Bisnis

Bisnis B2B Adalah: Pengertian, Karakteristik, dan Contoh

Amry Nur Hidayat-

02 Aug 2022

Bisnis B2B Adalah: Pengertian, Karakteristik, dan Contoh

Bisnis B2B adalah bentuk transaksi yang umumnya dilakukan produsen sebelum menghasilkan barang jadi untuk konsumen. Bentuk transaksi ini dilakukan karena umumnya sebuah produsen tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri yang kompleks. Oleh karena itu, dilakukanlah kerjasama dengan produsen lain dalam bentuk B2B. 


Apa itu B2B dan Contohnya?

Business to business atau lebih dikenal dengan singkatan B2B adalah istilah untuk menyebut transaksi antara satu entitas bisnis dengan entitas bisnis yang lain. Model ini umumnya dilakukan oleh produsen, retailer, distributor, dan dropshipper. Intinya, tidak ada konsumen yang terlibat dalam model ini. 

Transaksi dalam B2B berbeda dengan penjualan produk dari entitas bisnis ke konsumen, atau yang disebut B2C. Dalam B2B, suatu perusahaan atau pelaku bisnis akan menjual produk ke perusahaan lain  untuk diolah dan menjadi bisnis lain. Oleh sebab itu, produk yang dijadikan objek transaksi umumnya adalah bahan mentah atau jasa perakitan.  

Meskipun begitu, sebuah perusahaan B2B bisa saja melakukan transaksi B2C. Misalnya, sebuah perusahaan yang menjual ban sepeda dapat bekerja sama dengan produsen sepeda dan dapat pula menjual langsung produk ban sepeda kepada konsumen sebagai sparepart. 

Ada banyak contoh bisnis B2B yang dilakukan oleh satu entitas bisnis dengan entitas bisnis lain. Produk yang mereka perdagangkan sangat dekat dengan kebutuhan masyarakat, misalnya adalah sebagai berikut: 

1. Bidang otomotif adalah salah satu sektor yang melibatkan banyak transaksi B2B. Sebuah produsen yang menjual unit mobil lengkap umumnya tidak memproduksi bagian-bagiannya secara langsung. Di belakang merek mobil tersebut terdapat produsen ban, lampu, kaca, baterai, dan lainnya. 

2. Bidang teknologi, terutama gadget, juga menjadi sektor yang banyak melibatkan berbagai produsen. Dalam sebuah produk smartphone kecil terdapat produsen layar, kamera, baterai, chipset, hingga software yang bertransaksi B2B. 

3. Bidang fashion menjadi ranah bisnis yang melibatkan transaksi B2B secara unik. Disebut unik karena beberapa produsen yang dulunya melakukan transaksi B2B lalu juga melakukan B2B setelahnya. Beberapa merek besar produsen fashion kini tidak hanya menjual produk jadi, tetapi juga bahan baku untuk diolah lebih lanjut oleh produsen lainnya. 


Baca Juga: 10 Jenis Bisnis Kreatif di Era Digital yang Bisa Kamu Coba


Apa itu B2C dan Contohnya?

Berbeda dengan B2B, B2C atau business-to-customer adalah bentuk transaksi yang terjadi antara produsen, distributor, pengecer, atau sejenisnya dengan konsumen secara langsung. Dengan arti lain, transaksi dalam B2C melibatkan produsen atau penyalur dengan end user atau pengguna akhir. 

Bentuk transaksi ini telah terjadi relatif lebih dulu dan telah ada di hampir seluruh sektor bisnis. Umumnya, transaksi model B2C memang ada pada bisnis kecil yang melakukan perdagangan secara fisik. Namun, tidak sedikit juga bisnis B2C yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga menjadi bisnis kreatif era digital yang menjanjikan.  

Karena masyarakat adalah end user, maka akan lebih mudah untuk menemui bentuk-bentuk dari B2C. Beberapa model B2C yang paling sering dijumpai dalam aktivitas sehari-hari adalah:

1. Bidang kuliner adalah sektor yang paling banyak melibatkan model B2C. Sebuah rumah makan umumnya akan menjual produknya langsung kepada konsumen, meskipun juga akan melakukan B2B di bagian dapur.  

2. Bidang jasa juga menjadi sektor yang umumnya langsung menyasar end user. Jasa perbaikan kendaraan, pembuatan bangunan, hingga jasa pekerjaan domestik dilakukan produsen langsung kepada konsumen. Namun, contoh tersebut tidak berlaku untuk aplikasi penyalur tenaga kerja. 

