelum memilih perusahaan tempat Anda berinvestasi adalah perkiraan masa depan perusahaan ke depan dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan. Faktor tersebut juga berperan cukup besar bagi Anda saat menentukan investasi mana yang harus Anda pilih.
Karena apabila perusahaan tempat Anda berinvestasi dilikuidasi, maka bagi Anda pemilik obligasi ada keuntungan lebih dibanding dari pemilik saham. Perusahaan diharuskan memprioritaskan pemberian hak atas aset yang tersisa pada pemilik obligasi. Apabila semua pemilik obligasi sudah mendapatkan hak mereka, barulah hak atas apa yang tersisa dari aset tersebut dibagikan kepada para pemilik saham.
Demikianlah paparan singkat atas perbedaan saham dan obligasi yang patut Anda ketahui. Teliti dan cermat lah sebelum menentukan langkah Anda dalam menentukan investasi yang akan Anda jalani. Selamat berinvestasi!
Baca juga: 4 Jenis Investasi Jangka Pendek Tahun 2020 untuk Pemula
Dalam berinvestasi atau mengembangkan dana, Anda bisa memilih P2P Lending Modal Rakyat. Dana yang Anda pinjamkan akan disalurkan untuk para pelaku UMKM di Indonesia yang ingin mengembangkan usahanya tersebut. Anda bisa memulai berinvestasi di modal yang minim, yaitu Rp25.000.
Anda dapat meraih imbal balik 15% hingga 25% setiap tahunnya. Kami telah meraih izin dari OJK secara resmi. Gunakan kode BLOG25 untuk mendapatkan bonus saldo Rp25.000. Anda bisa langsung mendaftar menjadi pendana melalui halaman berikut ini.