Finansial

Bisnis

Pengertian Divestasi adalah: Metode dan Efeknya

Kabrina Rian Ferdiani-

03 Sep 2021

Pengertian Divestasi adalah: Metode dan Efeknya

Anda mungkin sudah tidak asing mendengar istilah investasi, lantas bagaimana dengan divestasi?

Aktivitas satu ini memang kurang populer jika dibandingkan dengan investasi. Padahal ini merupakan kegiatan yang sangat umum dalam dunia bisnis.

Maka semua pengusaha wajib memahami kebalikan dari investasi ini. Nah, kali ini kami akan membahas tentang aktivitas tersebut, perbedaannya dengan investasi, metode atau cara melakukannya, hingga efek yang timbul jika dilakukan. 


Baca juga: HRIS adalah Sistem untuk Memudahkan Perusahaan, Apa itu?


Mengenal Apa itu Divestasi?

Setiap perusahaan memiliki aset, baik itu berupa uang (finansial) ataupun aset barang. Tiap-tiap aset tentunya memiliki nilai yang mana nilainya bisa berubah dari tahun ke tahun. Perubahan tersebut bisa bertambah atau berkurang.

Maka dari itu, diperlukan aktivitas untuk mengatur aset-aset korporasi secara keseluruhan, salah satunya melalui penanaman modal maupun pelepasan aset. Divestasi adalah aktivitas pelepasan atau pengurangan aset perusahaan.

Aset tersebut bisa berupa barang maupun uang. Jika investasi dilakukan untuk menambah aset, maka ini adalah kebalikannya, yakni mengurangi aset. Misalnya menjual sebagian saham, menjual lini bisnis kepada korporasi lain, dan sebagainya.

Terkadang aktivitas pelepasan aset tersebut dipandang sebagai suatu hal negatif seperti perusahaan mengalami kemunduran dan sebagainya. Akan tetapi, sebenarnya aksi tersebut tidak selalu merugikan bagi pelakunya. 

Justru terkadang suatu korporasi melepaskan sebagian asetnya untuk meningkatkan keuntungan bisnis. Atau agar lebih fokus pada lini tertentu sehingga dapat melakukan ekspansi. Dengan demikian, kegiatan tersebut bukan berarti indikasi kondisi negatif.


Baca juga: Cara Mendapatkan Logo Halal dan Keuntungannya Bagi Produk


Perbedaan Antara Investasi dan Divestasi

Penanaman modal dan pelepasan aset merupakan dua aksi korporasi yang sangat biasa terjadi di perusahaan manapun. Namun, Anda perlu memahami apa saja perbedaan antara keduanya.

Motivasi Melakukannya

Motivasi untuk melakukan dua kegiatan tersebut tentu saja berbeda. Motivasi badan usaha ketika melakukan investasi tentu saja untuk meningkatkan aset perusahaan. Dengan begitu, korporasi dapat terus berkembang tanpa mengkhawatirkan finansial.

Sedangkan motivasi divestasi berkebalikan dengan investasi, pengurangan aset dilakukan agar perusahaan bisa lebih besar dan kuat pada satu lini terbaiknya. Perusahaan yang mendivestasikan kekayaannya biasanya juga karena ingin mendapat revenue lebih besar.

Cara Melakukannya

Korporasi melakukan investasi dengan berbagai cara seperti membeli sejumlah aset, baik finansial maupun barang. Kekayaan finansial misalnya saham, reksa dana, dan sebagainya. Sedangkan yang berupa barang bisa berupa properti, peralatan, atau lainnya.

Sementara divestasi dilakukan dengan cara menjual kekayaan perusahaan. Selain menjual, bisa juga mengurangi kekayaan dengan metode membentuk unit usaha baru, pelacakan kinerja, atau mengubah divisi menjadi unit baru di luar korporasi.

Dampaknya bagi Perusahaan

Kedua aktivitas tersebut sama-sama memiliki dampak, namun dampak antara satu dengan lainnya berbeda. Ketika menanamkan modal, perusahaan memiliki peluang mendapatkan penghasilan tambahan dari imbal hasil investasi dalam jangka pendek hingga panjang.

Sedangkan ketika perusahaan melepaskan sebagian kekayaannya, dampaknya perusahaan mendapatkan aliran dana segar. Sehingga dapat memperbaiki aliran arus kas serta perusahaan secara keseluruhan. Namun tentu saja harus kehilangan hartanya tersebut.


Baca juga: Memahami Masalah Financial Distress dalam Bisnis


Metode untuk Melakukan Divestasi yang Perlu Diketahui

Korporasi yang berencana mendivestasikan asetnya biasanya akan menentukan satu di antara empat metode yang ada. Apa saja metode untuk melakukan aksi pelepasan aset tersebut? Berikut ini penjelasannya.

Melakukan Penjualan

Penjualan adalah metode paling sering dijumpai dan sangat umum dipilih oleh perusahaan. Aset yang dijual bisa bermacam-macam. Misalnya menjual unit usaha, divisi, hingga kekayaan finansial seperti saham kepada pihak lain.

Metode ini biasanya dilakukan dengan proses transaksi tunai, meskipun tidak selalu demikian. Salah satu alasan korporasi melakukan penjualan sebagian kekayaannya yaitu untuk melindungi perusahaan dari kerugian akibat ketidakberhasilan akuisisi.

Melakukan Spin-Off

Metode divestasi yang kedua yaitu spin-off, dimana suatu divisi perusahaan diubah menjadi satu entitas atau unit bisnis tersendiri. Unit tersebut masih berada di bawah naungan perusahaan induk.

Sementara saham pada unit baru yang terpisah tersebut tetap dipegang oleh para pemilik saham perusahaan induk. Pada metode ini, korporasi tidak memperoleh uang. Karena divisi terpisah tetap berada dalam satu lingkup perusahaan.

Melakukan Carve-Out

Carve-out adalah metode dimana suatu divisi dalam korporasi diubah menjadi satu unit usaha terpisah. Berbeda dari metode spin-off, pada cara carve-out, unit bisnis terpisah itu menjadi bisnis baru di luar perusahaan induk.

Melakukan Tracking Stock

Ini adalah metode dimana korporasi melacak kinerja suatu divisi. Caranya dengan melihat berapa besar dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Melalui jumlah dividen, perusahaan bisa mengetahui kinerja divisi tersebut.


Baca juga: Komunikasi Bisnis: Pengertian, Jenis, dan Tips Menerapkannya


Efek Melakukan Divestasi yang Perlu Diketahui

Korporasi yang melakukan aksi pelepasan aset tentunya akan mengalami beberapa dampak atau efek. Dampak yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut bisa negatif dan bisa juga positif. Berikut ini penjelasan efek pengurangan aset. 

Perubahan Neraca Keuangan

Saat melakukan divestasi, ada sebagian aset yang berpindah tangan ke badan usaha lainnya. Aksi pemindahan tersebut mengakibatkan berkurangnya kekayaan korporasi. Perubahan kepemilikan atas lini bisnis pastinya berpengaruh pada neraca keuangan.

Utang badan usaha atas lini bisnis terpisah dengan demikian juga akan berpindah tangan dan menjadi utang perusahan yang membeli lini bisnis tersebut. Biar bagaimanapun, kondisinya tetap menyesuaikan kontrak kesepakatan antar pihak yang terlibat.

Hilangnya Potensi Pendapatan

Menjual sebagian kekayaan kepada badan usaha lain memang memberikan dana tunai. Namun terdapat efek jangka panjang di balik itu, yakni perusahaan tidak lagi memiliki peluang memperoleh pendapatan dari aset yang dijual.

Mengurangi Beban Perusahaan

Efek positif menjual sebagian aset ialah dapat menyelamatkan korporasi dari kerugian lebih besar. Jika suatu unit usaha tidak dapat memberikan keuntungan, maka menjualnya adalah langkah pilihan karena dapat mengurangi beban finansial.

Dalam dunia bisnis selalu ada potensi untuk untung maupun rugi. Melakukan divestasi bisa jadi alternatif mendapatkan keuntungan maupun menghindari kerugian.


Baca juga: Residual Income adalah Laba Perusahaan, ini Penjelasannya


Pelaku UMKM, Yuk Kembangkan Bisnis Bersama Modal Rakyat

Pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kinerja bisnisnya, tapi terkendala modal, dapat mengajukan pinjaman di Modal Rakyat. P2P Lending Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan pendana yang bersedia meminjamkan dana untuk Anda. Anda dapat mengajukan pinjaman di Rp500 ribu sampai Rp2 miliar.

Tidak perlu mencemaskan besaran bunga karena bunga yang dibebankan pada Anda akan disesuaikan dengan risiko usaha. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa dilakukan secara online, oleh karena itu prosesnya cenderung cepat. Modal Rakyat juga sudah memperoleh izin dari OJK, jadi aman dan terpercaya.

Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke tautan ini.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru