09 Aug 2021
Konservatif adalah kata yang sering disebutkan saat membicarakan sikap seseorang. Orang dengan sikap konservatif sering dianggap kolot, kuno, atau tidak modern.
Sebenarnya apakah sifat konservatif itu? Berikut penjelasannya.
Baca juga: Memahami Apa itu Hedonisme, Lebih dari Sekadar Konsumtif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata konservatif adalah (1) kolot; (2) bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku. Orang yang konservatif cenderung mempertahankan kebiasaan lamanya.
Konservatisme juga merupakan filsafat politik yang mendukung nilai tradisional. Konservatisme berasal dari kata bahasa Latin, conservare. Artinya menjaga, melestarikan, dan memelihara.
Apakah konservatif adalah sikap yang buruk? Belum tentu. Kebiasaan baik jika dilakukan tentu akan menimbulkan dampak positif.
Jika kebiasaan baik tersebut dipertahankan, tentu akan menjadi sosok yang baik. Maka dari itu, sikap konservatif pun akan memberi dampak baik jika ditempatkan secara tepat.
Menurut John Clark (1991), ada sejumlah prinsip yang menandai konservatisme. Berikut penjelasannya.
1. Manusia memiliki dorongan untuk diarahkan menjadi sosok yang baik maupun buruk. Realitasnya, manusia hanya mampu berkembang dengan adanya ikatan organisasi sosial.
2. Masyarakat memiliki struktur organik yang berdasarkan hierarki yang terbentuk secara alami. Tanpa hierarki tersebut, setiap orang menjadi homogen. Pembentukan pribadi masing-masing orang juga akan tersendat.
3. Pemerintah bertujuan menjaga dan memelihara keperluan dasar masyarakat. Tidak hanya soal menegakkan hukum dalam melindungi hak milik seseorang. Namun juga membina lembaga keluarga serta lingkungan di mana seseorang berkembang dalam konteks sosialnya.
4. Eksistensi moralitas tidak bergantung pada opini masing-masing yang benar maupun salah. Oleh sebab itu, semua individu harus berprioritas untuk mencari kebajikan dalam hidupnya daripada keinginan duniawi.
Nilai-nilai moral yang dimaksud termasuk juga loyalitas, patriotisme, ksatria, keberanian, ketaatan, ramah, menghormati otoritas, dan lain-lain.
5. Kebebasan muncul saat individu tidak bersikap sewenang-wenang oleh karena nafsunya. Kebebasan tetap bersyaratkan otoritas, tradisi, serta masyarakat yang stabil.
6. Wewenang menjadi sah saat ada di antara individu yang memiliki kepemimpinan tradisional dan mempunyai pemahaman terhadap kebajikan dan kebenaran.
7. Masyarakat dapat disebut setara dalam statusnya sebagai warga negara.
8. Keadilan dapat terwujud saat tata tertib stabil, hukum seimbang, serta kedudukan individu sesuai hierarki sosialnya.
9. Maksud dari efisiensi adalah masyarakat berfungsi sebagaimana mestinya menuju keberhasilan. Tidak hanya dalam hal materi, tetapi juga dalam pencapaian nonmaterial seperti menjaga tata tertib, kesatuan masyarakat, serta kebaikan individu.
Berikut ini penjelasan ciri-ciri orang yang bersikap konservatif.
Orang yang konservatif akan sulit terbuka terhadap saran dari orang lain. Masukan dari orang lain akan dianggap angin lalu saja.
Apalagi jika Anda mengkritik mereka, kritik itu akan semakin dilawan. Sebabnya mereka memiliki ideologi yang kuat dan berpegang teguh pada pemikiran mereka itu.
Ciri ini masih sehubungan dengan ciri yang pertama. Orang konservatif akan mempertahankan opini yang dianggapnya benar.
Selain itu, mempertahankan pendapat tidak selamanya menguntungkan. Pasalnya pendapat itu belum tentu sesuai dengan kondisi sekarang.
Apa yang sudah dipikirkan orang dengan pola pikir konservatif adalah memegang kepercayaannya sungguh-sungguh. Hal ini belum tentu sesuatu yang buruk sebetulnya, jika ditempatkan dalam kondisi yang tepat.
Pasalnya kepercayaan yang mereka pertahankan umumnya sudah tidak sesuai dengan masa modern. Mereka cenderung memilih adat atau tradisi yang sifatnya kuno atau sudah tidak relevan lagi.
Orang konservatif kesulitan menyerap nilai-nilai yang sudah modern di masa kini. Mereka bersikeras dengan nilai-nilai dan gaya hidup masa lampau.
Dengan begitu, gaya hidup mereka yang masih konservatif tidak dapat mengikuti perkembangan zaman. Mereka juga tidak dapat menerima perubahan menjadi gaya hidup lebih modern.
Sehubungan dengan poin di atas, orang yang konservatif menolak perubahan menuju modernitas. Mereka terpaku pada adat yang sudah ada dan mempertahankan hal tersebut.
Baca juga: Kisah Sukses Co-Founder Alibaba Jack Ma yang Inspiratif
Ada beberapa hal yang timbul sebagai akibat dari sikap konservatif. Berikut penjelasannya.
Mempertahankan Tradisi yang Berlaku
Orang yang mengusung sikap konservatisme akan memegang teguh keyakinannya. Termasuk nilai-nilai yang sudah menjadi tradisi sejak dulu.
Tradisi tersebut dipegang erat. Hal ini dapat menimbulkan dampak positif, yakni tradisi yang ada tidak akan hilang.
Bahkan bisa jadi tradisi itu diteruskan ke generasi berikutnya. Tradisi tersebut diwariskan ke masa modern.
Walaupun memegang teguh tradisi, sayangnya sikap konservatisme akan membuat tidak ada perubahan. Sebabnya melakukan hal di luar kebiasaan akan dirasa aneh.
Hal ini perlu diperbaiki, karena seorang yang konservatif tidak dapat maju jika terus terpaku pada masa lalu. Selain itu, tidak adanya perubahan membuat hidup menjadi monoton.
Orang yang sangat konservatif seringkali disebut kolot. Mereka dijuluki sebutan tersebut karena selalu mengagungkan tradisi yang sudah tidak relevan dan enggan menerima kemajuan perubahan.
Label kolot tersebut berkonotasi negatif. Sebaiknya sifat tersebut ditanggalkan karena zaman sudah modern.
Orang yang terlalu berpegang pada pendiriannya tidak bisa menghargai pendapat orang lain. Pemikiran yang kolot mungkin tidak dapat diterima yang lain.
Saat Anda tidak dapat menerima pendirian orang lain, Anda tidak akan berkembang secara karakter. Maka dari itu, sebaiknya dengarkanlah pendapat orang lain juga.
Masalah adalah hal yang dihadapi sehari-hari, baik di keluarga, kehidupan pribadi, maupun pekerjaan. Maka dari itu, sebaiknya sesuaikan pemikiran Anda dengan situasi.
Jika Anda terus mempertahankan sikap konservatif dalam setiap masalah, Anda mungkin tidak akan memperoleh solusi yang tepat bagi setiap orang. Akibatnya masalah justru akan melebar.
Anda akan terjebak dalam gaya hidup yang tidak modern. Menolak perubahan berarti menolak kemajuan.
Hal ini tentu akan berdampak kepada kehidupan Anda. Saat ini terjadi revolusi di berbagai bidang, termasuk teknologi. Sudah sepantasnya manusia membiasakan diri dengan kecepatan perubahan yang ditawarkan teknologi.
Dengan menjadi lebih fleksibel, tentu hidup akan lebih nyaman karena terbantu dengan adanya kemajuan teknologi.
Sikap konservatif tidak hanya ada pada masing-masing orang, tetapi bisa muncul pada masyarakat juga. Konservatif berarti terlalu berpusat pada tradisi lama atau kuno.
Sekelompok orang yang bersikap konservatif dapat disebut sebagai masyarakat konservatif. Mereka cenderung kurang fleksibel dan tidak dapat menerima perubahan dengan mudah.
Masyarakat semacam ini akan sulit untuk berkembang. Pasalnya segala sesuatu yang muncul pada era baru belum tentu dapat diterima.
Biasanya masyarakat yang terlalu konservatif tidak dapat dipengaruhi ideologinya. Mereka mempertahankan ideologi tersebut meskipun zaman sudah berganti.
Baca juga: Kisah Sukses Nadiem Makarim dari CEO Gojek Hingga Menteri
Seiring perkembangan teknologi, muncul pula fintech yang menggabungkan teknologi digital dengan finansial. Anda dapat menjadi bagian dari kemajuan teknologi tersebut dengan menjadi pendana di P2P lending Modal Rakyat.
Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga aset Anda dijamin keamanannya. Imbal hasil yang ditawarkan mencapai 18 persen per tahun.
Selanjutnya, minimal pendanaan yang bisa dilakukan rendah. Anda bisa mendanai mulai dari Rp25.000 saja.
Likuiditas yang ditawarkan juga tinggi. Anda bisa memilih durasi pendanaan, misalnya mulai dari satu bulan saja.