02 Jun 2022
Literasi keuangan adalah tindakan penting bagi masyarakat modern yang memanfaatkan uang dalam kehidupan sehari-hari. Alasannya adalah karena untuk mencapai kekayaan, seseorang tidak hanya harus mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, melainkan juga tepat mengelolanya.
Financial literacy atau disebut juga literasi keuangan adalah suatu aktivitas atau suatu proses yang menambah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan terhadap pengelolaan uang. Dengan kata lain, literasi keuangan adalah pengetahuan mengenai pengelolaan uang yang dapat dan berani dilakukan.
Literasi keuangan berkaitan dengan pendapatan informasi keuangan oleh masyarakat. Hal itu didapatkan dari edukasi yang dilakukan oleh berbagai pihak, bisa pendidikan non formal atau kampanye oleh lembaga keuangan. Harapannya adalah agar semakin banyak masyarakat yang paham serta mendapatkan edukasi dan perlindungan konsumen.
Semakin tinggi literasi keuangan seseorang, maka semakin kompleks pula kebijakan finansial yang dilakukan. Perencanaan keuangan yang dilakukan pun akan lebih matang dan terukur. Hal itu lazimnya juga berpengaruh pada meningkatnya pengguna jasa keuangan dan produknya.
Literasi keuangan yang baik menggambarkan “saling kenalnya” antara individu, lembaga keuangan, dan alur kerja pengelolaan uang. Sebaliknya, asingnya masyarakat pada lembaga keuangan dan alur pengelolaan keuangan menandakan literasi keuangan sangatlah rendah.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Buku Investasi agar Mahir Berinvestasi
Ada tiga poin penting dalam literasi keuangan, yaitu knowledge atau pengetahuan, skill atau keterampilan, dan confidence atau keyakinan. Ketiga poin tersebut harus terpenuhi bagi seseorang yang dinyatakan melek literasi keuangan. Penjelasan dari tiga poin penting literasi keuangan tersebut adalah sebagai berikut:
Masyarakat dengan masing-masing karakteristiknya memiliki tingkat literasi keuangan yang berbeda-beda. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia menyebut bahwa masyarakat Indonesia terbagi ke dalam empat tingkatan literasi keuangan. Keempat tingkatan literasi keuangan tersebut adalah:
Terdapat beberapa aspek penting yang harus dipahami oleh seorang individu agar tingkat literasi keuangannya dikatakan baik. Jika aspek-aspek berikut secara total telah terpenuhi, individu tersebut dapat dianggap sejahtera. Dua pendapat mengenai aspek keuangan yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut.
Menurut Chen and Volpe, terdapat empat aspek dalam penilaian tingkat literasi keuangan. Empat aspek yang dimaksud adalah general knowledge atau pengetahuan umum, saving and borrowing atau simpanan dan pinjaman, insurance atau asuransi, dan investment atau investasi.
Ada 5 aspek literasi keuangan menurut Nababan dan Sadalia, yaitu basic personal finance atau pengetahuan keuangan dasar, money management atau pengelolaan uang, credit debt management atau manajemen pengkreditan, saving and investment atau tabungan dan investasi, dan risk management atau manajemen risiko.
Untuk mengetahui apakah seseorang telah memiliki literasi keuangan yang baik, dapat digunakan beberapa indikator untuk menilainya. Berbagai indikator literasi keuangan yang dijadikan sebagai tolak ukur literasi keuangan adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Rekomendasi 13 Buku Pengelolaan Keuangan untuk Anda
Pemahaman literasi keuangan tidak hanya menguntungkan bagi seorang individu, tetapi juga bagi lembaga keuangan sistem makro ekonomi. Berbagai manfaat yang membuat literasi keuangan menjadi penting adalah sebagai berikut.
Financial literacy berharga bagi setiap individu masyarakat. Meleknya pada literasi keuangan akan membuat masyarakat mampu untuk mengelola dana, memanfaatkan suku bunga, melunasi hutang, menyiapkan berbagai tabungan dan dana darurat, serta kebutuhan finansial lainnya. Sebaliknya, apabila masyarakat buta pada literasi keuangan maka akan cenderung untuk memiliki hutang dan bangkrut.
Dari sisi lembaga pengelolaan uang, manfaat pemahaman masyarakat pada literasi keuangan akan menyebabkan transaksi keuangan meningkat. Hal tersebut akan membuat produk dari jasa keuangan dapat semakin berkembang dan maju. Salah satu contoh perkembangan pengelolaan uang adalah peer to peer lending.
Peer to peer lending adalah jasa keuangan yang bertindak sebagai mediator, menghubungkan pemberi bantuan modal dengan pengusaha butuh modal. Salah satu P2P Lending Indonesia aman teruji OJK adalah Modal Rakyat.
Modal Rakyat adalah fintech yang menyalurkan modal dari pendana kepada pelaku bisnis butuh tambahan modal. Anda sebagai pendana akan memperoleh imbal untung dari pengusaha terbantu modal sebesar 18% per tahun.
Untuk memperoleh informasi lengkap mengenai pengelolaan dana sebagai pendana di Modal Rakyat, ikuti link berikut: pendanaan untung di Modal Rakyat.
Selain meningkatnya transaksi keuangan yang akan menguntungkan lembaga jasa keuangan, masyarakat yang melek literasi keuangan akan membuat ekonomi terdorong tumbuh. Dalam skala yang lebih luas, hal itu akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan, aktivitas menabung masyarakat juga melakukan sumbangsih terhadap pembangunan ekonomi secara global.