Bisnis

Finansial

Biaya Implisit: Pengertian, Contoh, dan Cara Hitungnya

Pretty Angelia Wuisan-

26 Apr 2022

Biaya Implisit: Pengertian, Contoh, dan Cara Hitungnya

Biaya implisit adalah salah satu biaya yang perlu diperhitungan pada suatu bisnis usaha. Biaya ini cukup unik karena dianggap penting bagi perusahaan, walaupun tidak dapat memancing pendapatan dari pihak lain.

Anda yang berniat berbisnis, wajib memahami jenis biaya ini agar bisa memanfaatkannya secara maksimal.


Baca juga: Harga Perolehan adalah Biaya Aktiva Tetap, ini Penjelasannya


Apa yang Dimaksud dengan Biaya Implisit?

Biaya implisit adalah biaya yang dialami oleh sebuah bisnis akibat dari pemanfaatan aset, tapi sulit dibuktikan keberadaannya karena tidak terjadi pertukaran transaksi dengan pihak lain.

Biaya ini disebut juga sebagai biaya peluang atau biaya tidak nyata. Hal itu pun membuatnya tidak dicatat dalam laporan keuangan. Atau jika ada perusahaan yang mencatatnya, dilakukan di laporan keuangan yang berbeda.

Alasannya karena biaya ini tidak kelihatan alias tidak ada bukti transaksi, walaupun sebenarnya ada karena beberapa jenis biaya tersebut bisa dihitung. Namun, perhitungan itu hanya sebagai gambaran bukan perhitungan yang benar-benar bulat.

Biaya ini hadir pada perusahaan yang memanfaatkan aset miliknya secara optimal untuk kepentingan perusahaan itu sendiri. Namun, memiliki potensi lainnya, sehingga menghadirkan pilihan tersendiri untuk perusahaan.


Apa Saja yang Termasuk Biaya Implisit?

Biaya implisit dan contohnya yang mudah bisa ditemukan adalah berikut ini.

  • Biaya penyusutan fungsi mesin yang telah digunakan sejak lama
  • Biaya penyusutan bangunan yang sudah lama tidak direnovasi
  • Biaya peluang atau opportunity cost
  • Biaya yang dikeluarkan untuk training karyawan
  • Pemilik usaha yang menjalankan bisnis seorang diri

1. Biaya penyusutan fungsi mesin yang telah digunakan sejak lama

Ketika Anda membeli mesin baru untuk memproduksi barang, mesin itu pasti bisa berfungsi dengan sempurna.

Namun, kemampuan mesin lama-kelamaan akan berkurang karena sudah terlalu sering digunakan hingga bertahun-tahun. Hasil dari pemakaian juga pasti ada berkurang. Misalnya, kalau dulu sehari bisa memproduksi 50 barang sehari dengan mesin itu, sekarang hanya mampu 30 barang sehari.

Kemampuannya tidak akan sebagus dulu, dan akhirnya perusahaan pun memiliki biaya penyusutan.

2. Biaya penyusutan bangunan yang sudah lama tidak direnovasi

Bangunan juga menjadi salah satu aset yang bisa mengalami penyusutan fungsi. Hal itu karena bangunan yang sudah lama ditempati bisa mengalami kerusakan karena berbagai faktor.

Agar fungsinya kembali seperti semula, perusahaan perlu melakukan perbaikan dan itu perlu biaya tersendiri.

3. Biaya peluang atau opportunity cost

Biaya peluang ini adalah biaya yang perlu diperhitungkan oleh perusahaan. Misalnya, perusahaan baru membeli mobil yang digunakan untuk mengantarkan karyawan.

Jika perusahaan menyewakan mobil itu, bisa memperoleh pendapatan Rp300 ribu per hari. Biaya peluang yang hilang adalah Rp300 ribu per hari itu.

4. Biaya yang dikeluarkan untuk training karyawan

Ketika Anda memutuskan untuk memberikan karyawan training, Anda juga memiliki biaya implisit yang dikeluarkan, yaitu output yang tidak bisa dibuat selama karyawan tersebut melakukan pelatihan. 

Namun, Anda tentu akan tetap mengirimkan karyawan training karena berharap dengan pelatihan itu kemampuan karyawan akan bisa bertambah dan bermanfaat. Hanya saja memang ada waktu yang dikorbankan untuk hal ini.

5. Pemilik usaha yang menjalankan bisnis seorang diri

Contoh lainnya dari biaya ini adalah ketika pemilik usaha berusaha menjalankan bisnis seorang diri karena merasa mampu dan tidak akan keluar biaya eksplisit. Hal ini ini bisa saja benar, tapi tidak sepenuhnya menjadikan usaha orang ini berjalan dengan baik.

