31 Aug 2020
Investasi reksa dana saat ini menjadi tren menabung di kalangan anak muda milenial. Berbagai produk investasi baik syariah maupun non-syariah mulai diminati karena terbilang mudah dan keuntungannya menggiurkan. Investasi semakin hari semakin mudah dilakukan tidak hanya secara konvensional tetapi juga online.
Memiliki tabungan atau investasi berguna untuk kebutuhan jangka panjang. Dengan menyiapkan sejumlah dana tidak perlu khawatir ketika terjadi hal-hal darurat yang berhubungan dengan financial. Tidak dipungkiri kebutuhan hidup dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Akan lebih aman jika memiliki dana cadangan salah satunya berinvestasi.
Hal penarik minat masyarakat dari investasi reksa dana adalah keuntungannya yang lebih tinggi dibanding tabungan bank. Tetapi tak jarang pula masyarakat ragu terhadap transparansi potensi keuntungan investasi. Banyak yang merasa khawatir terhadap penipuan investasi bodong. Maka perlu mengetahui cara perhitungan hasil investasi supaya lebih yakin.
Baca juga: Mengenal Reksa Dana, Investasi yang Pas untuk Milenial
Reksa dana merupakan sebuah penghimpun dana yang diperoleh dari dana masyarakat dan selanjutnya akan diinvestasikan oleh manajer investasi tersebut. Di sini masyarakat berlaku sebagai investor yang menyetorkan sejumlah dananya. Dana tersebut akan digunakan sebagai modal investasi yang akan dikelola oleh manajer investasi reksa dana.
Investor akan menerima laporan perkembangan dana sehingga bisa dipantau potensi keuntungannya. Bagi orang awam yang masih pemula dalam hal investasi bantuan manajer investasi sangat penting dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk memperoleh keuntungan. Lalu keuntungan apa yang didapatkan oleh investor?
Keuntungan yang didapatkan atau imbal hasil reksa dana berupa deviden atau bunga. Berbeda dengan keuntungan menabung di bank di mana bunga ditentukan oleh regulasi Bank sentral. Dividen ditentukan oleh metode perdagangan apakah pasif atau aktif dan respon terhadap pasar.
Ada beberapa jenis imbal hasil dalam investasi yaitu seperti persentase tahunan,imbal hasil internal, imbal hasil jatuh tempo (yield to maturity), imbal hasil pada saat ini (current yield), dan deviden. Investasi reksa dana menggunakan jenis imbalan berbentuk prosentase tahunan.
Imbal hasil reksa dana pendapatan tetap sebesar 5%-10% dalam satu tahun, imbal hasil reksa dana pasar uang sebesar 6%-8%. Imbal hasil reksa dana campuran sebesar 10%-12%, dan imbal hasil reksa dana saham sebesar 10%-20%. Umumnya faktor resiko sebanding dengan keuntungan yang didapat.
Besarnya keuntungan yang akan didapat ketika menempatkan dana bisa diatur sendiri sesuai strategi manajer investasi. Jika menginginkan potensi imbal hasil lebih besar maka bisa menempatkan dana pada investasi jangka panjang. High risk high gain, keuntungan besar memiliki resiko besar.
Bagi investor berpengalaman hal ini lebih menantang. Namun bagi para pemula sangat disarankan menempatkan dana pada investasi yang beresiko kecil meskipun potensi keuntungannya juga kecil. Minimal untuk mengasah pengalaman dalam berinvestasi terutama jika membeli produk secara online.
Memulai investasi reksa dana bisa dimulai dari nominal Rp100 ribu. Lebih mudah dan praktis karena bisa dilakukan secara online.
Perhitungan imbal hasil reksa dana bisa dipelajari secara transparan. Investor tidak perlu khawatir akan resiko kerugian dari dana yang sudah disetor karena selisih keuntungan dan sebagainya. Imbal hasil didapatkan dari jumlah unit dikalikan harga terkini dikurangi jumlah modal.
Contoh: Andi membeli investasi reksa dana sebesar Rp1 juta tanggal 5 januari dari perusahaan ABC. Pada saat pembelian harga unit penyertaan (UP) adalah sebesar Rp992. Jadi pada saat pembelian tersebut Andi mendapat UP sebanyak 1.008 (1 juta:992).
Sedangkan harga NAB (nilai aktiva bersih) tiap unit pada saat itu adalah Rp1.100,48. Jadi imbal hasil reksa dana yang didapat Andi adalah: (992 x 1.100,48) – 1.000.000 = 91.676,16. Untuk bisa mendapatkan keuntungan tinggi bisa disiasati dengan cara membeli ketika harga unit sedang rendah dan menjualnya kembali ketika harganya naik.
Beberapa kesalahan orang dalam melakukan investasi reksa dana diantaranya adalah tidak mengetahui tujuannya. Berinvestasi tidak sekedar menyetorkan sejumlah dana kemudian berharap keuntungan berlipat. Ada berbagai strategi untuk dapat mencapai hasil maksimal tentu disesuaikan tujuannya karena akan berpengaruh terhadap pemilihan produk dan jangka waktu.
Salah menentukan produk investasi, sebagai imbas dari kesalahan menentukan tujuan. Ada berbagai jenis investasi reksa dana yang ditawarkan mulai dari jangka pendek hingga panjang. Masing-masing sudah disesuaikan dengan resiko dan potensi keuntungan. Jangan sampai mengambil produk saham yang resikonya tinggi untuk kebutuhan finansial jangka pendek.
Jika membutuhkan tabungan untuk digunakan jangka pendek seperti biaya traveling atau sekolah bisa mengambil reksa dana pasar uang. Jangka waktunya cukup pendek bisa kurang dari satu tahun dengan resiko rendah namun tetap berpotensi mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan.
Sebaliknya jika menginginkan tabungan di hari tua maka bisa menempatkan dana pada investasi reksa dana saham. Jangka waktunya cukup panjang hingga 5 tahun dengan potensi keuntungan lebih besar. Bahkan reksa dana saham adalah investasi dengan imbal hasil paling besar dibanding produk lainnya.
Mengambil reksa dana saham dalam jangka pendek potensi return atau keuntungannya sangat fluktuatif. Tidak menutup kemungkinan investor justru akan merugi jika menarik dana untuk keperluan jangka pendek. Maka hal pokok sebelum menempatkan dana pada i reksa dana adalah menentukan target dan tujuannya.
Jika masih kurang yakin atau bingung menentukan tujuan dan produk investasi yang akan diambil, silahkan pilih P2P Lending Modal Rakyat. Karena Modal Rakyat mampu memberikan keuntungan melebihi dari investasi reksa dana dari 15 hingga 25% setiap tahun.
Baca juga: Cara Kerja P2P Lending dan Manfaatnya untuk Masyarakat