03 Jun 2022
Perdagangan saham tidak didasarkan pada feeling atau prediksi kosong. Oleh karena itu, Anda harus paham cara menghitung nilai intrinsik saham selain mengetahui nilai aktualnya. Pasalnya, nilai intrinsik saham sangat berguna untuk memprediksi perubahan harga di masa depan.
Nilai intrinsik atau nilai asli sebuah saham adalah perkiraan nilai yang dihitung dari risiko dan pengembaliannya. Nilai intrinsik ini berbeda dengan nilai pasar atau harga saham dan juga book value atau ekuitas.
Dalam nilai intrinsik saham, dipertimbangkan nilai aset yang terlihat seperti ekuitas dan Aset yang tidak terlihat seperti nama besar perusahaan, prospek perkembangan, dan lainnya. Oleh karena itu, nilai intrinsik memang memungkinkan menjadi subyektif. Sederhananya, apabila beberapa investor memberi nilai intrinsik pada suatu saham maka jawabannya akan berbeda.
Bagi calon pembeli saham, nilai intrinsik sebuah saham bisa disebut sebagai nilai yang sebenarnya. Nilai aktual atau nilai yang tercantum dalam laporan, misalnya di sebuah aplikasi perdagangan saham, adalah nilai yang tidak dapat menunjukkan potensi keuntungan. Artinya, nilai intrinsik berfungsi menunjukkan potensi keuntungan investor.
Baca Juga: Bullish dan Bearish dalam Pasar Saham, Investor Wajib Paham!
Menghitung nilai intrinsik saham sangat perlu bagi investor. Hal itu digunakan untuk menentukan harga saham mana yang memiliki diskon paling tinggi dan berpotensi paling menguntungkan. Artinya, mengetahui nilai intrinsik saham berguna untuk analisis fundamental.
Dalam melakukan analisis, akan didapatkan beberapa penilaian terhadap harga saham. beberapa penilaian tersebut adalah:
Apabila dihitung dan nampak bahwa nilai intrinsik lebih rendah ketimbang nilai aktual atau nilai saham yang diumumkan kepada masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham tersebut terlalu tinggi. Tingginya harga saham dapat dimanfaatkan untuk transaksi secara cepat dan beramai-ramai sehingga harganya bisa turun secara cepat pula.
Oleh karena itu, kondisi overvalued tidak menguntungkan dalam investasi jangka panjang. Overvalued mengisyaratkan harga turun di masa depan. Padahal, umumnya saham digunakan sebagai investasi jangka panjang.
Pada dasarnya harga saham memang cenderung volatile dan memiliki risiko yang tinggi sehingga tidak cocok untuk investasi jangka pendek. Hal ini berbeda dengan beberapa instrumen pengelolaan uang seperti peer to peer lending yang bisa lebih cepat membuahkan hasil. Skemanya pun lebih mudah dipahami bagi pengelola uang pemula.
Modal Rakyat adalah salah satu platform peer to peer lending yang memberikan keuntungan bagi pendana hingga 18% per tahun. Risiko yang dihadapi penyumbang modal terbilang aman dengan asuransi modal hingga 95%. Oleh karena itu, instrumen pengelolaan uang ini cocok bagi anak muda atau awam.
Untuk mendapat informasi lebih banyak mengenai pengembangan dana di Modal Rakyat, klik link berikut: pendanaan di Modal Rakyat.
Apabila nilai intrinsik sebuah saham terhitung lebih tinggi ketimbang nilai aktualnya, maka harga saham tersebut cukup rendah dan memiliki fundamental yang bagus. Di masa depan, harga saham dapat diperkirakan akan naik. Karakteristik semacam ini adalah karakteristik yang dipilih untuk investasi jangka panjang.
Nilai intrinsik sebuah saham bisa saja sama dengan nilai aktualnya. Hal tersebut berarti harga pasar sebanding dengan nilai fundamental saham.
Nilai intrinsik saham dapat diketahui menggunakan beberapa cara termudah. Penggunaan beberapa metode ini bersifat relatif bagi setiap perusahaan. Artinya, satu perusahaan dengan perusahaan lain akan menggunakan metode penghitungan yang berbeda dan bisa saja membuat kekeliruan bagi investor.
Oleh sebab itu, ada beberapa poin yang harus diperhatikan sebelum menghitung nilai intrinsik saham. Beberapa hal yang harus dipahami oleh seorang investor sebelum membeli aset adalah:
Model bisnis patut menjadi pertimbangan dalam menentukan cara hitung nilai intrinsik sebuah saham. Misalnya, cara mencari nilai intrinsik saham dengan model bisnis telekomunikasi akan lebih tepat jika menggunakan evaluasi EV/EBITDA. Sementara model bisnis teknologi akan lebih tepat apabila dihitung menggunakan valuasi EV/user.
