Finansial

Imbal Hasil Adalah: Pengertian, Rumus, dan Contoh

Kabrina Rian Ferdiani-

10 May 2022

Imbal Hasil Adalah: Pengertian, Rumus, dan Contoh

Ketika Anda menginvestasikan modal ke sebuah instrumen keuangan, tentunya Anda berharap untuk mendapat keuntungan. Imbal hasil adalah sebutan untuk keuntungan tersebut. Imbal hasil kerap disebut sebagai yield, tetapi sebenarnya yield memiliki arti yang lebih luas.

 

Apa yang Dimaksud dengan Imbal Hasil?

Imbal hasil, atau yield, atau kerap juga disebut sebagai return, adalah keuntungan yang diperoleh dari penanaman modal dalam waktu tertentu atau setelah melalui proses tertentu. Imbal hasil dan return adalah istilah yang umumnya mengacu pada nominal keuntungan. Sementara itu, yield adalah keuntungan yang umumnya ditunjukkan dalam bentuk persentase.


Baca Juga: 11 Macam Investasi Masa Kini dengan Imbal Hasil Besar


Apa yang Terjadi Jika Yield Semakin Tinggi?

Yield memiliki hubungan terbalik dengan risiko. Semakin tinggi sebuah yield dalam suatu instrumen investasi, maka risiko instrumen tersebut akan semakin kecil. Sementara itu, di saat yang sama imbal hasil akan semakin tinggi nilainya.

Selain itu, tingginya yield juga menjadi indikasi bagi beberapa fenomena. Salah satunya adalah bahwa jika yield meninggi, maka valuasi pasar akan menurun. 

Pada instrumen investasi saham, tingginya yield menandakan bahwa harga saham tersebut sedang turun. Jika bukan demikian, maka hal itu terbaca sebagai indikasi bahwa perusahaan sedang yang membagikan dividen kepada pemegang saham dalam jumlah yang besar.

 

Bagaimana Rumus Imbal Hasil?

Cara menghitung yield bisa berbeda-beda sesuai jenis dan tujuannya. Pengertian dan cara menghitung yield akan bergantung pada masing-masing instrumen investasi. Sementara itu, yield secara umum dapat diketahui menggunakan rumus berikut:

Yield = imbal hasil / nilai pokok x 100%

Sebagai contoh, misalnya Anda membeli saham seharga Rp900 per lembar dan menjualnya beberapa tahun kemudian dengan harga Rp1.000 per lembar. Artinya, Anda mendapatkan keuntungan berupa imbal hasil sebesar Rp100. Selain itu, dalam investasi tersebut Anda memperoleh dividen sebesar Rp10 per lembar saham.

Maka, rumus menghitung yield untuk contoh diatas adalah sebagai berikut:

Yield = (Rp100 + Rp10)/Rp900 x 100% = 12,2%

Rumus tersebut adalah rumus yield umum pada instrumen saham. Secara lebih spesifik, rumus yield akan bergantung pada jenis-jenis yield itu sendiri.

 

Jenis-Jenis Yield atau Imbal Hasil

Yield penting untuk diperhatikan agar Anda mendapatkan keuntungan investasi yang maksimal. Oleh karena itu, Anda harus mengenal beberapa jenis imbal hasil atau yield dan rumus untuk menghitungnya, di bawah ini:

  • Current Yield
  • Yield to Maturity
  • Dividend Yield
  • Yield to Call
  • Yield to Worst

1. Current Yield

Istilah ini mengacu pada imbal hasil dalam instrumen investasi obligasi. Sederhananya, Current Yield adalah margin antara kupon bunga dan nilai obligasi terbaru saat itu. Rumus menghitung Current Yield adalah sebagai berikut:

Current yield = (nilai obligasi x persentase pertumbuhan tahunan) / harga saham terbaru x 100%

2. Yield to Maturity

Yield to Maturity adalah istilah untuk menyebut tingkat yield dari sebuah saham yang dihitung pada jangka waktu tertentu. Yield to Maturity ini umumnya digunakan untuk menghitung tingkat yield yang ideal dari sebuah saham pada jangka waktu tertentu. Untuk menghitung Yield to Maturity, gunakan rumus berikut:

