19 Feb 2021
Accounts receivable financing atau AR Financing adalah posisi sangat penting untuk perusahaan dengan andil besar untuk memperlancar arus kas. Fungsinya sangat sempurna apabila dihubungkan dengan account payable karena mampu menyeimbangkan cash flow bisnis.
AP dan AR adalah dua jenis kegiatan dalam dunia akuntansi, dimana sederhananya terjadi pembayaran oleh pihak tertentu dan ada penerimaan oleh pihak lainnya. Kedua kegiatan tersebut harus seimbang agar neraca perusahaan tidak jomplang di satu sisi.
Baca juga: Kupas Tuntas Anjak Piutang: Definisi dan Jenis-Jenisnya
Untuk mengatur arus kas receives financing, setiap staf yang bergerak dalam pekerjaan tersebut mengemban tanggung jawab untuk:
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk dicatat oleh account receivable adalah menghimpun berbagai daftar piutang hingga memberikan konklusi berikut saran pada bagian akhir. Catatan ini akan berperan penting dalam pemutusan tindakan kemudian.
Tanggung jawab yang satu ini berhubungan dengan pemeriksaan keseimbangan kredit lancar dan kredit macet. Salah satu bagian dari AR Financing ini akan memperlihatkan apa seharusnya langkah bijak untuk dilaksanakan kemudian hari demi masa depan perusahaan.
Terkadang seketat apapun peraturan dibuat, ada saja pihak nakal yang tidak bertanggung jawab penuh atas kewajibannya. Dalam hal ini, sudah menjadi tugas AR Financing untuk memastikan bahwa tidak terjadi permasalahan semakin besar di lapangan.
Piutang bermasalah dapat diselesaikan dengan strategi jitu dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Menghindar bukanlah keputusan tepat karena dapat memperburuk keadaan serta tidak menjadikan arus kas sehat, berikut menimbulkan potensi besar terhadap kerugian.
Dalam dunia akuntansi ada istilah buku besar, dimana buku tersebut merangkum seluruh transaksi keuangan perusahaan. Nilai dalam buku besar ini harus seimbang, namun juga mesti aktual. Dalam beberapa kondisi bisa saja dilakukan audit untuk mempertegas saldo.
Pengetahuan terhadap limit kredit setiap kreditur ini terbilang penting karena mempengaruhi penagihan. Dalam dunia administrasi, penyimpanan tanda bukti pembayaran atau transaksi lainnya, seperti faktur akan memberi dampak cerah terhadap masa depan.
Untuk menjalankan fungsi tanggung jawab seperti di atas, seorang staf AR Financing harus memenuhi kualifikasi berikut:
Kualifikasi di atas bukan datang dari perusahaan pencari kerja, dengan kata lain tidak untuk membuka lowongan. Apa yang disebutkan hanya gambaran besar untuk menegaskan bahwa profesi tersebut tidak main-main sebab peranannya akan sangat menentukan perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab mengenai keuangan perusahaan adalah tantangan besar karena semua pihak bertumpu pada laporan keuangan. Bukan hanya pembelian inventori perusahaan yang terkena dampak, namun juga kesejahteraan seluruh karyawan di dalamnya.
Seorang staf AR Financing berdedikasi tinggi dalam memperlihatkan kondisi perusahaan seperti apa. Tanggung jawab yang diembannya mampu mempengaruhi keputusan orang-orang dalam perusahaan untuk bertindak dalam setiap pengambilan keputusan.
Baca juga: P2P Lending di Indonesia Harus Memenuhi Syarat Berikut
Masih dalam ruang lingkup AR Financing, dikenal istilah AR turnover ratio, dimana tindakan tersebut adalah suatu tindakan yang memperlihatkan berapa lama jangka waktu pelunasan oleh debitur. Contohnya, perhitungan piutang dagang ini dapat diibaratkan seperti berikut ini:
Piutang perusahaan A di awal tahun mencapai Rp20.000.000, kemudian di akhir tahun sisanya tinggal Rp5.000.000. Sementara itu total penjualan nett yang dihasilkan selama satu tahun penuh mencapai Rp90.000.000. Langkah pertama adalah menghitung piutang usaha.
Bagaimana caranya? yaitu dengan menjumlahkan piutang awal dan akhir kemudian dibagi dua. Artinya Rp20.000.000 + Rp5.000.000 = Rp25.000.000/2 menghasilkan nilai Rp12.500.000. Hasil ini disebut sebagai rata-rata piutang.
Langkah selanjutnya adalah mendapatkan nilai AR turnover ratio dengan cara mengurangi jumlah laba bersih dengan rata-rata piutang, menghasilkan angka 7,2. Dalam catatan AR Financing, semakin tinggi rasio maka semakin bagus perputaran pembayaran piutangnya.
Ilustrasi di atas hanya berupa contoh, tentu di lapangan akan ditemukan berbagai perputaran yang lebih baik kondisinya. Anda hanya dapat menjadikannya sebagai referensi untuk perhitungan, bukan dijadikan sebagai indikator nilai keberhasilan suatu perusahaan.
Kita coba ilustrasikan lagi contoh sederhana dari definisi AR, misalkan seorang ingin membeli perhiasan senilai Rp3.000.000, namun belum memiliki uang tersebut untuk melunasinya. Pihak penjual bisa menagihkan uang dalam jangka waktu 30 hari atau bisa lebih dan kurang.
Nantinya ketika pembeli melunasi utang maka laporan akan masuk ke bagian penjualan dalam laporan keuangan perusahaan. Lantas bagaimana jika sudah masuk tenggat waktu, piutang belum juga dilunasi oleh pembeli?
Perusahaan akan mengontak agen penagih utang untuk mendapatkan haknya dari pembeli tersebut. Perusahaan tetap memiliki uang tersebut karena status piutang dagang atau AR Financing berbeda dari pembelian, dimana ada perpindahan hak milik.