Setidaknya ada dua jenis valuasi yang kerap digunakan, yaitu valuasi absolut dan relatif. Kalosi Absolute akan mempertimbangkan berbagai faktor yang hubungan dengan fundamental perusahaan saja. sementara itu, tu valuasi absolut akan mempertimbangkan Free Cash Flow (FCF), Discounted Cash Flow (DCF), dan Dividend Discounted Model (DDM).
Mengetahui nilai laba dari sebuah perusahaan yang disampaikan adalah poin penting, minimal Anda tahu apakah laba tersebut bernilai negatif atau positif. Apabila ternyata bernilai negatif, maka nilai intrinsik tidak dapat dihitung menggunakan metode evaluasi yang melibatkan earnings. Hal itu karena nantinya akan ada penghitungan rasio harga saham dan laba per saham.
Baca Juga: Daftar Saham Blue Chip 2022, Layak untuk Anda Beli!
Setelah mengetahui beberapa poin penting di atas, Anda dapat menentukan cara menghitung nilai intrinsik saham menggunakan beberapa rumus yang umum dan mudah. Beberapa rumus tersebut adalah:
Pembagian dividen atau keuntungan perusahaan kepada para pemilik saham dapat digunakan untuk menghitung nilai intrinsik sebuah saham. Untuk menggunakan metode perhitungan ini, Anda harus mengetahui berapa dividen yang dibagikan dalam suatu periode. Beberapa istilah saham yang harus dipahami dalam metode perhitungan ini adalah:
A = Periode pembagian dividen
B = Jumlah dividen
C = Tingkat diskonto bernilai konstan
Rumus perhitungannya adalah: A = [B1/(1+C) + [B2/(1+C) + dst
Contoh: Sebuah perusahaan membagikan dividen dari periode 1-8 sejumlah Rp30, Rp20, Rp23, Rp30, Rp26, Rp28, Rp30, dan Rp34. Diketahui juga tingkat diskontonya bernilai konstan 5%. Berapa nilai intrinsiknya?
A = [B1/(1+C)] + [B2/(1+C)] + dst
= [30/(1+5%)] + [20/(1+5%)] + [23/(1+5%)] + [30/(1+5%)] + [26/(1+5%)] + [28/(1+5%)] + [30/(1+5%)] + [34/(1+5%)]
Maka nilai intrinsik saham tersebut adalah Rp176,89.
Cara menghitung nilai intrinsik saham metode relatif adalah salah satu yang paling mudah. Dalam metode ini, istilah yang harus dipahami adalah:
EPS = Laba per saham berdasarkan laporan tahunan.
PER = Price Earning Ratio
Rumus yang digunakan adalah Nilai Intrinsik = EPS X PER
Contoh: sebuah perusahaan menyebut estimasi laba per lembar sahamnya sebesar Rp225 di tahun depan. Sementara itu, PER mereka diperkirakan sebanyak 12 kali. Maka, cara menghitung nilai intrinsiknya adalah:
Nilai Intrinsik = EPS X PER
= 225x12
= 2.700
Beberapa istilah yang harus dikenali dalam menghitung nilai intrinsik saham menggunakan rumus Benjamin Graham adalah:
V = Nilai intrinsik
EPS = Laba per saham atau earnings per share berdasarkan laporan tahunan.
8.5 = Angka basis P/E
g = Ekspektasi pertumbuhan (dalam persentase)
4.4 = Return investasi risiko kecil atau risk rate free
AAA = Bunga dari instrumen obligasi jangka panjang.
Rumus nilai intrinsiknya dinyatakan menjadi V = EPS x (8.5 + 2g)
Rumah nilai intrinsik saham Benjamin Graham tersebut memiliki modifikasi dengan perhitungan yang lebih detail yaitu: V = EPS x (8,5 + 2G) x ( 4.4/AAA)
Contoh: sebuah saham perusahaan memiliki harga Rp6.700 per lembar. Sementara itu, diketahui nilai EPS 558, perkiraan pertumbuhan 15%, 4.4 berdasar suku bunga BI 6,5%, dan AAA 12%. Maka, nilai intrinsiknya adalah?
V = EPS x (8,5 + 2g) x ( 4.4/AAA)
= 558x (8,5 + 2×15) x (5,75/12)
= 8.092
Jika dibandingkan, harga aktual saham tersebut adalah Rp6.700 sementara nilai intrinsiknya adalah Rp8.092. Maka, statusnya adalah overvalued dan lebih cocok dijadikan investasi jangka pendek.