18 Jun 2021
Dalam bisnis, Anda akan mengeluarkan sejumlah uang untuk proses produksi usaha Anda. Proses produksi tersebut bisa berjalan karena ada sokongan dari kegiatan di luar produksi yang memerlukan biaya juga. Biaya overhead adalah biaya yang harus Anda persiapkan untuk di luar produksi itu.
Walaupun berbeda dengan biaya produksi, biaya overhead juga memengaruhi kelancaran bisnis Anda. Untuk itu Anda tidak bisa mengabaikan ketersediaan biaya ini karena akibatnya bisa fatal jika biayanya kurang dari yang seharusnya Anda keluarkan. Di sini akan dijelaskan lebih jauh mengenai biaya overhead.
Baca juga: Peran Anjak Piutang dan Pembiayaan Piutang untuk Wirausaha
Biaya overhead adalah biaya yang berbeda dari biaya dalam produksi atau bisnis yang harus senantiasa dipersiapkan oleh perusahaan.
Ilustrasinya adalah seperti ini. Modal yang Anda siapkan, akan disalurkan menjadi biaya-biaya penunjang yang membuat bisnis Anda terus berjalan. Misalnya, biaya operasional, biaya overhead, dan jenis biaya lainnya. Biaya overhead adalah biaya yang sama pentingnya dengan biaya operasional. Intinya kedua biaya tersebut akan saling melengkapi.
Biaya ini berkaitan dengan biaya asuransi yang Anda keluarkan untuk karyawan, pajak usaha yang harus dibayar dengan rutin, biaya untuk sewa tempat perusahaan, biaya alat-alat kebutuhan karyawan, sampai ke biaya darurat pun termasuk ke dalamnya.
Biaya darurat biasa digunakan untuk keadaan darurat, misalnya biaya untuk memperbaiki mesin produksi yang tiba-tiba saja rusak.
Dalam akuntansi, biaya ini juga akan menjadi komponen laporan keuangan yang harus tersedia. Justru akan aneh kalau tidak tersedia karena perusahaan juga tidak akan bisa berjalan tanpa kehadiran biaya ini.
Biaya overhead memiliki banyak fungsi untuk perusahaan. Seperti inilah fungsi-fungsinya.
Biaya overhead akan memengaruhi harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan. Apabila biaya operasional saja yang dihitung untuk menentukan harga jual, maka perusahaan bisa saja mengalami kerugian karena perhitungan itu jelas tidak tepat.
Untuk menghitung secara akurat, biaya overhead perlu dicari tahu secara terpisah. Tidak disatukan dengan biaya operasional karena memang fungsinya yang berbeda.
Dalam berbisnis, biaya darurat itu harus selalu dipersiapkan karena Anda tidak akan tahu ke depannya akan ada kejadian seperti apa. Biaya ini nantinya dihitung ketika sudah digunakan, jadi akan jelas biaya darurat itu digunakan untuk keperluan apa saja. Disesuaikan dengan keperluan perusahaan.
Laporan keuangan yang bagus adalah laporan keuangan yang mampu menjabarkan keseluruhan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan ditambah dengan aset, modal, utang, dan yang lainnya. Rincian biaya ini akan membantu perusahaan mencatat dengan lebih mendetail.
Inti dari biaya adalah semua uang yang dikeluarkan perusahaan. Semua biaya yang tercatat akan menjadi bahan evaluasi dan diawasi oleh perusahaan. Apakah pengeluaran yang dilakukannya itu sudah sesuai atau malah terlalu tinggi sehingga perlu dikurangi lagi.
Jenis biaya yang termasuk biaya ini dibedakan sesuai dengan fungsinya. Seperti inilah jenis biaya overhead yang biasa ada pada laporan keuangan.
Merupakan jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam jumlah yang sama di waktu tertentu atau biaya yang selalu dikeluarkan per bulannya. Contoh dari biaya ini adalah gaji untuk karyawan, pajak usaha, asuransi yang dikeluarkan perusahaan untuk karyawan, dan biaya sewa apabila perusahaan menyewa tempat.
Merupakan jenis biaya yang rutin dikeluarkan oleh perusahaan, tapi jumlahnya bisa naik dan turun, dan bisa jadi biayanya harus dikeluarkan tanpa jadwal yang jelas. Contohnya adalah tagihan telepon, tagihan listrik, biaya penyediaan ATK untuk karyawan, dan lain sebagainya.
Merupakan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan yang harganya bisa berubah-ubah, tergantung dari kebutuhan perusahaan dalam waktu tertentu. Intinya biaya ini tidak selalu dikeluarkan oleh perusahaan, tapi tetap harus dihitung.
Contoh dari biaya ini adalah biaya untuk karyawan yang lembur, biaya untuk mengganti perlengkapan operasional yang misalnya dicuri, dan biaya untuk melakukan promosi perusahaan.
Baca juga: Pentingnya Ambil Pinjaman Usaha untuk Kembangkan Bisnis
Cara menghitungnya membutuhkan tahapan-tahapan yang perlu Anda lakukan dengan rapi. Seperti ini tahapan untuk menghitungnya.
Anda perlu tahu bahwa overhead termasuk dalam daftar biaya tidak langsung. Anda bisa langsung memisahkannya dari biaya langsung yang dikenal juga sebagai biaya operasional. Lalu, Anda perlu rinci apa saja biaya overhead yang masuk ke dalam kategori itu hingga semuanya tercatat.
Agar lebih efektif, Anda bisa mengelompokkan lagi biaya overhead-nya dengan beberapa jenis biaya seperti biaya tenaga kerja di luar karyawan tetap, biaya pemeliharaan perusahaan, dan biaya bahan tambahan.
Untuk menyimpulkan total biaya overhead di waktu tertentu. Anda bisa mencari tahu dengan menghitung persentasenya. Inilah rumus yang digunakan:
(Total Biaya Tidak Langsung / Total Biaya Langsung) x 100
Setelah dihitung, misalnya didapatkan hasil persentase overhead-nya adalah 30%. Berarti biaya overhead-nya berjumlah 30% dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Efisiensi ini dikaitkan dengan sumber daya manusia yang dipekerjakan oleh perusahaan. Lalu, bisa dihitung setelah total biaya overhead berhasil diketahui. Seperti inilah rumus yang bisa digunakan:
(Total Biaya Overhead / Upah Tenaga Kerja) x 100%
Anda pelaku UMKM bisa membuat bisnis Anda jadi lebih besar dengan mengajukan pinjaman modal di P2P Lending Modal Rakyat. Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan investor yang bersedia menyalurkan dana untuk Anda. Anda dapat melakukan pengajuan pinjaman sebesar Rp500 ribu hingga Rp2 miliar.
Jangan khawatir soal bunga karena akan disesuaikan dengan risiko usaha Anda. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa melalui online. Modal Rakyat juga sudah memperoleh izin dari OJK, jadi aman dan terpercaya. Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke halaman berikut ini.