Bisnis

Teknik Experiential Marketing: Pengalaman Pembeli Jadi Kunci

Brigitta Winasis-

16 Aug 2021

Teknik Experiential Marketing: Pengalaman Pembeli Jadi Kunci

Marketing dilakukan perusahaan dengan berbagai tujuan, mulai dari brand awareness, menyampaikan nilai-nilai yang dianut, hingga mendongkrak penjualan. Ada berbagai teknik marketing yang dapat dilakukan.

Salah satunya adalah experiential marketing. Teknik ini menekankan pada pengalaman konsumen yang diberikan oleh produk atau jasa.

Seperti apa experiential marketing itu? Berikut penjelasan lengkapnya.


Baca juga: Apa itu Guerrilla Marketing? Ini Penjelasan dan Contohnya


Experiential Marketing adalah

Experiential marketing adalah taktik marketing yang berupaya menarik pelanggan melalui experience (pengalaman) menggunakan brand tersebut. Terkadang strategi ini disebut juga live marketing atau event marketing experience.

Tujuannya adalah untuk membuat dampak yang berkesan terhadap konsumen, sehingga mereka akan membagikan pengalaman tersebut ke rekan-rekan dan keluarga, baik secara online maupun offline.

Pengalaman ini dapat diwujudkan melalui sebuah event, bagian dari event, atau event pop-up. Experiential marketing adalah tentang bagaimana melibatkan konsumen dalam pengalaman secara langsung.

Events yang dimaksud dalam experiential marketing terdiri dari dua jenis. Bisa jadi events tersebut merupakan bagian dari experiential campaign yang lebih besar, seperti pembukaan toko pop-up. Atau events tersebut menimbulkan pengalaman pribadi, seperti yang ada di instalasi karya seni.

Anda harus menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap kampanye yang hendak dilakukan. Selain itu, ada beberapa cara untuk mengukur tingkat kesuksesan experiential campaign Anda. Misalnya melalui impresi di media sosial (Anda dapat menggunakan hashtag unik) atau mensurvei konsumen yang datang ke event Anda.


Karakteristik Experiential Marketing

Apa saja karakteristik experiential marketing yang membuatnya berbeda dengan strategi pemasaran lainnya? Berikut penjelasannya.

1. Fokus ke Pengalaman Konsumen

Saat pengalaman berlangsung, terjadi pertemuan, perjalanan, atau situasi yang memberi nilai pada panca indera, emosional, perilaku, kognitif, hingga relasional. Hal-hal ini menggantikan nilai fungsional.

Pengalaman-pengalaman tersebut menghubungkan brand dan produknya dengan konsumen. Hal ini kemudian mendorong konsumen untuk membeli produk.

2. Menguji Situasi Konsumen

Berdasarkan pengalaman yang dijalani konsumen, ia tidak hanya menginginkan produk. Namun ia juga ingin menjalani keseluruhan situasi saat menggunakan produk beserta seluruh pengalaman yang didapatkan.

3. Mengenali Aspek Rasional dan Emosional Konsumen

Dalam experiential marketing, Anda tidak hanya melihat konsumen dari segi rasional, tetapi juga segi emosionalnya. Anda sebaiknya tidak memperlakukan konsumen sebagai sosok yang membuat keputusan secara rasional.

Konsumen ingin dihibur, dipengaruhi, serta dirangsang secara emosional. Selain itu juga konsumen ingin mendapatkan pengalaman tantangan untuk berpikir kreatif.

4. Metode dan Perangkat Sifatnya Eklektik

Metode dan perangkat pengukuran berbeda untuk setiap situasi kampanye daripada menggunakan standar yang sama.


Pentingnya Experiential Marketing untuk Bisnis

Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk menggunakan taktik marketing ini di kemudian hari. Berikut alasannya.

1. Membangun Hubungan dengan Konsumen

Di era digital ini, iklan dapat muncul di berbagai platform. Mulai dari media konvensional seperti televisi, radio, dan koran hingga media elektronik seperti aplikasi, YouTube, Spotify, Facebook, dan masih banyak lagi.

Saking banyaknya iklan yang kita temui sehari-hari, banyak yang menganggapnya mengganggu. Efeknya adalah konsumen tidak merasakan ikatan personal dengan brand tersebut. Mereka bahkan tidak tertarik dengan iklan yang ditampilkan.

Experiential marketing dapat menjadi solusinya. Experiential marketing bukan lagi sekadar iklan yang menumpang lewat.

Ia bertujuan memberi pengalaman langsung bagi konsumen, sehingga menimbulkan hubungan yang personal. Akhirnya, kampanye iklan Anda menjadi lebih efektif karena melekat di hati dan pikiran pelanggan.

