09 Sep 2022
Likuiditas investasi adalah istilah yang perlu Anda pahami saat berencana terjun ke dunia investasi. Hal itu karena likuiditas pada investasi akan berpengaruh terhadap jalan investasi Anda ke depannya.
Untuk itu Anda perlu tahu soal pengertian likuiditas, contoh, dan cara menghitung investasi yang likuid, yang akan dijelaskan di bawah ini. Anda pun akan paham bagaimana cara memilih investasi sesuai kebutuhan
Baca juga: Likuiditas adalah: Manfaat, Jenis, dan Komponennya
Likuiditas adalah istilah yang berasal dari kata likuid yang memiliki arti cair. Jadi, maksud dari likuiditas investasi adalah aset yang mudah dicairkan menjadi uang, sehingga Anda pun bisa merasakan manfaatnya secara cepat.
Sebuah aset punya likuiditas yang tinggi layak untuk dipilih karena akan sangat mudah menukarnya dengan uang.
Namun, bukan berarti aset yang punya likuiditas rendah harus diabaikan. Anda bisa tetap memilihnya, tapi tentu harus bersabar karena untuk mencairkannya menjadi uang perlu waktu yang lama.
Masing-masing investasi punya tingkat likuiditasnya sendiri mulai dari saham, properti, P2P lending, reksa dana, mata uang kripto, obligasi, dan lainnya.
Ada dua fungsi likuiditas yang akan membantu Anda untuk sukses berinvestasi. Oleh sebab itu, Anda perlu memperhatikan likuiditas sebelum memilih instrumen investasi yang bagi Anda menarik. Ini dia penjelasannya
Ketika berinvestasi Anda melakukan pembelian pada instrumen yang menarik. Setelah itu Anda ingin menjualnya saat harganya sedang naik.
Anda tentunya akan memilih instrumen yang mudah laku karena banyak peminatnya. Anda jadi tidak kerepotan mencari dan tidak menunggu calon pembeli terlalu lama. Hal itu bisa terlihat dari tingkat likuiditasnya yang tinggi.
Jika Anda bersabar menunggu atau memang ingin melakukan investasi jangka panjang, tidak masalah memilih aset investasi yang likuiditasnya rendah. Sesuaikan saja dengan keinginan Anda.
Hasil investasi Anda akan sangat membantu ketika sedang dalam keadaan darurat. Anda bisa mencairkan aset itu dalam waktu cepat untuk yang likuiditasnya tinggi.
Anda jadi tidak perlu bingung lagi ke mana mencari uang untuk waktu darurat. Untuk itulah pemilihan aset dengan likuiditas yang tinggi disarankan.
Namun, jika Anda sudah mempunya dana darurat khusus, tidak masalah fokus pada aset yang likuiditasnya lebih rendah.
Dua contoh investasi ini bisa menjadi perbandingan likuiditas untuk Anda. Dengan begitu, Anda jadi lebih paham maksud dari likuiditas itu sendiri. Dua investasi tersebut adalah sebagai berikut:
Saham dikenal sebagai salah satu instrumen yang punya likuiditas bagus. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua saham punya kualitas seperti ini.
Ciri khas saham yang punya likuiditas tinggi biasanya punya volume perdagangan yang tinggi, bid-ask saham tersebut termasuk tinggi atau banyak antrian investor, dan punya kapitalisasi yang tinggi di atas Rp10 triliun.
Mengapa saham dengan likuiditas tinggi yang terbaik? Alasannya karena Anda jadi lebih mudah menawarkannya ke investor lain ketika ingin mendapatkan keuntungan.
Saham-saham yang jarang ditransaksikan biasanya akan lebih sulit terjual karena peminatnya yang sedikit.
Investasi properti sejak dulu sudah menjadi primadona di Indonesia. Keuntungannya termasuk menjanjikan di investasi jangka panjang. Kurang cocok untuk investasi jangka pendek.
Kesimpulannya, properti termasuk investasi yang likuiditasnya rendah. Anda bisa membayangkannya, ketika Anda memiliki properti yang harganya sudah naik dan ingin menjualnya, pasti tidak akan langsung laku.
Anda harus menunggu beberapa waktu sampai properti itu dibeli orang lain. Untuk itu Anda perlu menjual properti pada pasar yang tepat, yaitu mereka yang benar-benar ingin membeli properti.
Cara menghitung likuiditas investasi adalah dengan melibatkan harga ask dan harga bid, yang nantinya menghasilkan biaya transaksi atau disebut spread. Perhitungan ini biasanya diterapkan untuk saham. Anda bisa cek likuiditas pada suatu saham tinggi atau rendah dengan cara ini.
Harga ask adalah harga penawaran terendah pada suatu investasi, sedangkan harga bid adalah harga tertinggi yang dipasang investor. Untuk lebih jelasnya, ini adalah cara untuk menghitungnya.
S = PA - PB
S (dalam %) = (PA - PB) / ((PA + PB) / 2))
Keterangan
S = spread atau biaya transaksi
PA = harga ask
PB = harga bid
Jika hasil persentase yang didapatkan termasuk rendah di bawah 10%, itu artinya likuiditas yang dimiliki aset investasi tersebut termasuk tinggi. Sebaliknya, jika persentase dari hasil perhitungan spread tinggi, berarti likuiditas aset tersebut termasuk rendah.
Anda pun jadi bisa mengetahui secara jelas apakah aset yang Anda pilih itu likuiditasnya tinggi atau rendah dengan perhitungan di atas.
Baca juga: 5 Contoh Investasi Jangka Pendek yang Memberikan Keuntungan
Likuiditas investasi adalah hal yang perlu Anda perhitungkan. Sesuaikan dengan tujuan Anda dalam berinvestasi, Anda pun jadi bisa mengelola aset dengan cara yang benar. Namun, bukan berarti Anda harus selalu memilih aset investasi yang likuiditasnya tinggi. Disesuaikan saja dengan tujuan investasi yang diinginkan.
Anda berkesempatan meraih imbal hasil yang menarik di pendanaan fintech lending Modal Rakyat.
Di sini Anda membantu UMKM untuk memperoleh dana. Anda bisa menyediakan dana dari Rp500 ribu. Keuntungannya mencapai 18% per tahun.
Modal Rakyat berizin dan diawasi OJK, sehingga terjamin keamanannya dan legal. Mulai jadi pendana di Modal Rakyat sekarang juga dan raih imbal hasil yang diinginkan.