13 Dec 2021
Investasi saham masih jadi salah satu instrumen investasi yang bisa memberikan keuntungan besar bagi para investor yang memilih berinvestasi di dalamnya. Namun, imbal keuntungan yang menggiurkan itu juga dibarengi dengan risiko tinggi yang tak bisa dianggap sepele. Selain itu, saham juga punya sistem yang cukup rumit sehingga masih ada banyak orang yang belum tertarik membeli saham.
Kalau Anda berniat terjun dalam dunia saham, Anda tidak perlu khawatir. Dengan memahami trik yang tepat, Anda bisa membeli saham dengan aman meski masih pemula. Anda juga bisa mempelajari cara menjual saham secara jitu agar tidak rugi.
Untuk menguasai cara jitu membeli saham, pertama-tama Anda perlu mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli saham. Untuk itu, Anda perlu melakukan dua jenis analisis, yakni analisis teknikal dan analisis fundamental.
Analisis teknikal merupakan analisis saham yang dilakukan terhadap pergerakan saham dalam suatu periode waktu tertentu. Analisis ini berusaha melihat perubahan dan fluktuasi harga saham dalam rentang waktu A ke B, serta mempertimbangkan harga tertinggi dan terndah dalam rentang waktu itu.
Sementara analisis fundamental merujuk pada analisis yang mempertimbangkan kondisi ekonomi serta politik yang mempengaruhi pergerakan saham. Jenis usaha yang sedang ngetren juga bisa menjadi bahan pertimbangan. Untuk melakukan analisis fundamental, Anda bisa melakukannya dengan mengamati laporan keuangan perusahaan dan emiten.
Baca Juga: 30 Istilah Saham yang Perlu Dipahami Investor Pemula
Setelah melakukan analisis saham, Anda bisa mulai membeli saham dengan memperhatikan tiga strategi berikut:
Anda tentu tidak ingin cara membeli saham ini berakhir bodong. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya jangan asal membeli saham yang harganya murah. Lihat juga kualitas perusahaan yang sahamnya ingin Anda beli. Apakah saham perusahaan itu memang layak dibeli karena punya rekam jejak yang bagus atau justru perusahaan itu sedang menuju kebangkrutan?
Anda sebaiknya juga memahami profil perusahaan atau emiten yang sahamnya hendak Anda beli, faktor eksternal dan internal yang bisa mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Global (IHSG), jumlah laba yang akan diterima pemegang saham, likuiditas dari perusahaan itu, tren pasar saat ini, hingga Earning per Share (EPS) Growth.
Cara menjual saham paling sederhana adalah saat harga saham saat ini lebih tinggi dibanding harga saat Anda membelinya. Dengan begitu, sudah dipastikan Anda akan mendapat keuntungan sebesar selisih harga saat menjual dengan saat membeli.
Namun, fluktuasi saham terkadang membuat Anda harus segera mengambil keputusan bukan demi mendapat keuntungan, melainkan demi meminimalisasi kerugian. Biasanya, keputusan ini terpaksa diambil saat harga saham yang Anda punya terus menerus jatuh.
Secara sederhana, istilah cut loss digunakan untuk merujuk pada situasi saat Anda menjual saham dengan harga yang lebih rendah dibanding harga saat membeli saham tersebut. Dengan pengertian itu, sudah pasti Anda sebagai pemilik saham akan mengalami kerugian karena adanya selisih harga beli yang lebih tinggi ketimbang harga jual.
Namun, satu yang perlu diingat, keputusan cut loss diambil bukan semata-mata untuk memastikan kerugian saja. Dalam kerangka yang lebih besar, cut loss bisa menyelamatkan Anda dari kerugian masif karena harga saham yang terus merosot.
Baca Juga: Sistem Saham yang Perlu Dipahami Biar Sukses Raih Cuan
Cut loss sangat penting, terutama bagi seorang trader aktif. Sebagai trader yang aktif melakukan jual beli saham, Anda perlu segera melakukan cut loss ketika melihat bahwa harga saham yang Anda miliki terus merosot.
Keputusan berbeda bisa diambil jika Anda merupakan investor saham yang berfokus pada investasi jangka panjang. Anda bisa saja tidak buru-buru melakukan cut loss dan memilih menunggu harga saham kembali naik (bounce back).
Tetapi, bukan berarti sebagai investor Anda bisa mengabaikan cut loss. Cut loss dari sisi investor perlu diambil jika ada sebuah perubahan fundamental dari perusahaan atau emiten. Anda bisa segera mengambil keputusan cut loss ketika koreksi IHSG memberi dampak buruk bagi perusahaan atau emiten yang sahamnya Anda beli.
Batas cut loss berarti titik yang bisa Anda jadikan acuan untuk menentukan batas bawah ‘kerugian’. Batas cut loss yang biasa digunakan ada dua, yakni harga beli awal dan titik support.
Jika menggunakan harga beli awal sebagai acuan, Anda bisa menentukan besaran cut loss 5-7% dari harga beli. Artinya, Anda bisa melakukan cut loss ketika harga saham yang Anda punya sekarang nilainya menyentuh 5-7% di bawah harga beli awal.
Kekurangannya, batas ini kurang fleksibel karena ada kemungkinan harga saham bisa naik kembali. Oleh sebab itu, beberapa trader dan investor lebih sering menjadikan titik support sebagai batas cut loss.
Titik support adalah rekomendasi dari perusahaan sekuritas tentang saham harian. Jika berpegangan pada titik support, Anda bisa lebih fleksibel dalam mengambil keputusan menjual saham karena mempertimbangkan pergerakan saham per satu hari.
Jangan menyimpan telur Anda dalam satu keranjang yang sama. Itu adalah pepatah lama yang harus selalu dipegang para investor. Saat melakukan investasi, Anda sebaiknya tidak meletakkan uang Anda di satu pos saja. Cobalah untuk mendiversifikasi dana investasi Anda ke berbagai instrumen investasi.
Selain saham, Anda juga bisa berinvestasi melalui platform peer-to-peer (P2P) lending seperti di Modal Rakyat. Cukup dengan modal Rp25.000, Anda sudah bisa jadi pendana yang berpotensi mendapatkan keuntungan mencapai 18% setiap tahun.
Masukkan kode promo BLOG25 saat pertama kali top up supaya bisa mendapat bonus Rp25.000. Cari tahu informasi selengkapnya hanya di Modal Rakyat.