2. Menambah Brand Loyalty

Hal ini merupakan kelanjutan dari alasan pertama. Setelah merasa terhubung dengan brand, akan timbul kesetiaan pada brand tersebut.

Ingat, konsumen yang setia adalah aset yang luar biasa berharga. Mereka dapat membawa berbagai keuntungan bagi bisnis.

Misalkan mereka akan membeli produk Anda tanpa pikir panjang. Mereka juga dengan senang hati akan mempromosikannya. Hal ini dapat menjadi ajang promosi gratis bagi Anda.

3. Menambah Brand Awareness

Hal ini adalah kelanjutan lagi dari alasan sebelumnya. Konsumen yang setia akan merekomendasikan produk Anda ke rekan-rekan maupun keluarganya. Mulai dari mulut ke mulut hingga melalui media sosial.

Menurut Expert Voice, sebanyak 92 persen orang percaya rekomendasi dari sesama konsumen dibandingkan promosi dari brand itu sendiri. Bahkan jika mereka tidak saling mengenal.

Dengan begitu, reputasi bisnis Anda akan melesat dan brand awareness Anda semakin dikenal orang. Hal ini dapat mendatangkan pembeli baru yang berasal dari rekomendasi konsumen setia tadi.


Baca juga: Cara Efektif Menjalankan 7P dalam Marketing Mix


Jenis Experiential Marketing dan Contohnya

Ada sejumlah model experiential marketing yang dapat dicoba untuk bisnis Anda. Di bawah ini jenis-jenis beserta contohnya.

1. Pameran Produk

Daripada menjelaskan tentang produk yang Anda luncurkan, lebih baik membuat konsumen merasakan secara langsung pengalaman menggunakan produk tersebut. Caranya sederhana, yakni dengan mengadakan pameran produk.

Anda bisa mengadakan event khusus atau memajang produk baru Anda di toko. Contoh yang sering ditemui adalah di toko ponsel. Mereka biasanya memajang ponsel yang dijual sebagai sampel dan pengunjung dapat mencoba secara langsung kecanggihan ponsel tersebut.

2. Seminar atau Workshop

Melalui seminar atau workshop, Anda membangun hubungan sekaligus memberi edukasi kepada konsumen. Experiential marketing ini banyak dilakukan baik brand besar maupun yang berskala kecil seperti UMKM. Bahkan Anda mungkin pernah menjadi bagian dari peserta seminar atau workshop.

Seminar atau workshop kini dimudahkan dengan teknologi digital. Banyak acara seminar dan workshop yang diadakan secara online. Seminar secara online sering disebut dengan istilah webinar.

Sebagai contoh, Anda memiliki bisnis UMKM di bidang kuliner. Anda dapat membuat workshop tentang bagaimana membuat makanan yang Anda jual tersebut.

Dengan begitu, Anda dapat mendekatkan pelanggan kepada Apa yang disajikan brand Anda.

3. Event

Event yang dimaksud tidak hanya terbatas pada pameran produk. Termasuk di antara event adalah konser, festival, bazar, pameran seni, pertunjukan, dan lain-lain.

Yang paling penting adalah kreativitas Anda dalam mencocokkan acara dengan jenis bisnis Anda. Semakin unik acara tersebut, maka akan semakin melekat di benak konsumen.

Contoh experiential marketing dalam bentuk event adalah sebuah acara bertajuk “Building a Better Bay Area” pada 2015 yang diadakan Google. Melalui acara tersebut, Google memberi sumbangan 5,5 juta dollar AS ke berbagai NGO di Bay Area.

Google tidak langsung memberikan sumbangan. Ia mengadakan acara besar-besaran terlebih dahulu untuk memilih organisasi apa saja yang patut diberi sumbangan.

Google mengadakan voting online dengan tagar #GoogleImpactChallenge. Google juga menyebar poster di berbagai tempat di kawasan Bay Area.

4. UGC

User Generated Content atau UGC merupakan content yang diproduksi oleh konsumen brand. Kontennya bisa berbentuk macam-macam, mulai dari tulisan, gambar, video, suara, dan lain-lain.

UGC termasuk dalam strategi pemasaran experiential. Pasalnya UGC membuat pengguna terlibat langsung dalam produk.

Dampak positif dari strategi ini adalah membuat pengguna merasa dihargai. Pengguna juga merasa bagian dari brand tersebut.

Contoh UGC yang paling terkenal adalah YouTube. Anda dapat mengunggah konten video di YouTube untuk ditonton jutaan pengguna YouTube lainnya.

