22 Mar 2021
Setiap pasangan yang memasuki tahapan hubungan yang serius, tentu nya akan membicarakan pernikahan. Ketika berbicara mengenai pernikahan, pokok utama bahasan umumnya seputar konsep dan biaya pernikahan, akan tinggal sendiri atau bersama orang tua dan lain sebagainya. Akan tetapi, pembahasan penting mengenai manajemen keuangan menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan.
Asumsi mengenai topik keuangan adalah topik yang sensitif atau bahkan akan merusak hubungan dengan pasangan merupakan hal yang harus dihindari. Padahal, pemahaman akan bagaimana pasangan Anda kelak mengatur uang nya merupakan jalan terbaik untuk mencegah terjadinya perselisihan dan kesalahpahaman. Menurut data yang ada bahkan masalah keuangan menjadi penyebab utama dalam kegagalan berumah tangga. Maka, berkomunikasi mengenai keuangan menjadi penting sekali dalam membangun fondasi pernikahan.
Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dan apa saja hal-hal yang perlu dikomunikasikan sehingga terdapat kesepakatan dalam manajemen keuangan setelah menikah?
Baca juga: Tips Melepaskan Diri dari Sindrom Hedonic Treadmill
Mengutip dari video TED yang dibawakan oleh ilmuwan perilaku ternama, Wendy De La Rosa, Anda dapat memulai pembicaraan mengenai manajemen keuangan pasangan Anda dengan 3 pertanyaan berikut ini, yakni:
Dengan pertanyaan ini, dapat memberikan gambaran secara umum apa saja tujuan keuangan yang ingin dicapai bersama. Anda dapat mengetahui se-visioner apa pasangan Anda terhadap kehidupan rumah tangga Anda atau bahkan kesamaan visi mengenai tujuan keuangan di masa mendatang.
Kesuksesan finansial setiap orang tentu nya memiliki definisi yang berbeda-beda. Apakah memang pasanganmu mengukur kesuksesan finansial dengan memiliki rumah di area perumahan elit? Ataukah dapat mengumpulkan dana pensiun hingga Rp 100 miliar?
Tujuan dari pertanyaan ini adalah apakah Anda dan pasangan dapat belajar dari keputusan-keputusan keuangan yang dilakukan sebelumnya hingga dapat mengubah hidup Anda baik itu keputusan yang berdampak baik ataupun buruk sehingga kedepannya dapat memperbaiki dari pengalaman yang telah dialami.
Tentunya dengan mengawali pembicaraan dengan pertanyaan diatas, dapat mengarahkan pertanyaan-pertanyaan lain seputar keuangan yang membuat Anda menjadi siap merencanakan rumah tangga dengan pasangan Anda.
Setelah Anda mengetahui banyak hal mengenai manajemen keuangan pasangan Anda, langkah selanjut nya adalah bagaimana perencanaan manajemen keuangan setelah menikah. Siapakah yang akan menjadi manajer keuangan? Bagaimana pembagian uang untuk keluarga besar?
Apabila Anda dan pasangan berprofesi sama yakni sebagai karyawan, maka kunci utama dalam manajemen keuangan adalah bagaimana cara Anda dan pasangan membagi alokasi pengeluaran dari gajian.
Menurut perencana keuangan ternama, Prita Ghozie, Anda bisa memakai konsep Living-Saving-Playing, dimana penghasilan Anda dibagi dalam ketiga pos tersebut yakni Living adalah pos pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, Saving adalah pos pengeluaran untuk menabung dan investasi dan Playing adalah pos pengeluaran untuk hiburan.
Baca juga: 4 Tanda Bunuh Diri dalam Mengatur Finansial
Konsep Living-Saving-Playing sebelum dan sesudah menikah akan berbeda dari segi anggaran. Tidak hanya itu saja, tiap pasangan pun pasti berbeda pula kebutuhan nya. Namun, Anda dapat memakai metode pembagian ketiga pos tersebut antara sebelum dan sesudah menikah yang dapat diterapkan, yakni:
Lajang 30%
Kebutuhan sehari-hari untuk diri sendiri biasanya seputar kebutuhan makan, transportasi serta kos apabila sudah tidak tinggal di rumah orang tua. Apabila Anda merupakan sandwich gen, maka porsi pos Living dapat dinaikkan hingga 50%.
Menikah 50%
Setelah menikah, kebutuhan sehari-hari tidak hanya seputar makanan, transportasi. Akan tetapi terdapat cicilan seperti cicilan rumah, kendaraan dan lainnya. Ideal nya, porsi cicilan maksimal 30% dari penghasilan. Pada pos ini pula ditambahkan kebutuhan seperti fasilitas rumah, support system dan mainan anak.
Lajang 50%
Sebelum menikah, ideal nya menganggarkan 30% untuk dana pensiun. Lalu dengan pos ini juga Anda dapat membangun dana darurat serta fokus pada asuransi kesehatan.
Menikah 30%
Setelah menikah, terkadang untuk menganggarkan dana menabung dan investasi cukup sulit untuk dilakukan, akan tetapi lebih baik tetap diusahakan sekecil apapun. Di tahap telah menikah, pada pos ini harus diprioritaskan untuk investasi pendidikan anak. Selain itu, wajib hukum nya untuk memiliki dana darurat serta fokus pada asuransi jiwa dan kesehatan.
Apabila Anda mempertimbangkan terdapat nya dana untuk investasi, perlu diperhatikan bahwa pemilihan produk investasi disesuaikan dengan tujuan dan profil risiko Anda dan pasangan.
Untuk investasi pendidikan anak, dapat dipertimbangkan untuk berinvestasi emas. Emas cocok digunakan sebagai tabungan dana pendidikan karena sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi, mudah dicairkan serta harga cenderung meningkat dalam jangka panjang.
Lajang 20%
Tentu saat lajang, Anda dapat menggunakan pos ini untuk apapun baik itu memanjakan diri atau bahkan mentraktir keluarga Anda.
Menikah 20%
Pada pos ini Anda dapat mempergunakan untuk staycation bersama keluarga kecil Anda atau bahkan berliburan ke luar kota dan luar negeri dan lain sebagainnya.
Semua tips di atas tentu nya apabila diterapkan akan memudahkan Anda dan pasangan dalam merencanakan masa depan setelah menikah. Manajemen keuangan setelah menikah kini bukanlah konsep yang hanya di bayangan saja, tapi sudah dapat tertuang secara jelas. Semoga bermanfaat!