24 Jul 2020
Pembahasan mengenai depresi mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Banyak stigma yang berkembang pada orang yang mempunyai masalah mental, seperti kurang bersyukur, kurang iman, hingga gila.
Bagi orang yang tidak mengalami depresi, mereka mungkin akan melihat penderita depresi sebagai seorang yang tidak bersyukur dan tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut. Padahal, depresi dan kesedihan adalah dua hal yang berbeda. Kesedihan bisa menjadi gejala depresi, namun tidak selalu orang yang depresi mengalami kesedihan terus menerus.
Baca juga: Cara Mendidik Anak untuk Mengenali dan Mengontrol Emosinya
Kesedihan adalah emosi yang normal dirasakan manusia. Kesedihan biasanya terjadi disebabkan oleh alasan yang spesifik, entah orang, peristiwa atau situasi tertentu. Perasaan sedih bersifat sementara.
Meski merasa sedih, seseorang masih bisa beraktivitas seperti biasa, tidur dan makan dengan normal, dan masih memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu. Kesedihan bisa hilang dengan menangis, melampiaskan pada sesuatu, bercerita dengan orang lain, atau cara-cara lain yang membuat kita tidak terlalu memikirkan kesedihan itu.
Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang serius. Kondisi mental dan emosionalnya tidak normal, sehingga mempengaruhi semua aspek kehidupannya. Depresi akan membuat seseorang merasa sedih atau mati rasa terhadap hal-hal yang biasanya dinikmati.
Mereka tidak bisa lagi menemukan kesenangan dari apa yang biasanya disenangi, serta kehilangan makna dan tujuan hidup. Penderita depresi juga tidak lagi bisa mengerjakan aktivitas dan berfungsi secara normal.
Depresi tidak memiliki pemicu spesifik yang membuat seseorang enggan menjalani hari. Banyak yang beranggapan bahwa depresi hanya berada di pikiran penderita depresi dan bisa diatasi hanya dengan tidak memikirkannya. Namun itu semua salah, karena depresi adalah penyakit mental.
Gejala depresi dapat bervariasi, mulai dari gejala ringan hingga berat. Yang membedakannya adalah kualitas dan kuantitas ketika gejala itu terjadi. Berdasarkan DSM 5, berikut gejala-gejala depresi yang dapat diketahui:
5 atau lebih dari gejala-gejala tersebut harus muncul setidaknya dalam kurun waktu 2 minggu.
Setidaknya salah satu dari gejala tersebut ialah (1) depresi atau merasa tertekan, (2) kehilangan minat atau kesenangan. Gejala-gejala yang dialami juga menyebabkan distres atau gangguan yang signifikan bagi seseorang, seperti gangguan pada aspek sosial, pekerjaan, atau aspek kehidupan lainnya.
Perbedaan pertama ialah penyebabnya. Penyebab kesedihan adalah sesuatu yang spesifik, sedangkan depresi tidak mempunyai penyebab yang pasti.
Yang kedua adalah perasaan yang dirasakan. Seseorang yang merasa sedih hanya merasakan emosi negatif berupa kesedihan. Orang yang depresi tidak hanya mengalami kesedihan, namun mereka juga terkadang tidak memiliki emosi sama sekali atau mati rasa.
Yang ketiga, perbedaan durasi emosi yang dirasakan. Seseorang dapat merasa sedih dalam hitungan jam saja, sedangkan depresi akan membuat penderitanya merasa sedih atau kosong hampir setiap hari.
Perbedaan yang keempat ialah minat dan gairah. Orang yang merasa sedih masih bisa melakukan apa yang diminatinya, bahkan aktivitas yang disenanginya dapat membuat mereka tidak bersedih lagi. Sedangkan penderita depresi kehilangan minat, kebahagiaan, dan motivasi dalam melakukan apapun.
Perbedaan yang terakhir ialah cara untuk mengatasinya. Kesedihan dapat diatasi dalam waktu yang singkat dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Depresi membutuhkan waktu yang lebih lama dan penangan yang bersifat klinis seperti penggunaan obat-obatan dan psikoterapi.
Mengetahui perbedaan antara kesedihan dan depresi dapat membuat kita lebih sadar pada apa yang kita rasakan dan sadar terhadap kondisi orang-orang di sekeliling kita. Dengan menyadari perbedaannya, kita tidak akan bereaksi berlebihan terhadap kondisi emosi normal kita (kesedihan) atau mengabaikan kondisi psikologis jika gejala-gejala depresi telah muncul.
Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Percaya Diri saat 'Remote Interview'
Nah, setelah mengetahui perbedaan dan gejala depresi tersebut, kamu tidak boleh langsung mendiagnosa dirimu sendiri ya. Jangan langsung memutuskan kamu terkena depresi atau tidak.
Jika kamu merasa mengalami gejala-gejala di atas, langkah pertama yang harus dilakukan adalah meminta pertolongan pada para ahli. Kamu bisa meminta pertolongan pada psikolog atau psikiater untuk membantumu keluar dari depresimu.
Jika kamu kesulitan untuk mendapatkan pertolongan dari para ahli, entah karena akses yang susah atau keterbatasan lainnya, Riliv mungkin bisa menjadi solusi.
Riliv membantu menghubungkanmu dengan psikolog profesional. Tanpa perlu bertatap muka, kamu bisa melakukan konseling dan mengungkapkan permasalahanmu dengan psikolog tersebut.
Berbicara dengan orang lain mungkin akan memberikan ketenangan sementara, namun berbicara dengan ahlinya akan memberikanmu solusi dan penyelesaian.
Ingat ya, depresi bukanlah trend atau sesuatu yang bisa diromantisasi. Depresi adalah masalah kesehatan mental yang serius dan perlu penanganan yang tepat. Jika kamu merasa mengalaminya, carilah bantuan profesional segera!
Disadur dari:
Ditulis oleh Tazakka Putri Oktoji dari Riliv.