Gaya Hidup

5 Tahap Burnout Akibat Sering Kerja Lembur

Kabrina Rian Ferdiani-

24 Nov 2020

5 Tahap Burnout Akibat Sering Kerja Lembur

Kerja lembur sering dianggap bekerja keras untuk mengejar dan membangun karir. Hal itu dianggap penting dan jika kamu sudah lama bekerja, kamu mungkin sering mendengar tentang bagaimana budaya perusahaan dan bekerja keras dapat menyebabkan burnout.

Istilah burnout adalah istilah yang relatif baru yang diciptakan oleh Herbert Freudenberger dalam bukunya tahun 1974, Burnout: The High Cost of High Achievement

Menurut Freudenberger, burnout adalah lenyapnya motivasi atau insentif, terutama saat pengabdian seseorang pada suatu tujuan atau hubungan gagal memberikan hasil yang diinginkan.

Dalam bahasa modern, burnout didefinisikan sebagai respons terhadap stres kerja jangka panjang yang menghasilkan tiga karakteristik: kelelahan, sinisme, dan hilangnya kepercayaan pada kemampuan diri sendiri. 

Meskipun Riliv mungkin menggunakan istilah burnout secara kasual untuk merujuk pada sejumlah hal, burnout umumnya berkaitan secara khusus dengan gejala negatif yang disebabkan oleh pekerjaan. 

Generasi yang akan datang mungkin akan sering diganggu oleh burnout akibat sering kerja lembur. 

Sebuah studi Gallup menemukan bahwa dari 7.500 karyawan penuh waktu, hampir seperempatnya merasa burnout sangat sering atau selalu, dan hampir setengahnya menggambarkan mengalaminya kadang-kadang. Dan beberapa profesi, seperti dokter, memiliki tingkat burnout yang lebih tinggi, terlebih saat pandemi seperti ini.

Laporan tersebut menjelaskan lima alasan utama mengapa seseorang mungkin mengalami kelelahan: perlakuan yang tidak adil di tempat kerja, beban kerja yang tidak dapat diatur, kurangnya kejelasan peran, kurangnya komunikasi dan dukungan dari manajer, dan tekanan waktu yang tidak wajar sehingga karyawan harus kerja lembur.

Mengingat hal itu, bagaimana kamu tahu jika kamu benar-benar mengalami kelelahan? 

Meskipun banyak gejala dapat dikaitkan dengan penyebab lain, jika diambil secara keseluruhan, gejala tersebut dapat menunjukkan kasus burnout. Berikut adalah beberapa cara untuk mengidentifikasi apakah Anda mengalami kelelahan di tempat kerja.


Baca juga: Kiat Mengatur Keuangan saat Memasuki Usia 30-an


1. Tiba-tiba kehilangan minat pada pekerjaan

Semua orang pasti memiliki hari dimana dia akan merasa tidak bersemangat saat akan pergi bekerja. Ada kalanya kamu juga merasa apa yang dirasakan oleh kebanyakan karyawan, yaitu tidak memiliki energi untuk menangani pekerjaan dengan penuh semangat.

Meskipun benar-benar normal untuk mengalaminya dari waktu ke waktu, jika kamu mulai merasa sering mengalami hal ini, maka kamu mungkin perlu waspada. Khususnya jika sebelumnya kamu sebenarnya menikmati pekerjaanmu karena telah sesuai dengan passion.

Tentu saja akan ada waktu selama kamu bekerja dimana kamu memiliki tanggung jawab pekerjaan yang menurutmu tidak sesuai dengan hal yang kamu suka dan kamu diharuskan untuk kerja lembur. 

Tapi, jika kamu mengalami kehilangan minat secara tiba-tiba yang terus berlanjut selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, maka ini bisa menjadi gejala burnout.


2. Mulai merasa kelelahan dan kekurangan energi

Jika kamu merasa lelah, cukup lelah, atau sangat lelah hampir setiap hari di tempat kerja, kamu mungkin mengalami kejenuhan. Sangat penting untuk memastikan perasaan lelah ini bukan akibat waktu tidur yang buruk, stres karena faktor non-kerja, merawat anak kecil, atau kondisi fisik kronis. 

Seperti kebanyakan gejala burnout, gejala tersebut harus diambil dalam konteks gejala lain serta keadaan di luar pekerjaan.


3. Sering merasa sakit atau ketidaknyamanan fisik

Apakah kamu mengalami sakit kepala, sakit perut, atau masalah pencernaan? Apakah kamu merasa pegal sepanjang waktu? Apakah bahu dan punggungmu sering terasa kaku?

Burnout juga dapat menyebabkan gejala fisik karena stres emosional seringkali dapat terwujud dalam gejala fisik. Jika dikombinasikan dengan faktor lain, rasa sakit dan ketidaknyamanan dapat mengindikasikan burnout.


4. Kehilangan ambisi atau antusiasme dalam pekerjaan

Meskipun gejala ini mirip dengan kehilangan minat pada pekerjaanmu, namun ini sedikit lebih serius karena mencakup upaya yang lebih luas dari karir dan arah profesionalmu. 

Burnout dapat menyebabkan seseorang kehilangan antusiasme yang jauh lebih besar, meski proyek pekerjaan yang harus kamu selesaikan adalah hal yang sudah kamu sukai.

Meskipun terlalu banyak ambisi dapat merugikan, ambisi yang sehat dalam kehidupan profesional dan antusiasme tentang karirmu tetap saja adalah hal yang penting. Semangat bekerja bisa menjadi alasan kenapa kamu bekerja.

Namun, jika pikiran untuk menerima promosi, mengerjakan proyek baru dengan rekan kerja, atau bekerja seperti biasanya justru mengarahkanmu pada sikap apatis atau emosi negatif lainnya, maka kamu mungkin mengalami burnout.


Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Kualitas Diri di Tengah Pandemi


5. Penurunan kinerja yang berkelanjutan

Ini adalah gejala yang berguna karena lebih objektif daripada yang lain. Karena burnout dapat mempersulitmu dalam menyelesaikan pekerjaan, menguras energi positif, dan memengaruhimu secara fisik. Sehingga, besar kemungkinan kamu akan mengalami penurunan kinerja pekerjaan.

Jika kinerjamu mengalami penurunan yang berkelanjutan atau jika rekan kerja dan manajermu tahu kamu mengalami penurunan yang drastis, kemungkinan kamu mengalami burnout. 

Lagi-lagi, ada faktor luar yang menyebabkan orang mengalami penurunan prestasi kerja yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya.

Tetapi. jika sebelumnya kamu telah bekerja dengan baik dan tidak dapat mengetahui alasan yang jelas mengapa kinerjamu menurun, baik itu karena tekanan pribadi, terlalu sering kerja lembur, mengidap penyakit, stress yang tidak diatasi dengan baik hingga depresi, maka itu bisa jadi akibat dari burnout.

Ingat, pada titik tertentu, kamu mungkin akan merasakan satu atau lebih gejala di atas terkait dengan pekerjaanmu. Mengalami beberapa gejala ini sesekali adalah hal yang normal. 

Tetapi, jika kamu mengalami dua atau lebih dari gejala-gejala ini selama beberapa minggu atau bulan pada suatu waktu, mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan apakah ada dinamika yang berperan dalam lingkungan kerja yang menyebabkan burnout.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog Riliv ya Dear. Kamu bisa menghubungi psikolog di aplikasi Riliv dan dengan harga yang terjangkau. Yuk coba download aplikasinya sekarang!

Disadur dari:

  1. https://grottonetwork.com/navigate-life/career-and-finance/stages-of-burnout/


Ditulis oleh Yuri Mahirta Sari dari Riliv.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru