14 Jun 2021
Negara membutuhkan suatu landasan ideologi perekonomian dalam menjalankan fungsinya. Ada berbagai ideologi yang dianut berbagai negara.
Dalam hidup bermasyarakat kita kerap mendengar istilah kapitalisme. Banyak hal yang dikaitkan dengan sistem kapitalisme.
Namun sebenarnya apa itu kapitalisme? Bagaimana ciri-ciri dan dampaknya bagi masyarakat luas? Apa saja contohnya?
Berikut akan dijelaskan lebih lanjut tentang kapitalisme. Simak penjelasannya.
Baca juga: 7 Hal yang Bisa Disiapkan Saat Negara Berpotensi Resesi
Kapitalisme adalah sistem ekonomi. Dalam kapitalisme, alat produksi dan distribusi dimiliki privat. Pemanfaatannya dalam mencapai laba dilakukan dalam situasi kompetitif.
Dalam kapitalisme, pelaku ekonomi diberikan kebebasan dalam melakukan kegiatan terbaik demi kepentingan individu. Mereka menggunakan sumber daya atau faktor ekonomi dalam kegiatannya.
Pemerintah tidak campur tangan dalam pasar. Sehingga setiap warga negara dan pemilik bisnis bebas menentukan harga, merancang kontrak kerja, memasarkan produk, dan lain-lain.
Ideologi ekonomi ini identik dengan pasar bebas. Harga produk serta sumber daya manusia bergantung pada kekuatan supply dan demand, bukan direncanakan pemerintah pusat.
Namun pemerintah tetap menetapkan beberapa peraturan dasar. Misalnya upah minimum, cuti bersama, dan larangan diskriminasi.
Kapitalisme berasal dari hasil pemikiran Adam Smith. Ia menuliskan dasar teori ekonomi pasar bebas, termasuk dalam buku The Wealth of Nations.
Contoh negara yang menganut kapitalisme adalah Hong Kong, Singapura, Selandia Baru, Swiss, Kanada, Amerika Serikat, Chili, dan lain-lain.
Bandingkan dengan ekonomi komando. Pemerintah mengatur modal dan bisnis. Mereka memutuskan di mana seseorang bekerja, upahnya, barang yang diproduksi, serta harga barang. Contoh terbaru negara yang menganut ekonomi komando yaitu Korea Utara.
Ekonomi kapitalis memiliki ciri-cirinya sendiri. Untuk menjadi masyarakat kapitalis, ada beberapa hal yang penting muncul sebagai sifatnya.
Hak kepemilikan atas nama perseorangan diakui. Mereka dapat memiliki faktor produksi dan sumber daya alam.
Perusahaan swasta atau individu memiliki hak atas alat produksi dan aktiva. Misalnya gedung, bahan baku produksi, serta mesin.
Penimbunan atas kekayaan pribadi juga dijamin. Mereka dapat mengabaikan posisi orang lain yang tidak mampu memiliki kekayaan yang sama.
Perusahaan atau individu swasta bebas menentukan apa saja yang hendak diproduksi, berapa banyak, serta berapa harganya. Semua itu ditentukan sesuai permintaan pasar.
Pemerintah tidak secara langsung mengendalikan proses ekonomi. Pemerintah tidak dapat membatasi aktivitas dan kepemilikan modal oleh swasta.
Sistem kapitalisme menyediakan lahan persaingan antarpelaku ekonomi. Pihak-pihak yang bersaing dapat berlomba dalam memberikan harga dan kualitas terbaik. Sebaliknya, pembeli bisa berlomba menawarkan harga yang paling baik.
Pemerintah tidak boleh campur tangan di dalam pasar. Jika terjadi harga yang menurun, pemerintah akan diam. Pasar dengan sendirinya melakukan penyeimbangan harga yang baru. Hal ini sesuai mekanisme pasar yang menentukan keseimbangan antara supply dan demand.
Peran pemerintah sangat kecil. Mereka menjaga persaingan pasar, ketertiban, serta ketentuan hak pribadi.
Sistem kapitalisme cenderung membentuk sikap individualis. Hal ini ditandai dengan sifat materialistik.
Selain itu, ada kemungkinan sifat masyarakat mengarah ke hedonisme. Sebabnya dipengaruhi iklan penjualan produk yang dipasang di mana-mana.
Baca juga: Tips Melepaskan Diri dari Sindrom Hedonic Treadmill
Kapitalisme memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, sama seperti sistem keuangan lainnya. Berikut pembahasannya.
Kelebihan pertama adalah sumber daya bisa diolah secara efisien. Pemilik modal menentukan target keuntungan setinggi-tingginya yang dapat diraih.
Masyarakat juga dapat lebih kreatif karena persaingan yang ketat. Produk-produk yang dihasilkan akan lebih unik karena persaingan tersebut.
Argumen lainnya adalah adanya penghargaan atau insentif bagi mereka yang bekerja keras dan inovatif. Insentif ini dianggap membuat orang lebih akan bekerja keras lagi.
Konsumen juga menentukan pasar. Hal itu terjadi melalui persaingan harga. Perusahaan berupaya memberikan harga yang menarik minat konsumen.
Selanjutnya, perusahaan-perusahaan baru yang muncul membawa produk baru ke pasar. Persaingan di antara bisnis ini membantu menekan harga dan dapat beroperasi secara efisien.
Walaupun sistem ini memiliki banyak kelebihan, kapitalisme tidak lepas dari kekurangan. Sistem ekonomi ini dianggap menghasilkan ketidaksetaraan. Pasalnya seseorang dapat memiliki sumber daya dan menyewakan kepada orang lain.
Orang yang memiliki uang atau menghasilkan uang banyak dapat menginvestasikannya ke rekening berbunga. Akhirnya, uang yang mereka hasilkan bertambah selain penghasilan utama mereka.
Sementara itu orang yang tidak memiliki uang untuk diinvestasikan hanya memiliki uang dari penghasilan utama mereka. Pada akhirnya, mereka yang mampu berinvestasi dapat menghasilkan lebih banyak uang daripada mereka yang hanya bekerja.
Mereka dapat menginvestasikan lebih banyak lagi dan memperoleh keuntungan lebih tinggi. Seiring dengan berjalannya siklus ini, ketimpangan bertambah besar.
Kini banyak negara yang memilih ekonomi kapitalis. Namun ada beberapa negara yang sedikit-banyak campur tangan dalam roda perekonomian yang berjalan.
Berikut beberapa faktor yang menentukan suatu negara kapitalis atau tidak.
Semakin banyak pengeluaran, berarti masyarakat lebih sedikit yang kapitalis. Artinya, pemerintah akan menyarankan agar masyarakat lebih kapitalis.
Masyarakat yang tidak kapitalis ditunjukkan dengan tarif pajak yang tinggi. Masyarakat yang lebih kapitalis ditunjukkan dengan pajak yang rendah.
Semakin banyak pemerintah mengendalikan perusahaan, maka negara tersebut semakin tidak kapitalis. Sebaliknya, semakin pemerintah membebaskan perusahaan, negara tersebut semakin kapitalis.
Terdapat perlindungan hak kepemilikan atas properti melalui hukum. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan properti yang tidak sah.
Jika terjadi inflasi, masyarakat berarti kurang kapitalis.
Apabila perdagangan internasional lebih mudah dan tidak dibatasi, negara tersebut semakin kapitalis.
Dengan transparansi tinggi serta regulasi rendah, masyarakat tergolong kapitalis.
Semakin banyak pembatasan kerja untuk perempuan, negara tersebut semakin tidak kapitalis.
Ada banyak contoh sistem ekonomi kapitalisme di Indonesia. Misalnya dengan eksploitasi sumber daya alam di kawasan Papua. Eksploitasi itu dilakukan perusahaan dari negara lain, yakni Freeport, dengan bekerja sama dengan pemerintah sejak masa Order Baru.
Bentuk lainnya adalah menjamurnya pusat perbelanjaan modern yang menggerus pasar tradisional. Konsumen kemudian beralih pilihan dengan alasan lebih nyaman, mudah, serta pilihannya beragam.
Demikian penjelasan tentang sistem ekonomi kapitalisme. Semoga bermanfaat.