15 Jun 2021
Konsinyasi adalah salah satu istilah yang akan sering Anda temukan ketika mulai berbisnis. Untuk Anda yang belum pernah berbisnis, pasti agak asing mendengarkan istilah ini. Dalam berbisnis Anda biasanya tidak akan bisa melakukannya sendirian. Apalagi ketika baru memulai, Anda pasti akan mencari jalan agar bisnis Anda bisa dikenal lebih banyak orang.
Konsinyasi adalah salah satu proses yang bisa diandalkan untuk menarik lebih banyak pembeli. Lalu, sebenarnya apa itu konsinyasi? Di sini akan dibahas lebih banyak mengenai konsinyasi.
Baca juga: 3 Ide Usaha Kecil Menguntungkan Tanpa Perlu Banyak Banyak Modal
Saat Anda memulai bisnis, Anda bisa saja kebingungan ingin menjual produk Anda di mana. Menjual lewat online, tidak langsung mendapatkan pelanggan. Sedangkan, jika menjualnya secara langsung, Anda belum memiliki toko atau tempat yang memadai untuk berjualan. Di saat itulah Anda bisa memanfaatkan konsinyasi.
Konsinyasi adalah kerja sama dilakukan antara pihak pemasok barang dengan pihak pengecer. Pihak pengecer ini adalah pemilik toko yang sudah lama berjualan. Sedangkan, pihak pemasok barang adalah yang menyediakan barang untuk pihak pengecer.
Sistem penjualan konsinyasi, contohnya seperti ini:
Pengecer memasok barangnya ke sebuah pengecer. Lalu, pengecer menjualnya kepada pembeli. Barang itu laris. Pemasok akan mendapatkan kembali modal ditambah dengan keuntungan setelah barang itu terjual.
Pemasok pun harus memberikan komisi pada pengecer yang sudah membantunya menjual barang miliknya.
Konsinyasi adalah kerja sama yang cocok dipraktikkan pada bisnis retail dari yang besar hingga yang kecil. Contoh bisnis retail kecil adalah toko kelontong atau warung, sedangkan untuk bisnis retail yang besar di minimarket dan supermarket yang punya banyak cabang.
Jadi, sistem kerja sama konsinyasi ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, tapi sudah lama dipraktikkan. Apalagi di Indonesia, sistem konsinyasi ini mudah Anda temukan di mana-mana. Siapa saja bisa mempraktikkannya.
Konsinyasi adalah sistem dalam bisnis yang akan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak yang menjalin kerja sama. Kelebihan konsinyasi terhadap masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
Tidak hanya mendapat keuntungan, Anda juga perlu mengetahui kerugian dari sistem konsinyasi ini. Seperti inilah kekurangan konsinyasi untuk penyedia produk dan pemilik toko atau pengecer.
Contoh dari konsinyasi ini sebenarnya bisa Anda temukan di sekitar Anda. Namun, untuk lebih jelasnya, Anda perlu memperhatikan hal ini.
Misalnya, Anda memproduksi keripik pedas. Awalnya Anda menawarkan keripik pedas itu ke orang sekitar Anda, ternyata laku keras. Anda pun berinisiatif menitipkan barang dagangannya, berupa keripik pedasnya pada toko di dekat rumah Anda yang cukup ramai dikunjungi pembeli.
Anda menitipkan 50 bungkus keripik pedas terlebih dahulu dengan perjanjian jual selama 30 hari. Ternyata dalam seminggu, cepat laku. Pemilik toko senang dengan hasilnya, dan meminta Anda menambah stok lagi untuk dijual besok.
Anda menyanggupi hal itu. Anda mendapatkan hasil dari penjualan dan keuntungan Anda. Anda memberikan komisi pada pemilik toko sesuai dengan perjanjian.
Baca juga: Peluang Bisnis Umbi Porang untuk Anda
Usaha ini agar berjalan lancar memang membutuhkan strategi khusus. Seperti ini tipsnya untuk Anda yang ingin menjalankan bisnis dengan sistem ini.
Saat menawarkan produk Anda pada pihak pengecer, Anda perlu meyakinkan pihak pengecer bahwa produk Anda layak berada di etalasenya. Untuk itulah Anda perlu mengenalnya dengan baik agar bisa menjelaskan kelebihan dari produk Anda secara jujur.
Ini juga perlu Anda perhatikan karena tiap-tiap pengecer punya ciri khasnya sendiri. Pastikan ciri khas toko itu terkait dengan produk yang Anda jual. Misalnya, Anda ingin menjual roti, titipkan pada pengecer yang menjadikan produk roti sebagai unggulannya.
Tujuan Anda berjualan adalah pasti karena berharap mendapatkan keuntungan. Perlu diingat ada bagian yang akan Anda salurkan pada pihak pengecer, jadi Anda harus memastikan pembagian itu tetap dapat membuat Anda meraih keuntungan.
Contoh hal yang perlu didiskusikan adalah berapa persen komisi yang akan diberikan pada pengecer, komisinya biasanya 20%-60% dari hasil penjualan, kapan pemilik produk bisa mendapatkan uang hasil penjualan, biaya pengiriman barang akan dibayarkan oleh siapa, berapa lama produk ada di pengecer, dan pertanyaan lain yang sesuai dengan kebutuhan kedua belah pihak.
Anda perlu tahu bagaimana pihak pengecer memajang produk Anda nantinya. Setelah didiskusikan dengan baik, Anda bisa mendapatkan etalase yang sesuai dengan keinginan.
Saat pertama kali berkonsinyasi, Anda bisa saja belum berhasil ditandai dengan banyaknya sisa produk Anda setelah habis masa perjanjian penjualan. Di sini Anda perlu melakukan evaluasi apakah Anda harus mencari pengecer lain atau mengganti produknya.
Anda pelaku UMKM bisa membuat bisnis Anda jadi lebih besar dengan mengajukan pinjaman modal di P2P Lending Modal Rakyat. Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan investor yang bersedia menyalurkan dana untuk Anda. Anda dapat mengajukan pinjaman dari Rp500 ribu hingga Rp2 miliar.
Jangan khawatir soal bunga karena akan disesuaikan dengan risiko usaha Anda. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa melalui online. Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke halaman berikut ini.