21 May 2021
Mengelola bisnis memang susah-susah gampang. Ada berbagai keuntungan memiliki bisnis sendiri. Namun siapa sangka, ternyata mengelola bisnis memiliki risikonya sendiri dan dapat mengakibatkan stres. Salah satu pemicu terhambatnya perkembangan bisnis kelas menengah adalah lambannya perputaran kas akibat piutang.
Mungkin Anda sudah mengetahui pembiayaan piutang (invoice financing) dan anjak piutang (invoice factoring). Keduanya berpotensi menimbulkan macetnya arus kas seperti yang dijabarkan sebelumnya. Maka dari itu, sebelum memilih salah satu di antaranya, sebaiknya Anda sebagai pelaku usaha mengetahui perbedaan antara invoice financing dengan invoice factoring. Simak penjelasannya.
Baca juga: Apa itu Invoice Financing? Bagaimana Langkah Kerjanya?
Invoice financing alias pembiayaan piutang atau invoice discounting yaitu aktivitas pemberian pinjaman kepada sebuah perusahaan. Pemberi pinjaman (investor) ini menyerahkan sejumlah dana segar kepada penerima pinjaman (borrower).
Ketika klien (payor) membayar utang, pinjaman itu dikembalikan disertai bunganya. Sebagai peminjam, Anda bertanggung jawab meminta dana dari klien alias payor tersebut untuk dikembalikan ke investor. Pembiayaan ini tepat bagi perusahaan yang butuh dana segera dan yakin mampu memperoleh kembali dana dari payor dalam waktu cepat.
Invoice factoring alias pembiayaan anjak piutang adalah bentuk yang sama dengan pembiayaan piutang dengan ketentuan tambahan. Dalam hal ini, investor akan membeli piutang milik peminjam dan melakukan penagihan dari payor. Dengan metode ini, investor membayar sejumlah persen dari total piutang dan menghimpun total pengembalian seluruhnya.
Inilah bedanya. Jika investor sukses menagih piutang mereka akan menentukan persen yang menjadi biaya layanan. Sehingga payor akan berurusan langsung kepada investor terkait skenario pengembalian dana pinjaman tanpa perlu melalui Anda.
Invoice factoring ini cocok untuk perusahaan dengan piutang yang berlangsung dalam 60 sampai 90 hari hingga lebih, tidak ingin berurusan langsung dengan pengembalian arus kas, tidak memiliki cukup waktu untuk menghimpun uang yang dikembalikan payor, atau tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) untuk menagih piutang. Perusahaan nantinya akan mendapat pengembalian lebih sedikit dibandingkan yang diserahkan oleh payor.
Baca juga: Borrower yang Boleh Mengajukan Pinjaman Modal Invoice
Selain menjadi sumber uang untuk meningkatkan arus kas, ada beberapa hal yang menjadi perbedaan di antara kedua pembiayaan ini.
Invoice factoring akan terasa lebih praktis karena proses penagihan dilakukan oleh investor. Sementara itu Anda hanya perlu duduk diam dan menunggu pembayaran dari payor.
Pembiayaan invoice financing jauh lebih tinggi. Sebabnya bunga serta biaya lainnya dibebankan kepada perusahaan sebagai penyelenggara piutang.
Dengan invoice factoring, proses penagihan menjadi tampak serius. Pasalnya ada pihak ketiga yang terlibat dan dibayar dalam hal ini. Payor jadi merasa bertanggung jawab lebih atas utang yang dimilikinya.
Ada sejumlah manfaat yang didapat dari pembiayaan piutang dan anjak piutang ini. Yang pertama, keduanya sama-sama memperlancar cash flow dengan segera. Kedua, invoice financing dan invoice factoring menjadi pilihan baik bagi mereka yang tidak dapat memperoleh bentuk kredit bisnis. Maka dari itu, investor melihat lebih banyak piutang daripada kondisi finansial perusahaan, sehingga pembiayaan ini lebih aman serta gampang.
Ada pula keuntungan lainnya. Pertama, invoice financing membuat perusahaan dengan gampang membayar gaji karyawan, mengembangkan usaha, serta membayar tagihan lainnya tanpa perlu menunggu piutang mereka dikembalikan. Dana yang tersedia dapat digunakan untuk membayar supplier atau utang Anda, sehingga memelihara kesehatan kredit.
Sementara itu pada invoice factoring akan mengurangi ribetnya menagih piutang kepada payor. Jika perusahaan memiliki beberapa payor sekaligus, pembiayaan ini cocok dipilih karena Anda tak perlu repot tetapi arus kas tetap berjalan mulus. Keuntungan kedua adalah mengurangi kemungkinan buruk dalam menghimpun piutang.
Di samping memiliki keuntungan, tentu saja keduanya memiliki kerugian. Ini penjelasannya.
Biaya yang dikeluarkan cenderung mahal. Apalagi jika profit Anda bergantung pada waktu pembayaran oleh payor. Biaya termasuk flat processing fee senilai 3 persen dan sejumlah persen dalam minggu-minggu selanjutnya untuk biaya lainnya.
Dengan menyerahkan tugas menagih piutang ke orang lain, secara tidak langsung menunjukkan perusahaan Anda sedang tidak sehat, entah benar atau tidak. Hal ini dapat berpengaruh ke reputasi perusahaan di mata konsumen.
Selain menggunakan pembiayaan ini, ada cara lain untuk memperlancar cash flow. Misalnya menggunakan jasa akuntan online dan sistem pembayaran yang membuat payor lebih gampang membayar utang. Contoh lainnya menawarkan insentif agar payor mau membayar utangnya dengan segera.
Cara-cara ini sederhana serta bijak. Namun jika perusahaan Anda sudah dalam kondisi tak sehat, tak ada salahnya menggunakan cara pembiayaan invoice financing atau invoice factoring.
Sementara itu, bagi Anda pengusaha yang ingin menambah investasi di bidang usaha lainnya, misalkan UMKM, dapat mencoba berinvestasi di layanan P2P lending Modal Rakyat. Keuntungan yang bisa Anda dapat adalah imbal hasil menarik hingga 25 persen serta risiko yang terukur. Anda juga dapat mengelola pendanaan dengan mudah karena durasi pinjaman yang beragam, mulai dari satu bulan. Selain itu, Modal Rakyat sudah berizin di OJK, sehingga lebih dijamin.