09 Aug 2021
Likuiditas adalah salah satu penilaian yang cukup penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan utang. Anda pasti sudah tahu bahwa umumnya perusahaan memiliki utang. Sulit sekali menemukan perusahaan yang sama sekali tidak berutang. Artinya, perusahaan yang memiliki utang bukan berarti perusahaan yang bermasalah.
Namun, perusahaan tentunya harus membayar utang-utangnya sesuai dengan aturan. Hal itu bisa dilihat dari rasio likuiditasnya. Untuk itu di sini akan dibahas tentang likuiditas dari pengertian, perannya dalam bisnis, komponen, berbagai macam rasionya, dan perbedaannya dengan rasio solvabilitas.
Baca juga: Liabilitas adalah Pasiva, ini yang Pemilik Bisnis Wajib Tahu
Likuiditas adalah nilai yang berfungsi mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utangnya. Utang yang dimaksud dalam likuiditas merupakan utang jangka pendek.
Utang jangka pendek adalah berbagai macam utang yang harus dibayar dalam waktu dekat atau memiliki jangka waktu yang kurang dari satu tahun.
Apabila nilai likuiditasnya tinggi, berarti perusahaan mampu membayar utangnya. Sebaliknya, jika likuiditasnya rendah, berarti perusahaan kesulitan melunasi utang. Hal itu karena utang akan dibayar dengan kas yang dimiliki perusahaan. Untuk itulah perusahaan perlu memiliki kas yang cukup untuk segala keperluannya.
Likuiditas adalah nilai yang bukan sekadar nilai karena menjadi patokan untuk perusahaan dalam mencari solusi ketika diketahui ada masalah dalam pembayaran utang.
Ketika kas yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk membayar utang atau liabilitas jangka pendek, dampaknya juga akan mempengaruhi operasional bisnis perusahaan. Apalagi operasional ini harus terus berjalan supaya perusahaan memiliki pendapatan.
Likuiditas adalah nilai yang diperlukan oleh bisnis manapun. Perannya cukup jelas untuk perusahaan. Inilah penjelasannya.
Ada beberapa komponen yang bisa Anda gunakan dalam menilai likuiditas. Komponen ini dipengaruhi dari kegiatan bisnis yang dipraktikkan perusahaan. Seperti ini penjelasannya.
Komponen utama yang perlu diperhatikan pada likuiditas adalah kerapatan. Komponen ini merupakan representasi dari perbedaan jarak harga produk milik perusahaan.
Perbedaan tersebut dapat diperoleh dari jarak harga normal produknya dengan harga produk yang diajukan perusahaan. Dengan komponen ini, perusahaan akan bisa menjelaskan transaksi produk yang dilakukannya yang sesuai dengan perjanjian.
Komponen yang tidak kalah penting adalah tentang kedalaman. Kedalaman ini merepresentasikan tentang volume pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Dari komponen ini perusahaan dapat melihat kisaran harga yang digunakan oleh perusahaan dalam membeli atau menjual suatu produk.
Komponen terakhir yang tidak bisa diabaikan dari likuiditas adalah resiliensi. Komponen ini merepresentasikan tentang perubahan harga, seberapa cepat harga itu bisa berubah.
Komponen juga bisa digunakan untuk menampilkan ketidakstabilan harga pada suatu produk.
Likuiditas adalah nilai yang dapat diukur dengan rasio. Dari rasio ini perusahaan bisa tahu apakah likuiditasnya tinggi atau rendah.
Ada berbagai macam rasio likuiditas yang dapat diandalkan oleh perusahaan sesuai dengan fungsinya. Berikut ini penjelasannya.
Rasio likuiditas yang pertama adalah rasio lancar atau current ratio. Namanya seperti itu karena rasio ini dipengaruhi oleh aset atau aktiva lancar yang dipenuhi oleh perusahaan.
Sebagai pengingat untuk Anda, aktiva lancar adalah jenis aset perusahaan yang bisa ditukar dengan uang tunai dalam waktu yang relatif singkat. Aset ini biasanya digunakan untuk berbagai keperluan perusahaan yang harus dipenuhi maksimal satu tahun.
Di rasio lancar, utang jangka pendek dibayar memakai aktiva lancar secara keseluruhan. Apabila aktiva lancar tidak memenuhi untuk itu, berarti perusahaan memiliki likuiditas yang termasuk rendah. Untuk itulah perusahaan perlu mempersiapkan aktiva lancar sebaik-baiknya.
Penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan besaran aktiva lancar dan utang jangka pendek. Apabila aktiva lancar lebih tinggi dibandingkan utangnya, berarti perusahaan punya nilai likuiditas yang bagus.
Rasio lain yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah rasio cepat atau quick ratio. Rasio ini memilai kemampuan perusahaan membayar utangnya dengan menggunakan pembayaran non uang tunai.
Pembayarannya menggunakan aktiva lancar juga, tapi lebih ke jenis lain, yaitu surat berharga dan bermacam piutang yang dimilikinya. Komponen ini membutuhkan waktu lebih lama untuk diubah menjadi uang tunai.
Jika rasio cepat berada di posisi atas dibandingkan dengan utang jangka pendek, maka bisa dikatakan bahwa keuangan perusahaan ada di posisi yang stabil.
Rasio kas ini adalah nilai likuiditas yang dilihat dari membandingkan aktiva lancar berupa kas dengan utang jangka pendeknya. Aktiva lancar berupa kas ini bisa diambil dalam bentuk rekening giro.
Jika aktiva lancar jenis kas ini lebih tinggi jumlahnya dibandingkan dengan utang jangka pendek, itu berarti perusahaan tidak menemukan masalah dalam melunasi utang jangka pendeknya. Sebaliknya, perusahaan akan mendapatkan masalah jika aktiva lancar berupa kas lebih rendah dibandingkan utang jangka pendek.
Rasio perputaran kas menghasilkan keuntungan yang diraih perusahaan dari jumlah produk yang berhasil terjual dan modal kerjanya. Perputaran kas ini besarannya harus tinggi dibandingkan utang apabila ingin mendapatkan nilai likuiditas yang bagus.
Merupakan rasio likuiditas yang komponennya berdasarkan posisi modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Cara untuk menghitungnya adalah dengan menggunakan total aset milik perusahaan minus liabilitas atau kewajiban. Hasilnya perlu dibagi lagi dengan total aset agar ditemukan nilai rasio likuiditasnya.
Rasio likuiditas adalah nilai yang sering disandingkan dengan rasio solvabilitas. Padahal keduanya punya perbedaan, walaupun sama-sama mempunyai tujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya. Inilah perbedaannya.
Likuiditas adalah nilai yang digunakan untuk mengukur apakah perusahaan mampu membayar utang jangka pendeknya atau utang lancar. Sedangkan solvabilitas biasanya dipakai untuk mengukur kemampuan bisnis dalam memenuhi kewajiban jangka panjang.
Risiko dari nilai likuiditas biasanya dianggap rendah karena kebutuhannya yang dalam waktu pendek dan jumlahnya yang tidak begitu besar.
Sedangkan solvabilitas, risikonya terbilang tinggi karena perusahaan terus melanjutkan bisnisnya, sementara itu perusahaan juga perlu membayar utang nanti. Biasanya juga utang jangka panjang itu jumlahnya cukup besar, jadi harus dipersiapkan.
Likuiditas biasanya dihitung dengan cara melihat aset lancar perusahaan. Sedangkan, pada solvabilitas perusahaan akan melihatnya dengan rasio utang ekuitas dan bunga yang biasanya dibebankan pada utangnya tersebut.
Baca juga: Pintar Mengatur Keuangan meski Memiliki Banyak Utang
Likuiditas adalah salah satu nilai yang harus diperiksa secara berkala oleh perusahaan karena perusahaan tidak boleh mendiamkan utangnya yang sudah masuk jatuh tempo. Apabila utang tidak dibayarkan, perusahaan akan terkena denda yang membuat beban perusahaan semakin bertambah.
Perusahaan boleh saja berutang, tapi tentu utangnya jangan sampai terlalu tinggi dan perusahaan harus membayarnya sesuai ketentuan. Untuk itulah likuiditas adalah rasio yang dapat diandalkan oleh perusahaan hingga sekarang. Perusahaan dapat menggunakan rumus rasio yang mana saja. Hal itu bisa disesuaikan dengan kebutuhannya.
Pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kinerja bisnisnya, tapi terkendala modal, dapat mengajukan pinjaman di Modal Rakyat. P2P Lending Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan pendana yang bersedia meminjamkan dana untuk Anda. Anda dapat mengajukan pinjaman di Rp500 ribu sampai Rp2 miliar.
Tidak perlu mencemaskan besaran bunga karena bunga yang dibebankan pada Anda akan disesuaikan dengan risiko usaha. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa dilakukan secara online, oleh karena itu prosesnya cenderung cepat. Modal Rakyat juga sudah memperoleh izin dari OJK, jadi aman dan terpercaya.
Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke tautan ini.