3. Produk furniture adalah bisnis menengah ke atas yang juga umumnya menawarkan langsung kepada konsumen, seperti penjualan meja, lemari, sofa, dan lainnya. Beberapa produsen menggunakan tenaga marketing untuk mendapatkan pelanggan, tetapi itu masih terhitung dalam model B2C selama tenaga kerja marketing yang terlibat adalah bagian dari struktur usaha sang produsen. 

4. Berbagai bentuk UMKM, seperti toko kelontong, warung atau gerobakan makanan ringan, dan sejenisnya adalah usaha yang umum menggunakan transaksi B2C. Untuk melakukan penjualan, para pengusaha UMKM akan menghadapi customer secara langsung. 

Meskipun begitu, di balik usaha tersebut juga dilakukan B2B dengan berbagai produsen seperti produsen tepung, produsen plastik, dan bahkan pemodal. Pemodal adalah penyedia dana yang membantu para pengusaha UMKM untuk melanjutkan dan mengembangkan usahanya. 

Masyarakat umum, termasuk Anda, dapat menjadi pemodal untuk mendukung pelaku UMKM untuk memajukan bisnisnya. Caranya adalah dengan menjadi pendana di Modal Rakyat

Tidak hanya sekedar meminjamkan dana yang akan dikembalikan dalam jangka waktu tertentu, Anda juga berkesempatan untuk memperoleh imbal untung. Di Modal Rakyat yang telah terawasi OJK, pendana akan memperoleh keuntungan 18% per tahun dengan asuransi dana mencapai 95%. 

Dengan keuntungan tersebut, pendanaan di Modal Rakyat menjadi salah satu alternatif pengelolaan uang yang patut dipilih. Selain aman, keuntungannya pun cukup besar. Apalagi, hal tersebut tidak memerlukan peran yang aktif dari pemilik modal. 


Baca Juga: Pengertian Industri Jasa Keuangan, Jenis, dan Contohnya


Apa Saja yang Menjadi Karakteristik B2B?

Karakteristik utama transaksi B2B terletak pada pasarnya, yaitu mencari pelanggan yang berbentuk produsen. Selain itu, ada berbagai karakteristik B2B yang membuatnya berbeda dengan model bisnis lain. Hal-hal yang menjadi ciri business to business adalah sebagai berikut: 

  1. Perjanjian kerjasama atau jangka waktu perdagangan dalam model B2B umumnya terjadi di dalam hitungan masa yang cukup lama. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan rantai pasokan dan menjaga keberlangsungan produksi. Sebuah produsen makanan jadi akan mempertahankan bekerja sama dengan perusahaan penyedia bahan mentah untuk menjaga kualitas dan karakteristik produknya.
  2. Transaksi dan metode bisnis yang digunakan oleh perusahaan B2B umumnya cukup kompleks. Skema pembayaran, penetapan harga, dan hal-hal lain dapat disepakati dengan cara yang tidak biasa. Misalnya, pembayaran dilakukan setelah pengiriman dua kali bahan baku atau harga bahan baku akan dipotong beberapa persen setelah kerja sama terjadi mencapai waktu tertentu. 
  3. Dilihat dari variabilitasnya, kerjasama B2B umumnya terjadi dalam waktu yang lama, bisa puluhan tahun. Selain itu, produk yang diperdagangkan memiliki kuantitas yang lebih banyak ketimbang B2C, sesuai dengan skala produksi perusahaan. Variabel lain yang menjadi karakteristik B2B adalah jarak transaksi yang luas tidak terbatas negara. 
  4. Antar perusahaan atau pelaku bisnis yang melakukan kerjasama B2B umumnya sudah saling mengetahui profil masing-masing. Hal itu terjadi karena kedekatan atau pengalaman kerjasama yang sudah terjalin lama. Inilah yang membuat B2B lebih mirip kerjasama ketimbang perdagangan.
  5. Negosiasi dalam transaksi B2B lazimnya dilakukan di awal. Hal ini memuat juga kesepakatan tentang kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam proses bisnis. Dengan begitu, sebuah perusahaan juga ikut peduli pada keberlangsungan perusahaan lain yang bertransaksi B2B dengannya. 


Artikel Terkait
image image
Artikel Baru