5. Pengalaman Imersif

Brand mengundang konsumen untuk benar-benar merasakan dunia dari produk Anda melalui pengalaman imersif. Strategi ini membutuhkan teknologi tinggi seperti Virtual Reality atau VR.

Strategi ini cukup jarang diterapkan karena membutuhkan teknologi canggih. Anggaran yang dibutuhkan juga lebih besar.

Contoh dari experiential marketing dengan menggunakan pengalaman imersif adalah brand KCMTKU. Perusahaan kacamata ini menyajikan fitur Virtual Try-on.

Fitur tersebut dihadirkan melalui teknologi Augmented Reality atau AR. Melalui situsnya, pengunjung dapat menjajal berbagai tipe kacamata melalui kamera HP atau laptop.


Baca juga: Trik Jitu Menggaet Konsumen Lewat Viral Marketing


Alat Ukur Experiential Marketing

Pengukuran experiential marketing dilakukan dengan lima variabel. Berikut ulasannya.

Panca Indera (Sense)

Pengalaman panca indera berkaitan dengan pengalaman yang dirasakan melalui penglihatan, perabaan, penciuman, pendengaran, dan pengecapan. Tujuan brand memberikan pengalaman ini adalah untuk menyampaikan nilai-nilai kepada konsumen. Berikut penjelasan tujuannya.

1. Pembeda

Pengalaman indera akan menampilkan ciri khas yang berbeda yang muncul melalui rangsangan. Informasi disampaikan secara lebih menarik, misalnya melalui penampilan visual atau musik.

Empat hal penting yang menjadikan identitas produk adalah properti, produk, presentasi, dan publikasi.

2. Pemberi Motivasi

Pengalaman inderawi bertujuan memberikan motivasi agar konsumen mencoba produk lalu membeli barang tersebut. Pengalaman indera dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni melalui multimedia, menerapkan kesan tertentu, dan melalui gaya, tema, slogan, atau warna.

3. Memberi Nilai

Pengalaman indera menggabungkan berbagai komponen panca indera yang merupakan bagian dari sense strategies. Dengan begitu, experiential marketing menambahkan nilai unik ke pengalaman konsumen.

Perasaan

Pengalaman perasan menunjukkan pengaruh brand kepada konsumen melalui komunikasi, produk, identitas produk, lingkungan, dan situs dalam pengalaman mengonsumsi produk dan menggerakkan konsumen untuk membeli.

Pengalaman perasaan muncul dari hasil kontak dan interaksi. Pengalaman ini dapat perkembang sepanjang waktu sesuai emosi yang timbul. Tujuan dari pengalaman perasaan adalah menggerakkan rangsangan emosional untuk memengaruhi emosi dan suasana hati konsumen.

Pengalaman perasaan tercipta sedikit demi sedikit. Berikut dua hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan pengalaman perasaan.

1. Suasana Hati

Suasana hati atau mood adalah pernyataan yang tidak spesifik. Suasana hati memiliki pengaruh yang kuat terhadap apa yang tertanam di pikiran konsumen dan brand apa yang dipilih.

Keadaan suasana hati dipengaruhi oleh pengalaman saat mengonsumsi produk. Suasana hati dapat berpengaruh kepada penilaian konsumen atas produk

2. Emosi

Emosi adalah ikatan yang lebih kuat daripada suasana hati. Emosi disebabkan seseorang atau suatu peristiwa. Dua emosi dasar adalah emosi positif dan emosi negatif.

Cara Berpikir

Pengalaman berpikir memicu konsumen untuk tertarik berpikir kreatif. Sehingga mereka dapat menilai brand yang dipilih.

Pengalaman berpikir dapat dipicu dari kejutan, intrik, maupun provokasi suatu kampanye. Dari sini konsumen akan dipicu untuk berpikir kreatif terhadap suatu brand.


Tambah Anggaran Marketing Bisnis Anda dengan Dana dari Modal Rakyat

Anda membutuhkan dana tambahan untuk melakukan marketing bisnis Anda? Anda bisa mendapatkannya di P2P lending Modal Rakyat. Apa saja keunggulannya?

Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga dijamin keamanannya. Bunga yang ditawarkan relatif lebih kompetitif dibandingkan dibandingkan alternatif pinjaman lainnya.

Proses persetujuan cepat. Pinjaman Anda dapat disetujui dalam lima hari kerja jika syarat-syaratnya sudah terpenuhi. Selain itu, proses pengajuan pinjaman dilakukan secara online, sehingga lebih mudah dijangkau.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru