Finansial

Bisnis

EBITDA adalah: Komponen, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Pretty Angelia Wuisan-

07 Jul 2021

EBITDA adalah: Komponen, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Dalam berinvestasi, Anda pasti akan dibingungkan dengan beberapa pilihan perusahaan potensial yang layak Anda berikan modal. EBITDA adalah solusi yang bisa Anda pilih untuk mengatasi kebingungan itu.

Pada dasarnya memilih perusahaan terbaik untuk diberi modal itu bukanlah pekerjaan mudah karena Anda perlu melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Nah, EBITDA adalah jalan keluar yang akan membuat pekerjaan itu jadi lebih mudah.

Oleh sebab itu, di sini akan dibahas lebih jauh mengenai EBITDA mulai dari pengertian, fungsi, komponen, dan cara menghitungnya.

 

Baca juga: Jenis Investasi Bisnis yang Cocok untuk Ibu Rumah Tangga

 

Apa itu EBITDA?

EBITDA adalah indikator kinerja keuangan sebuah perusahaan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan atau menjadi opsi lain dari nilai pendapatan perusahaan, arus kas, laba bersih, dan lainnya.

Untuk lebih jelasnya, istilah EBITDA adalah kepanjangan dari earnings before interest, tax, depreciation, dan amortization. Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi penghasilan yang didapatkan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.  

Ketika Anda menilai beberapa perusahaan dalam satu waktu, Anda tidak mungkin membaca seluruh isi laporan keuangan yang diberikan perusahaan. Hal itu karena waktu Anda terbatas diakibatkan aktivitas yang padat, maka EBITDA adalah cara yang tepat yang bisa Anda andalkan untuk memilih perusahaan sesuai dengan waktu yang tersedia.

Ditambah lagi biasanya laporan keuangan per kuartal dan per tahun itu sering menunjukkan penilaian yang berbeda. Daripada Anda kebingungan, lebih baik Anda memilih jalan ini yang juga dipilih oleh kebanyakan investor di luar sana.

EBITDA adalah indikator yang ditekankan pada pendapatan operasional. Hal itu karena pendapatan operasional menunjukkan bahwa perusahaan bisa melakukan manajemen yang baik terhadap proses operasionalnya, sehingga operasional dinyatakan efektif dilihat dari nilai pendapatan operasional yang tinggi.

Keefektifan tersebut dilihat dari jumlah tenaga kerja yang sesuai, alat-alat penunjang yang berfungsi dengan baik, dan komponen lainnya yang berkaitan dengan operasional.

Pendapatan operasional dianggap sebagai hasil yang murni karena tidak dicampuri dengan pajak, utang, dan jenis perhitungan lain yang bisa mengurangi nilainya. Untuk itulah indikator EBITDA menggunakan perhitungan ini.

 

Fungsi EBITDA

EBITDA tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh investor, pebisnis pun bisa menggunakannya untuk kepentingan perusahaan. Berikut ini merupakan fungsi dari EBITDA.

1. Untuk Investor

Bagi investor, EBITDA adalah indikator yang digunakan untuk membandingkan kinerja dari beberapa perusahaan yang dianggap menarik untuk ditanami modal. Perhitungan EBITDA akan membantu investor untuk menemukan perusahaan yang pas yang sesuai dengan kriterianya.

Indikator ini juga membuat perhitungan yang dilakukan investor jadi lebih cepat dan terarah.

2. Untuk pebisnis

Perhitungan dari EBITDA juga punya fungsi khusus untuk pebisnis. Ini adalah manfaatnya:

  • Sebagai nilai bagi perusahaan untuk meningkatkan atau mempertahankan performa yang sudah mampu diraih.
  • Pebisnis bisa menggunakannya untuk meyakinkan investor agar bersedia menyalurkan dana untuk perusahaannya.

 

Perbedaan EBITDA dengan EBIT

Indikator untuk membandingkan perusahaan atau menilai perusahaan itu ada banyak selain EBITDA, salah satu indikatornya adalah EBIT.

Pada EBIT, indikator perhitungannya adalah penghasilan sebelum bunga dan pajak. Sedangkan pada EBITDA, indikator perhitungannya lebih lengkap karena menambahkan indikator depresiasi dan amortisasi.

Jadi, perbedaannya adalah rumus EBIT lebih sederhana dibandingkan dengan EBITDA. Namun, keduanya bisa dipakai untuk mengetahui kinerja perusahaan yang dilihat dari pendapatan operasionalnya.

Anda bisa menggunakan indikator yang mana saja. Cara menghitung kedua indikator tersebut pun cukup mudah, selama Anda mengetahui apa saja komponen yang melengkapinya.


Komponen EBITDA

Tadi sudah disebutkan bahwa EBITDA adalah penghasilan sebelum bunga, pajak, biaya depresiasi, dan amortisasi. Mari kita bahas satu per satu tentang masing-masing komponen itu.

1. Bunga

Perusahaan sebenarnya sangat wajar berutang pada pihak lain untuk berbagai macam keperluan, salah satunya adalah demi kelancaran bisnisnya.

Perusahaan juga sudah paham bahwa utang itu harus dibayarkan ditambah dengan bunga. Perusahaan harus membayar kewajibannya ini tepat waktu agar tidak membebani kinerja keuangannya di masa depan.

2. Pajak

Setiap perusahaan yang berdiri resmi di Indonesia diharuskan membayar pajak setiap bulannya kepada pemerintah. Perusahaan dilarang mangkir dari membayar pajak karena ada ketentuan hukum yang bisa dikenai pada perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban itu.

3. Depresiasi

Pada proses operasional, ada aset-aset perusahaan yang mengalami penyusutan karena umurnya yang sudah tua atau karena sudah terlalu sering digunakan.

Depresiasi perlu juga dihitung dan dicari tahu oleh perusahaan agar perusahaan tahu aset-aset mana yang perlu diperbarui untuk menunjang kinerja operasional perusahaan.

Harta perusahaan yang bisa terkena depresiasi adalah gedung kantor, kendaraan milik kantor, mesin pabrik, dan yang lainnya.

4. Amortisasi

Mungkin istilah ini tidak terlalu Anda pahami, tapi sebenarnya berkaitan dengan kegiatan sehari-hari perusahaan. Yang termasuk biaya amortisasi adalah pengurangan harta yang tidak ada wujudnya. Misalnya, pengurangan dari pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan atau royalti dari hak paten perusahaan yang bisa menyusut dalam jangka waktu tertentu.

 

Baca juga: Deposito: Investasi Jangka Pendek yang Jadi Favorit

 

Cara Menghitung EBITDA

Setelah mengetahui apa saja komponen EBITDA, Anda akan lebih mudah menghitung indikator ini.

Rumus dari EBITDA yang perlu Anda ingat adalah sebagai berikut:

EBITDA = Keuntungan Bersih + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi

Atau

EBITDA = Pendapatan Operasional + Depresiasi + Amortisasi

Rumus di atas memang sederhana dan bisa cepat Anda gunakan untuk mengetahui nilai kinerja perusahaan, selama Anda tahu nilai-nilai dari komponennya terlebih dahulu.

Untuk lebih jelasnya, di sini kita akan membahasnya dengan contoh kasus berikut ini.

Perusahaan Anda memiliki pendapatan sebesar Rp100 juta, tapi biaya operasionalnya mencapai Rp30 juta dan biaya depresiasi dan amortisasinya adalah Rp10 juta.

Lalu, pendapatan operasional yang tidak dikenai bunga dan pajak adalah Rp50 juta.

Sekarang, kita sudah bisa menggunakan rumus EBITDA untuk perhitungan di atas. Di bawah ini adalah rumus untuk menghitung EBITDA:

EBITDA = Pendapatan Operasional + Depresiasi + Amortisasi

EBITDA = 50 juta + Rp10 juta

EBITDA = 60 juta

Jadi, EBITDA yang dimiliki oleh perusahaan Anda Rp60 juta.

 

Kelebihan dan Kekurangan EBITDA

Kelebihan dari EBITDA adalah membantu investor untuk membandingkan dua perusahaan yang menurutnya paling potensial untuk ditanami modal. Investor akan mengetahui perusahaan mana yang seharusnya dia pilih.

Namun, indikator EBITDA juga tidak sempurna karena di dalam EBITDA tidak ada utang perusahaan yang dilampirkan. Apabila utang perusahaan tidak diperiksa oleh investor, hal ini bisa saja menyesatkan investor. Apalagi jika perusahaan itu ternyata punya utang yang cukup besar. Utang perlu investor perhitungkan dengan baik.

Sebenarnya, EBITDA adalah indikator yang bisa diandalkan oleh investor, tapi investor perlu melihat dengan jeli bagaimana utang perusahaan dan berbagai penilaian lain yang berkaitan dengan fundamental perusahaan. Anda perlu bijak mengambil keputusan terkait penanaman modal ini.

 

Raih Keuntungan dengan Mendanai di P2P Lending Modal Rakyat

Untuk Anda yang ingin mendapatkan penghasilan lebih, bisa mendaftar sebagai pendana di P2P Lending Modal Rakyat. Modal yang Anda salurkan akan dipinjamkan pada pelaku UMKM yang membutuhkan modal untuk meningkatkan kinerja usahanya. Anda pun bisa sekalian membantu UMKM yang ingin berkembang menjadi lebih baik.

Potensi tingkat keuntungan yang Anda raih bisa mencapai 18% per tahun. Berinvestasi di Modal Rakyat juga aman karena kami sudah memperoleh izin dari OJK. Yuk, mulai mendaftarkan diri Anda sebagai investor di halaman berikut ini. Gunakan kode BLOG25 untuk mendapatkan saldo gratis senilai Rp25.000.



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru