29 Jul 2021
Merger adalah istilah yang sering didengar dalam perusahaan. Anda perlu memahami istilah ini, karena sangat mungkin terjadi pada perusahaan Anda.
Apa pengertian merger? Seperti apa cara kerja merger? Apakah ada beberapa jenis merger? Berikut ulasannya.
Baca juga: Perusahaan Fintech di Indonesia yang Sedang Berkembang
Secara sederhana, merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan melalui sebuah kesepakatan. Dari penggabungan ini terbentuk bisnis baru dari hasil merger.
Penggabungan perusahaan tersebut dilakukan dengan transfer kepemilikan. Bisa dilakukan dengan serah-terima saham atau dibayar tunai.
Sederhananya, pemilik perusahaan menyerahkan saham dan mengeluarkan saham baru atas nama bisnis yang baru.
Setelah perusahaan saling merger, umumnya diperlukan branding terhadap perusahaan yang baru. Perusahaan baru mempunyai aset gabungan, kompetensi lebih mumpuni, dan lebih menguasai pangsa pasar.
Walaupun demikian, merger memiliki tantangan dan risikonya sendiri. Maka dari itu, kerap kali pemilik usaha lebih memiliki akuisisi perusahaan kecil daripada melakukan penggabungan.
Merger adalah penggabungan secara sukarela dua perusahaan dengan ketentuan yang setara menjadi satu entitas baru yang legal. Perusahaan yang setuju dimerger umumnya memiliki skala, konsumen, dan operasional yang kurang lebih sama.
Maka dari itu, istilah "penggabungan setara" seringkali digunakan. Sementara itu akuisisi, tidak seperti merger, tidak dilakukan secara sukarela. Akuisisi dilakukan dengan salah satu perusahaan membeli perusahaan lainnya.
Merger umumnya dilakukan untuk menambah market share, mengurangi biaya operasional, memperluas teritorial baru, menggabungkan produk yang sama, meningkatkan revenue, dan menambah profit. Semua ketentuan tersebut bertujuan menambah keuntungan para pemegang saham.
Setelah merger, saham dari perusahaan baru dibagikan kepada para pemegang saham dari pemilik perusahaan awal.
Mengingat besarnya jumlah merger, dana merger diciptakan. Hal ini memberi kesempatan kepada investor untuk memperoleh profit dari kesepakatan merger.
Merger sering dilakukan perusahaan dari berbagai skala karena diyakini akan membawa keuntungan. Berikut penjelasannya.
Para pemegang saham akan memperoleh keuntungan lebih banyak karena mendapat saham dari dua perusahaan yang digabungkan. Kedua perusahaan tersebut saling bersinergi.
Dampaknya, nilai bisnis yang baru akan berkembang akibat penggabungan. Jika kedua belah pihak berhasil bekerja sama dengan kompak, maka akan diperoleh sinergi.
Yang dimaksud dengan sinergi di sini dari segi pendapatan dan biaya. Sinergi pendapatan terkait dengan meningkatnya perolehan perusahaan karena ekspansi pasar, aktivitas litbang, dan diversifikasi produksi.
Selanjutnya sinergi biaya terkait dengan biaya produksi yang lebih rendah karena merger dapat membuat peningkatan skala ekonomi, kemampuan mengakses teknologi baru, serta mengurangi biaya di bidang tertentu.
Melalui merger, dapat diperoleh aset tertentu yang tidak bisa didapatkan dengan cara lainnya. Contohnya adalah aset dalam bidang teknologi.
Merger dapat dilakukan antara perusahaan yang memiliki pendapatan kena pajak yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki kompensasi kerugian pajak yang tinggi.
Jika digabungkan, kewajiban pajak perusahaan akan digabungkan, sehingga lebih rendah dibandingkan kewajiban pajak secara individu perusahaan.
Diversifikasi adalah hal yang lazim dilakukan dalam perusahaan. Biasanya diversifikasi operasional bisnis dilakukan dengan menawarkan produk baru ke pasar. Hal ini dilakukan dalam rangka manajemen risiko.
Suatu perusahaan yang memiliki kapasitas finansial yang kurang baik dapat terselamatkan melalui merger.
Baca juga: Pengertian dan Contoh Usaha Mikro di Sekitar Kita
Walaupun menawarkan banyak keuntungan, ada pula risiko merger yang harus diperhatikan perusahaan. Berikut penjelasannya.
Setelah dimerger, kewajiban pembayaran dan utang menjadi tanggung jawab kedua belah pihak. Termasuk di antaranya pembayaran kepada vendor yang masih terutang.
Beban operasional jangka pendek akan bertambah. Hal ini disebabkan proses penggabungan usaha.
Corporate culture atau budaya kerja bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Sistem dan prosedur masing-masing perusahaan akan membutuhkan adaptasi dalam waktu yang tidak sebentar.
Ada beberapa jenis merger, tergantung tujuan perusahaan-perusahaan yang terlibat melakukan merger. Berikut ini beberapa jenis merger yang lazim dilakukan.
Merger ini dilakukan dua atau lebih perusahaan yang tidak saling berhubungan secara aktivitas bisnis. Perbedaan tersebut bisa terletak pada industri yang berbeda atau berada di wilayah geografis yang berbeda.
Merger konglomerat murni melibatkan dua perusahaan yang sama sekali tidak punya persamaan. Merger konglomerat campuran berupaya melakukan ekspansi produk atau pasar melalui merger dengan melakukan operasi bisnis yang tidak berhubungan dengan bisnis aslinya.
Perusahaan-perusahaan dengan faktor-faktor yang tumpang tindih hanya akan melakukan merger jika dirasa masuk akal dari sisi keuntungan pemegang saham. Faktor-faktor tersebut antara lain sinergi, nilai perusahaan, performa, dan pembelanjaan.
Contoh perusahaan hasil merger konglomerat adalah The Walt Disney Company dengan American Broadcasting Company (ABC) pada 1995.
Merger kongenerik juga dikenal dengan merger perluasan produk. Pada jenis ini, terjadi proses penggabungan dua perusahaan yang bergerak di pasar atau sektor yang sama.
Kedua perusahaan tersebut memiliki beberapa faktor yang bersinggungan, seperti teknologi, marketing, proses produksi, dan research and development (R&D).
Perluasan produk diraih ketika lini produk baru dari sebuah perusahaan ditambahkan ke lini produk yang sudah ada di perusahaan lainnya.
Ketika dua perusahaan berada di bawah satu perluasan produk yang sama, mereka memperoleh akses terhadap kelompok konsumen yang lebih besar, selanjutnya berdampak kepada market share.
Contoh merger kongenerik adalah Citigroup dengan Travelers Insurance pada 1998.
Merger ini terjadi ketika dua perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang sama saling bergabung. Walaupun menjual produk yang sama, mereka berkompetisi di pasar yang berbeda. Perusahaan yang terlibat perluasan pasar mencari potensi akses ke pasar yang lebih luas dan basis klien yang lebih besar lagi.
Merger horizontal terjadi saat dua perusahaan dalam industri yang sama bergabung. Keduanya saling berkompetisi dalam menghasilkan produk yang sama.
Merger semacam ini lazim ditemui di industri yang tidak banyak memiliki perusahaan. Sehingga tujuan merger adalah untuk menciptakan bisnis yang lebih besar, market share yang lebih tinggi, dan skala ekonomi yang lebih luas mengingat kompetisi semakin ketat.
Contoh merger horizontal adalah perusahaan mobil Daimler-Benz dan Chrysler pada 1998.
Ketika dua perusahaan yang memproduksi bagian atau jasa untuk sebuah produk merger, hal itu disebut dengan merger vertikal. Merger vertikal terjadi ketika dua perusahaan yang beroperasi pada level yang berbeda dalam satu rantai pasokan yang sama menggabungkan operasional mereka.
Merger semacam ini meningkatkan sinergi melalui berkurangnya biaya produksi. Salah satu contoh merger vertikal yang dikenal adalah ketika provider internet America Online (AOL) merger dengan konglomerat media Time Warner pada 2000.
Anda membutuhkan dana tambahan untuk mengembangkan UMKM Anda? P2P lending Modal Rakyat bisa menjadi solusinya. Apa saja keuntungannya?
Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga dijamin keamanannya. Bunga yang ditawarkan relatif lebih kompetitif dibandingkan dibandingkan alternatif pinjaman lainnya.
Proses persetujuan cepat. Pinjaman Anda dapat disetujui dalam lima hari kerja jika syarat-syaratnya sudah terpenuhi. Selain itu, proses pengajuan pinjaman dilakukan secara online, sehingga lebih mudah dijangkau.