Pelaku usaha ini sebenarnya tidak terlalu memahami apa yang dikerjakannya, sehingga harus belajar dulu dan sering membuat kesalahan. Pekerjaan itu pun jadi tersendat dan tidak efisien.

Lain hal jika pelaku usaha itu mempekerjakan orang yang lebih ahli. Memang ada biaya yang harus dipersiapkannya, tapi kesalahan bisa dikurangi dan waktu pengerjaan tentu akan cepat selesai.


Apa Perbedaan Biaya Implisit dan Eksplisit?

Tadi sudah disebutkan bahwa biaya jenis implisit adalah biaya yang tidak terlihat dari pemanfaatan aset perusahaan dan biasanya tidak dicatat. Sedangkan biaya eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk kebutuhan operasional mereka.

Biaya eksplisit memberikan pemasukan untuk perusahaan karena ada timbal baliknya dari transaksi yang dilakukan dengan pihak lain. Contoh dari biaya eksplisit adalah biaya untuk menggaji karyawan yang dikeluarkan setiap bulannya.

Persamaan biaya eksplisit dan implisit adalah sama-sama hadir di bisnis apa saja. Walaupun sekilas tampak tidak penting, perusahaan yang memperhitungkan biaya implisit biasanya akan mampu memutuskan hal tepat terkait bisnis sesuai dengan kebutuhannya.


Cara Menghitung Biaya Implisit

Perhitungan biaya ini memang tidak semudah bisnis eksplisit yang punya bukti transaksi dan nominal nyata. Namun, untuk jenis tertentu, Anda bisa melakukan perhitungan.

Misalnya, perusahaan ZAD memiliki gedung yang dijadikan untuk kegiatan operasional mereka selama bertahun-tahun.

Perusahaan memilih tidak menyewakannya karena mereka belum memiliki aset gedung lain yang bisa dipakai untuk produksi.

Dari kegiatan operasional itu, perusahaan ZAD bisa mendapatkan laba bersih sebesar Rp500 juta rupiah untuk setiap bulan. 

Sedangkan jika kita berandai-andai, ketika perusahaan ZAD menyewakan gedung itu, perusahaan ternyata bisa memperoleh pendapatan Rp50 juta per bulan.

Biaya implisit yang dikeluarkan perusahaan adalah Rp500 juta - Rp50 juta = Rp450 juta. Biaya ini tidak memiliki pendapatan, sehingga biasanya tidak akan dicatat oleh akuntan perusahaan.

Namun, karena perusahaan ZAD tidak menyewakan gedung itu, perusahaan itu kehilangan potensi pendapatan Rp50 juta per bulan.


Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan pada Biaya Perusahaan

Biaya eksplisit dan implisit adalah biaya yang akan berpengaruh terhadap segala keputusan menyangkut bisnis suatu perusahaan. Untuk itu, Anda perlu memperhatikan hal-hal berikut ini agar bisa memanfaatkannya secara maksimal.

  • Perhatikan biaya akuntansi yang akan dikeluarkan perusahaan dalam menyediakan laporan keuangan. Hal ini berlaku juga untuk mengurus pajak perusahaan.
  • Bedakan biaya marginal dan biaya tambahan. Biaya marginal biasanya terjadi karena ada permintaan tambahan untuk output produksi. Hal itu pun harus dipikirkan saat menentukan harga jual yang sesuai pada pemesan.
  • Perusahaan perlu memasukkan biaya peluang di setiap input perusahaan. Alasannya karena perusahaan biasanya akan kesulitan menahan input yang disewa ketika harga sewa input lebih rendah dibandingkan harga yang diberikan perusahaan lain.


Baca juga: Biaya Overhead adalah: Fungsi dan Contohnya


Kesimpulan

Itu dia penjelasan mengenai biaya implisit untuk Anda pahami. Biaya ini mungkin agak sulit untuk dihitung, tapi jika Anda memperhitungkannya dengan baik, akan bermanfaat juga dalam kelancaran bisnis Anda terutama yang terkait dengan peluang.


Memanfaatkan Pinjaman Produktif Modal Rakyat untuk Mengembangkan Usaha

Pelaku UMKM yang bercita-cita menjadikan bisnisnya berkembang, bisa mengandalkan pinjaman dari Modal Rakyat.

Anda akan mudah mendapatkan pendana yang tertarik untuk meminjamkan modal pada Anda. 

Jumlah modal yang bisa Anda ajukan di Modal Rakyat adalah Rp500 ribu sampai yang terbanyak Rp2 miliar. Bunga yang dibebankan pun kompetitif.

Modal Rakyat termasuk P2P lending berpredikat legal OJK, jadi aman sebagai platform pinjam-meminjam.



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru