03 Mar 2021
Pembiayaan piutang atau receivable financing adalah tindakan meminjamkan uang dengan jaminan invoice piutang yang belum lunas. Berbeda dengan anjak yang memutuskan untuk membeli, dalam hal ini bukan melakukan pembelian, namun meminjamkan sejumlah dana.
Piutang sendiri merupakan hak seorang yang meminjamkan uang dan memiliki wewenang untuk menagih utang tersebut. Dalam istilah ekonomi pada umumnya disebut sebagai kreditur, sementara pihak pemilik utang adalah debitur.
Baca juga: Memahami Istilah AR Financing dan Account Payable
Ketika mengajukan receivable financing, biasanya terdapat beberapa dokumen pendukung, seperti surat perintah kerja, surat kontrak, dan juga surat daftar belanja atau purchase order. Ketiganya bisa dipilih salah satu saja untuk menjadi syarat pengajuan pinjaman online.
Untuk persyaratan berupa surat kontrak ada beberapa hal harus dipenuhi, diantaranya:
Pengajuan receivable financing memuat persyaratan berbeda-beda dari setiap tempat, list di atas hanya menjadi referensi saja. Anda bisa lebih detail mencari informasi dari pihak terkait apabila sudah menemukan tempat terbaik untuk meminjam uang dengan piutang.
Modal Rakyat adalah peer to peer lending yang menyediakan sarana bagi pemilik modal dan peminjam untuk berkumpul. Keduanya bisa saling riset dan mempertimbangkan sebelum menjalin kerja sama. Tidak ada batasan ruang maupun jarak untuk melakukan pinjaman.
Saat ini pengajuan receivable financing sudah sangat mudah karena terintegrasi dengan sistem daring. Selain itu Anda juga dapat memanfaatkan mobile phone, seperti iOS maupun android untuk melakukan transaksi dari awal, mulai persiapan hingga menerima pencairan.
Pengajuan pinjaman seperti ini bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan mau membuka diri untuk mengikuti perkembangan zaman. Selain itu harus mampu terus belajar supaya perbekalan diri terhadap situasi terkait tidak mengarahkan pada arah yang salah atau tersesat.
Tindakan receivable financing ini bisa dilakukan atas dukungan perusahaan anjak piutang atau perusahaan factoring yang mau melakukan pembelian piutang. Dengan menjaminkan invoice atau faktur, arus kas suatu bisnis dapat diselamatkan dari ancaman kekurangan dana.
Sebut saja pihak yang menerima jaminan piutang ini sebagai perantara pembiayaan. Dimana mereka akan melakukan pertimbangan matang sebelum mengabulkan permohonan tersebut. Sederhananya praktik perantara pembiayaan ini diilustrasikan melalui contoh:
Perusahaan A adalah supplier bahan pokok makanan, maksudnya bahan mentah. Kemudian perusahaan B bergerak di bidang olahan makanan. Suatu hari perusahaan B ini melakukan pemesanan kepada A sejumlah tertentu dengan biaya tagihan sebut saja Rp50.000.000.
Sementara itu, B baru memiliki uang senilai Rp10.000.000 dan akan melunasi sisanya dalam kurun waktu 5 bulan ke depan. Tindakan keduanya menimbulkan receivable financing dimana kedua perusahaan menyepakati kerja sama dan saling menanggung resiko.
Dalam hal ini, perusahaan A tidak mungkin kehilangan waktu produksi karena keterbatasan dana sebab B menghutang. Untuk menyiasatinya maka diajukanlah faktur belum terbayar sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari perusahaan anjak piutang atau factoring.
Untuk mengabulkan permohonan dari A, sebut saja C sebagai penyedia jasa keuangan atau factoring. C ini akan mempertimbangkan setidaknya dua hal, yaitu layak tidaknya kredit yang dilakukan A kepada B dan selama apa hubungan A serta B dalam dunia komersial.
Dengan demikian, perusahaan A tidak perlu menunggu B melunasi hutang karena dana sokongan sudah didapatkan dari C. Pengajuan receivable financing merupakan solusi untuk mempermudah keadaan dan meningkatkan produktivitas perusahaan A maupun B.
Baca juga: Kelebihan Receivable Financing dan Kendalanya
Struktur receivable financing atau pembiayaan piutang secara keseluruhan menyangkut beberapa hal berikut ini:
Penjualan aset dalam hal ini maksudnya menjual piutang kepada factoring untuk mendapatkan suntikan dana tambahan. Nantinya dalam neraca, posisi piutang akan tergantikan oleh dana atau modal yang bisa lebih mengembangkan usaha Anda.
Prosedur penjualan aset untuk memperoleh receivable financing ini tidak jauh berbeda dengan prosedur di bank. Hanya saja lebih memberi fleksibilitas dan tidak begitu membebani pemohon dengan syarat-syarat krusial yang terkesan sulit dipatuhi.
Hal lain yang bisa dicoba untuk mengajukan receivable financing adalah dengan menjaminkan piutang. Dalam hal ini berarti Anda tidak akan kehilangan piutang, namun tetap memiliki kewajiban untuk melunasi sejumlah pinjaman berikut nilai bunganya.
Tugas dan tanggung jawab pemberi receivable financing bisa digunakan sebagai penagih utang atau dalam kata lain membantu pemilik piutang untuk memperoleh haknya. Tindakan seperti ini tentu memberi keuntungan bagi pemohon pinjaman karena sedikitnya dapat terbantu.
Diantara struktur pengajuan pinjaman di atas, Anda dapat menentukan salah satunya setelah melakukan pertimbangan secara matang. Pastinya ketika disepakati pelunasan bertempo dari A ke B, keduanya sudah memahami situasi satu sama lain.
Adapun tindakan dari B ke C karena situasi saling membutuhkan dan keduanya akan mendapat keuntungan. Pencairan receivable financing berpotensi untuk membuat arus kas perusahaan pemohon lancar.