28 Apr 2020
Kamu tentunya sudah sering mendengar istilah dana darurat, bukan? Ya, sejatinya kita perlu untuk bersikap antisipatif terhadap segala sesuatu hal yang terjadi. Kebanyakan dari orang cenderung malas untuk mempersiapkan hal yang sifatnya darurat. Bahkan banyak yang menganggap memiliki asuransi saja sudah cukup menenangkan. Apalagi mengingat bahwa mereka memang memiliki asuransi untuk saat-saat tak terduga seperti sakit atau meninggal dunia. Benarkah demikian?
Dalam kehidupan finansial, dana darurat atau dana darurat itu sangat penting bagi kamu dan semuanya di saat situasi tertentu yang bisa jadi penyelamat. Kamu bisa sewaktu-waktu terkena musibah seperti kemalingan atau membetulkan lantai keramik rumah yang pecah. Belum lagi ketika situasi ekonomi sedang tidak memadai sehingga PHK pun tak terhindarkan, seperti sekarang ini. Hal-hal seperti itu tidak ditangani oleh asuransi, bukan? Nah, ketika uang di saldo terbatas, kamu masih punya simpanan darurat untuk dipakai.
Akan tetapi, kami memahami bahwa tidak semua orang mengalami kemudahan dalam menyiapkan dana darurat. Tak sedikit yang menganggap bahwa persiapan dana darurat merupakan proses yang panjang dan melelahkan. Terutama bagi mereka yang punya banyak pengeluaran.
Jika tidak ada dana darurat dan kamu membutuhkannya secara mendesak, jalan keluarnya yang sering diambil adalah berutang. Apabila sudah demikian, tentu hidupmu tidak nyaman karena terus memikirkan utang dan bunga-bunganya. Perlu diingat bahwa satu hal yang paling sering membuat orang tertekan adalah karena uang. Tidak ada salahnya berhemat selama dana darurat terkumpul, barulah bersiap untuk pengeluaran besar kemudian.
Oleh karena itu, meski terkesan muluk, dana darurat merupakan keharusan bagi setiap orang. Lalu, kira-kira berapa idealnya kita harus menyiapkan dana darurat? Simak terus artikel kali ini.
Baca juga: Siapa yang Harus Mulai Memiliki Asuransi Kesehatan?
Secara angka dan persentase, tidak bisa ditentukan secara pasti berapa besaran untuk dana darurat. Karena setiap orang punya profil dan gaya hidup yang berbeda-beda, sehingga harus disesuaikan dengan kondisi keuangan.
Namun, para konsultan keuangan banyak menyarankan untuk mempersiapkan dana darurat sebesar 4 atau 6 kali pengeluaran per bulan untuk kamu yang masih single. Bagi kamu yang sudah berkeluarga, sebaiknya menyiapkan 6-12 kali pengeluaran per bulan.
Dalam hal ini, kamu perlu memotong pengeluaran bulanan yang dianggap tidak perlu, seperti membeli aksesoris, mentraktir pacar atau teman, hingga membeli makanan junk food. Kamu harus bersikap realistis dan tegas dalam mengatur pengeluaran, menyiapkan dana darurat, dan di mana akan menyimpannya.
Dana ini tergantung dari kemampuan masing-masing orang dalam mengelolanya. Terutama untuk kamu yang bergaji kecil, jangan memaksa membaginya dengan jumlah yang besar. Contohnya begini:
Doni mendapat gaji per bulan sebesar Rp6 juta dan pengeluarannya mencapai Rp4 juta sebulan. Idealnya, dana darurat Doni sebesar Rp24 juta (6 x 4 juta). Jika Doni memiliki sisa gaji Rp2 juta per bulannya, maka dari situ bisa dialokasikan untuk dana darurat setiap bulan sampai terkumpul Rp24 juta. Selama itulah Doni harus memikirkan masak-masak agar tidak ada pengeluaran lebih yang mengganggu terwujudnya dana darurat itu.