YTM = [imbal hasil + (nilai obligasi terbaru- nilai obligasi saat beli) / tenor obligasi] / [(nilai obligasi saat beli + nilai obligasi terbaru) / 2] x 100%

3. Dividend Yield

Dividend Yield adalah istilah untuk menyebut harga obligasi dari sebuah instrumen investasi yang dihitung keuntungannya berdasarkan setiap lembar saham. Dividend Yield menjadi cara penghitungan yang paling sederhana untuk membandingkan yield satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Dividend yield = (harga obligasi / keuntungan per lembar saham) x 100%

4. Yield to Call

Istilah ini digunakan untuk menyebut yield yang didasari dari penarikan saham oleh perusahaan kepada semua pemilik saham. Hal ini biasanya terjadi pada sebuah perusahaan yang sahamnya callable atau dapat dibeli kembali dari para investor oleh perusahaan. Untuk mendapatkan yield ini, Anda dapat menggunakan rumus berikut:

YTC = [imbal hasil + (nilai obligasi terbaru - nilai obligasi saat beli) / tenor sampai calling saham] / [(nilai obligasi saat beli + nilai obligasi terbaru) / 2] x 100%

5. Yield to Worst

Yield to Worst adalah jenis yield yang dilakukan ketika terjadi pengembalian dana kepada investor. Hal ini umumnya terjadi karena investor melakukan callback sebelum masa tenornya tiba atau jatuh tempo. Mendapatkan Yield to Worst dilakukan dengan mengambil nilai terendah antara Yield to Call dengan Yield to Maturity.


Baca Juga: Surat Utang Negara (SUN): Pengertian dan Manfaatnya

 

Imbal Hasil dari Berbagai Investasi

Instrumen satu investasi memiliki yield yang bisa saja berbeda dengan yield instrumen investasi lainnya. Hal itu akan bergantung pada pola perdagangan dari investasi itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa yield dari instrumen investasi pilihan.

  • Yield Saham
  • Yield Deposito
  • Yield SUN

1. Yield Saham

Yield Saham atau dikenal juga dengan nama Dividend Yield merupakan rasio keuangan yang akan memberi informasi kepada investor mengenai persentase harga saham yang dibayarkan dalam bentuk dividen per tahun. Ketika Anda menghitung yield saham milik dua perusahaan, maka akan terlihat mana yang paling potensial untuk berinvestasi.

2. Yield Deposito

Yield Deposito adalah yield yang yang mengukur keuntungan dengan dasar tingkat suku bunga. Imbal hasil yang diharapkan adalah dari pengelolaan dana oleh bank. Namun, investor yang melakukan deposito tidak melakukan pengelolaan secara aktif.

3. Yield SUN

Yield SUN atau Surat Utang Negara adalah yield yang mengukur keuntungan berdasarkan kupon atau tingkat suku bunga, bukan dari capital gain atau selisih kenaikan harga Surat Utang Negara ketika dibeli dengan ketika dijual. 


Imbal Hasil Besar dari Pendanaan Modal Kecil di Modal Rakyat 


Berbeda dari saham, obligasi, dan deposito, P2P Lending menjadi alternatif pengelolaan uang yang tidak memerlukan modal besar tetapi tetap memberikan imbal hasil memuaskan. Salah satu platform P2P Lending yang memberikan batas modal awal kecil adalah Modal Rakyat. 

Modal Rakyat merupakan fintech yang menjadi mediator kerja sama antara pemilik bisnis UMKM butuh modal dengan donatur penyumbang modal. Nantinya, donatur akan mendapatkan bagian untung dari bisnis UMKM yang terbantu modal. 

Uniknya, pendanaan di Modal Rakyat dapat dimulai dengan modal awal Rp25.000. Selanjutnya, pendana dapat menambahnya secara berkala. Dari total keseluruhan modal, pendana akan memperoleh imbal hasil sebesar 18% per tahun. Lebih dari itu, terdapat asuransi modal hingga 95%. Ketahui lebih banyak tentang pendanaan di Modal Rakyat melalui link berikut: menjadi pendana dengan modal kecil di Modal Rakyat. 

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru