20 Oct 2020
Pernahkah Anda merasakan pengeluaran yang tidak wajar? Tahukah bahwa bengkaknya financial yang melanda Anda terjadi bukan tanpa sebab. Alih-alih mencari tahu penyebabnya kebanyakan orang justru terjebak dengan tagihan besar. Padahal mencermati penyebabnya sangat penting agar nantinya Anda dapat menghindari terjadinya pembengkakan dana.
Untuk mengamankan keuangan dari berbagai macam tagihan sebenarnya tidak susah. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan cara menahan diri agar tidak berbelanja sesuatu hal yang dianggap tidak penting. Pasalnya seringkali rasa ingin belanja menjadikan Anda sebagai pribadi pemboros. Alhasil anggaran untuk kebutuhan sehari-hari justru terpangkas habis.
Saat sudah begini Anda akan merasakan terhimpit hutang piutang. Padahal saat mempunyai pendapatan Anda bisa memanfaatkannya untuk investasi. Seperti jenis investasi Peer to peer Lending yang memungkinkan untuk melakukan pertemuan antara pendana dan seorang peminjam. Hadirnya P2P Lending juga efektif menekan pengeluaran Anda saat mempunyai dana lebih.
Dengan peer to peer Lending pendapatan Anda akan dialokasikan pada peminjam terpilih. Nah, selagi menginvestasikan uang untuk masa depan Anda juga perlu mencermati faktor terjadi pembengkakan financial. Seperti deretan faktor yang umumnya seringkali menjadi penyebab financial memburuk. Yuk, simak ulasannya di bawah ini.
Baca juga: Pengeluaran Mahasiswa Bikin Stress? Atasi dengan Langkah ini
Istilah boros barangkali menjadi kata familiar bagi banyak orang. Hampir setiap orang dapat terjebak dengan tingkat keborosan tinggi. Sebenarnya apa makna dari pemborosan itu sendiri? Pemborosan berarti tidak dapat dalam mengelola keuangan. Pemborosan bisa terjadi pada setiap orang dengan faktor yang menyertainya.
Boros sejatinya tidak terjadi begitu saja melainkan berawal dari kebiasaan buruk. Awal dari kebiasaan buruk ini adalah nafsu belanja besar. Keinginan menggunakan uang untuk hal-hal yang disukai memang kerap melanda siapa saja. Bahkan munculnya sifat boros tersebut tidak disadari oleh kebanyakan orang pada umumnya.
Sudahkah Anda menekan pengeluaran akibat kebiasaan boros tersebut? Awal dari kebiasaan buruk ini salah satunya terjadi pada saat mendapat gaji besar. Mendapatkan pendapatan besar atas kerja keras tentu membanggakan. Pada kondisi demikian kebanyakan orang ingin membeli segala sesuatu yang ingin didapat sejak lama.
Alhasil gaji besar Anda tanpa sadar terpakai untuk membeli barang kesukaan Anda. Membeli barang kesukaan memang bukanlah hal buruk. Namun jika terjadi berulang-ulang akan menjadi kebiasaan buruk karena uang hasil kerja keras Anda justru berkurang. Inilah yang mengakibatkan financial Anda semakin memburuk setiap saat.
Mengabaikan Tawaran Diskon Belanja
Faktor penyebab pengeluaran tidak terkendali selanjutnya yaitu abai dengan diskon belanja. Aktivitas belanja sangat erat kaitannya dengan manusia. Setiap orang yang ada di dunia sudah pasti pernah melakukannya saat usia masih kecil, remaja maupun saat sudah menginjak usia dewasa. Bahkan hal tersebut dilakukan setiap hari tanpa batasan tempat.
Kata belanja memang terlihat sederhana dan menyenangkan untuk dilakukan. Apalagi dengan belanja semua barang yang Anda sukai bisa didapat. Namun siapa sangka istilah sederhana tersebut seperti pedang bermata dua bagi setiap orang. Pasalnya lewat belanja justru financial Anda menjadi tidak terkendali.
Bagaimana bisa aktivitas belanja justru membuat keuangan Anda porak poranda? Ya, hal tersebut bisa terjadi lantaran barang-barang belanjaan sebetulnya tidak Anda butuhkan. Lebih-lebih Anda membeli bukan didasari dengan pemenuhan kebutuhan melainkan hanya untuk mengikuti nafsu belanja. Berbagai barang tersebut menguras pengeluaran yang Anda siapkan.
Selain itu abai pada tawaran diskon juga membuat dana menipis. Tawaran diskon merupakan pengurangan harga beli suatu produk dan jasa. Bayangkan jika kebutuhan Anda awalnya dijual dengan harga Rp45.000 kemudian turun menjadi Rp30.000 saja. Dengan diskon uang Anda dapat dihemat setiap bulannya.
Merasa menghemat pengeluaran namun tetap saja tidak dapat mengontrolnya? Barangkali permasalahannya terletak pada tata cara Anda mengelola keuangan. Mengamankan financial dari kebiasaan buruk bukan hanya sekedar menghemat anggaran yang dikeluarkan setiap harinya. Mengontrol artinya Anda harus mengerti cara mengelola keuangan harian.
Sayangnya kebanyakan orang terkadang tidak jeli dengan pengelolaan keuangan harian. Uang yang keluar sekecil apapun nominalnya perlu dicatat pada lembar laporan. Inilah yang biasanya dilakukan oleh pebisnis agar mengontrol uang masuk dan keluar. Setidaknya Anda dapat belajar dari kebiasan baik pebisnis yang sukses mengelola financial.
Mengontrol uang masuk dan keluar memerlukan strategi khusus. Seperti salah satunya membuat daftar laporan kas setiap hari. Setiap orang mempunyai sumber pendapatan dan penghasilan yang cenderung bervariasi. Kurang cermat menghitung pengeluaran dan pemasukan justru membuat financial bengkak.
Untuk itu pengelolaan keuangan harus didukung dengan pengetahuan luas. Caranya dengan menambah wawasan lewat berbagai macam buku dan bacaan. Dengan begitu Anda akan bisa lebih teliti saat membuat laporan uang masuk dan keluar. Termasuk bagaimana caranya menyimpan pendapatan dengan maksimal.
Satu lagi alasan yang menyebabkan keuangan berantakan yaitu tidak pandai menginvestasikan uang. Investasi merupakan hal biasa dalam pengelolaan keuangan di era milenial. Lewat investasi setiap orang dapat menabung untuk masa depan. Pasalnya investasi mendatangkan pundi-pundi pendapatan tambahan dan menekan pengeluaran berlebih.
Tentunya untuk mendapatkan hasil dari investasi Anda harus menggunakan strategi. Satu diantaranya memilih investasi yang tepat berdasarkan bugdet Anda saat ini. Memang memilih jenis investasi terlihat sepele namun sejatinya hal tersebutlah yang akan membantu Anda dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu cermati dulu keuntungannya.
Saat ini ada berbagai hal yang bisa dimanfaatkan untuk menjaga financial tetap terjaga. Kebiasaan buruk yang bisa mengintai setiap saat harus dihapus lewat pengelolaan keuangan. Termasuk menabung dan berinvestasi untuk masa depan Anda dan keluarga. Dengan demikian Anda dapat menempatkan anggaran pengeluaran secara bijaksana.
Baca juga: Menguntungkan, Modal Uang 100 Ribu untuk Bisnis Pulsa