Dalam soal keuangan, kebanyakan orang sering menunda-nunda dalam memutuskan menyimpan uang untuk keadaan darurat. Padahal, dana tersebut bisa digunakan untuk keperluan yang tidak bisa diprediksi.
Bukan bermaksud menyumpahi. Tapi, setiap orang mengalami hal-hal yang tidak diinginkan atau kesialan yang membuat kita butuh dana. Oleh karena itu, lakukan persiapan dana darurat sesegera mungkin. Jangan menunggu nanti, tapi kumpulkan sekarang juga.
Berapapun usiamu, dana darurat harus selalu dipersiapkan. Bayangkan kamu memiliki dana 6 sampai 12 kali pengeluaran bulanan dan ditambah dengan investasi kecil tanpa ada utang. Dijamin kamu akan merasakan kehidupan finansial yang nyaman dan dapat bernafas lega.
Seringkali orang pun bingung instrumen apa yang dipakai untuk mengumpulkan dana darurat. Apakah harus ditabung di bank? Atau malah diinvestasikan? Lho, apakah boleh dana darurat diinvestasikan?
Pada dasarnya, dana darurat haruslah bersifat likuid, artinya mudah dicairkan kapanpun dibutuhkan. Oleh karena itu, kamu bisa menyimpannya dalam bentuk tabungan di rekening lain, terpisah dengan rekening kebutuhanmu sehari-hari. Melalui cara ini, kamu tidak akan tergoda untuk menghabiskan uang lebih banyak, apalagi jika kamu merasa tingginya saldo di tabungan sebagai sinyal untuk foya-foya.
Pastikan rekening yang digunakan untuk menyimpan dana darurat memiliki potongan biaya lebih murah. Selain itu, cara untuk tetap menjaga konsistensimu dalam mengumpulkan dana darurat adalah dengan mengubahnya ke dalam bentuk investasi.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, berarti tidak masalah jika dana darurat kamu simpan dalam bentuk tabungan, deposito, emas, maupun reksa dana. Jika kamu memilih untuk menyimpannya berupa investasi reksa dana, pilih yang risikonya rendah. Bila bingung menentukan mana yang berisiko rendah, kamu bisa melihat aneka pilihan reksa dana pada platform investasi reksa dana online. Ajaib adalah salah satunya.
Lalu, jangan lupa untuk selalu monitor jumlah dana darurat yang sudah kamu kumpulkan. Perhatikan selalu adanya inflasi atau kenaikan harga barang yang bisa membuat pengeluaran bulanan kamu jadi lebih banyak.
Jika dana kamu berkurang karena inflasi yang cukup besar, beberapa alternatifnya bisa dengan menambah jumlahnya atau mencari produk keuangan lain yang punya imbal hasil yang lebih realistis. Bisa dibilang, menyimpan dana darurat dalam bentuk investasi merupakan pilihan cerdas. Di samping itu, secara tidak sadar kamu pun memiliki pendapatan pasif untuk membantu mengumpulkannya bukan?
Kini saatnya kamu mulai mengumpulkan dana darurat secara pelan-pelan dan konsisten, sama seperti kamu menabung. Atur keuangan sebaik mungkin, jangan sampai dana tersebut malah jadi menyiksa diri sendiri.
Paling penting untuk dilakukan adalah menahan diri dari godaan barang-barang diskon atau promo-promo lainnya. Apalagi kamu memutuskan untuk memakai dana tersebut dengan alasan ‘kapan lagi ada barang bagus murah’.
Kamu harus mulai tanyakan pada diri sendiri, mana yang perlu dan mana yang hanya menghamburkan uang. Jika kamu sudah mulai mengumpulkan dana darurat, ada tiga pertanyaan sebelum menggunakannya, yaitu:
Jadi sudahkah kamu tergerak untuk mulai menyiapkannya? Lakukanlah. Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?
Baca juga: 4 Alasan Aplikasi Modal Rakyat Layak Anda Download