06 Sep 2022
Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi kripto, terlebih dahulu Anda harus belajar crypto secara mendalam. Hal tersebut untuk memberi pertimbangan apakah Anda akan berinvestasi melalui pembelian aset kripto atau menambang kripto.
Penambang Kripto adalah istilah untuk menyebut suatu pihak yang melakukan cara tertentu untuk mendapatkan uang kripto. Meskipun dinamakan “penambang”, tetapi istilah “penambang kripto” sama sekali tidak identik dengan “menggali”. Istilah “penambang kripto” justru identik dengan pencatatan menggunakan komputer.
Menambang kripto berarti mencatat semua karakter, transaksi, dan pergerakan-pergerakan tertentu dari setiap mata uang kripto. Misalnya, ketika ada seorang pemilik satu koin Bitcoin menjual kepada orang lain, maka pencatatan akan dilakukan oleh semua penambang kripto. Karena dicatat oleh banyak penambang kripto, maka manipulasi penjualan Bitcoin tersebut sangat sulit untuk dimanipulasi.
Setiap penambang kripto akan mencatat pergerakan uang kripto menggunakan komputer. Pencatatan tersebut akan menghasilkan upah berupa koin kripto baru yang tidak diambil dari pemilik kripto sebelumnya. Artinya akan ada ada koin kripto baru setiap kali pencatatan dilakukan.
Baca Juga: Cara Analisa Cryptocurrency Secara Fundamental dan Teknikal
Ketika terjadi transaksi kripto, maka setiap transaksi akan dimasukkan ke dalam kategori-kategori yang dinamakan blockchain. Kategori yang paling dikenal saat ini adalah blockchain Bitcoin dan blockchain Ethereum. Nantinya, setiap transaksi uang kripto akan dicatat berdasarkan blockchain-nya masing-masing.
Pencatatan transaksi oleh penambang kripto dilakukan menggunakan software dan hardware tertentu. Bagi Anda yang tertarik menjadi miner, berikut ini adalah peralatan dan langkah untuk menambang kripto.
Seperti komputer biasa yang memproses software, komputer yang digunakan untuk menambang kripto juga harus memiliki CPU (Central Processing Unit). Selain CPU, GPU (Graphics Processing Unit) kini dipilih karena dianggap lebih handal.
Selain hardware yang kerap ditemui seperti CPU dan GPU, ada juga hardware pemrosesan yang dapat digunakan untuk menambang kripto. FPGA (Field Programmable Gate Array) dan ASIC (Application Specific Integrated Circuit) adalah hardware khusus yang mampu digunakan untuk menambang Bitcoin.
Hardware komputer untuk menambang kripto juga diberi operating system, seperti Windows atau Mac. Hal itu supaya nantinya dapat dipasang software penambangan. Dua software yang banyak digunakan untuk menambang kripto adalah CG Miner dan BitMiner yang gratis unduh.
Koin hasil dari penambangan akan disimpan ke dalam e-wallet dan bisa dijadikan aset investasi kripto. Anda dapat memilih e-wallet mana saja, asalkan e-wallet tersebut menyediakan layanan blockchain uang kripto yang Anda tambang. Ada dompet digital yang hanya menyediakan layanan penyimpanan Bitcoin, ada juga yang menyediakan layanan Bitcoin dan Ethereum.
Selain mengunduh software dan menjadi penambang mandiri, Anda juga dapat bergabung dengan kelompok atau mining pool. Jika kelompok tersebut sudah menyediakan hardware dan hanya memungut biaya keanggotaan, maka Anda tidak perlu membeli hardware sendiri sejak awal. Beberapa mining pool yang cukup terkenal adalah seperti Slushpool, pool.BTC, dan kanopool.
Pada dasarnya, penambangan kripto dilakukan dengan mencatat dan memverifikasi transaksi koin kripto. Hal tersebut dilakukan menggunakan berbagai metode. Berikut ini adalah metode-metode yang hingga kini digunakan untuk menjaga otentifikasi koin kripto.
Metode ini memungkinkan penambang dapat melakukan crypto mining tanpa menggunakan hardware yang sekuat metode lain. Hal tersebut karena penambang menggunakan layanan berbasis cloud, seperti genesis mining, hashing24, dan lainnya. Meskipun begitu, metode ini berisiko lebih tinggi.
Metode menambang kripto trading lebih identik dengan operating system Android. Artinya, Anda dapat memanfaatkan aplikasi atau platform yang tersedia di Android, seperti Crypto Miner, Miner Gate, dan lainnya. Jika dibandingkan dengan peralatan komputer canggih, metode ini tentu kalah jauh.
Solo mining berarti menambang dengan cara mandiri. Anda harus menyiapkan hardware dan software sendiri untuk menjalankan penambangan. Metode ini jelas lebih menguntungkan, tetapi juga memerlukan modal yang lebih banyak.
Jika Anda telah membangun peralatan crypto mining sendiri tetapi ingin menjalankannya secara kolektif, Anda dapat bergabung ke pool mining seperti BTV, Kano Pool, dan lainnya. Bergabung dengan pool mining membuat Anda mendapatkan ekosistem kripto yang akan dicatat atau diverifikasi.
Baca Juga: 8 Cryptocurrency Buatan Indonesia yang Beragam dan Unik
Lazimnya, menambang kripto memang menggunakan PC atau laptop. Hal itu dilakukan dengan menyiapkan PC atau laptop yang baik, memasang software penambangan, dan menjalankan proses mining. Agar mining dapat berjalan lancar, perhatikan beberapa hal berikut:
Peralatan tersebut tentu tidak murah. Oleh karena itu, banyak penambang yang terlebih dahulu mengumpulkan modal untuk membeli peralatan yang mahal tetapi efektif ketimbang peralatan murah tetapi kurang efektif. Cara mengumpulkan modal tersebut adalah dengan melakukan pengelolaan dana.
Salah satu alternatif pengelolaan dana yang dapat dipilih adalah pendanaan Modal Rakyat. Dengan menjadi pendana di Modal Rakyat, Anda akan menyumbangkan modal kepada para pelaku UMKM di Indonesia. Nantinya, pendana atau pemodal akan memperoleh bagian keuntungan 18% per tahun.
Sama seperti menambang kripto menggunakan PC atau laptop, menambang kripto melalui smartphone juga dilakukan dengan cara memasang aplikasi dan menjalankan proses penambangan. Spesifikasi smartphone akan bergantung pada persyaratan spesifikasi aplikasi. Berikut ini adalah aplikasi yang populer digunakan untuk menambang kripto:
Mesin penambang Bitcoin lazimnya dihidupkan selama 24 jam dalam seminggu. Dalam 24 jam tersebut, mesin mining dapat berkali-kali melakukan pencatatan dan verifikasi (mining). Untuk menambang satu blok Bitcoin umumnya dibutuhkan waktu selama 10 menit, dengan pengertian satu blok berarti 6,25 Bitcoin.
Koin Bitcoin baru akan tercipta sebagai pembayaran atas pencatatan dan verifikasi oleh para penambang. Namun, hal tersebut akan berhenti ketika jumlah koin yang tersebar mencapai jumlah 21 juta Bitcoin. Diperkirakan penambangan akan menghasilkan koin baru lagi apabila sudah memasuki tahun 2140.