Gaya Hidup

Mengatasi Kecemasan Berlebih di Tengah Pandemi Covid-19

Kabrina Rian Ferdiani-

06 Aug 2020

Mengatasi Kecemasan Berlebih di Tengah Pandemi Covid-19

Sudah berminggu-minggu sejak kasus pertama pasien COVID-19 diumumkan di Indonesia. Semenjak itu, semua aktivitas kita menjadi terbatas. Entah kapan pandemi ini berakhir di tanah air dan di dunia. 

Ketidakjelasan kapan wabah berakhir, kapan dapat memulai aktivitas normal kembali, serta kekhawatiran akan virus yang dapat menyerang tubuh kapanpun dan dimanapun membuat kita menjadi cemas. 

Cemas adalah respons yang wajar, namun jika berlebihan akan mengganggu kehidupan kita. Risiko paling buruk dari kecemasan berlebih adalah menurunnya imunitas yang membuat kita lebih rentan terkena virus dan penyakit.


Baca juga: Lindungi Keluarga dari Kemiskinan dengan 5 Cara Berikut ini


Mengenali kecemasan dan gejalanya

Kecemasan adalah perasaan yang manusia rasakan meliputi rasa takut, khawatir, dan gugup. Gejala kecemasan yang dialami tiap orang bisa berbeda-beda. Beberapa gejala yang bisa dialami ialah:

  • Merasa gugup, gelisah, atau tegang
  • Detak jantung menjadi lebih cepat, lebih berkeringat
  • Pernafasan menjadi lebih cepat
  • Lemah, lesu, dan insomnia
  • Sulit fokus dan memiliki keinginan kuat untuk menghindari pemicu kecemasan
  • Gangguan pada pencernaan, seperti sembelit
  • Obsesif terhadap sesuatu atau melakukan suatu hal secara berulang

Ini hanya merupakan sebagian gejala yang biasa dialami oleh orang yang merasa cemas. Setiap orang bisa merasakan gejala yang berbeda dengan durasi maupun kuantitas yang berbeda pula.


Apakah cemas itu normal?

Kecemasan bukanlah hal yang negatif, melainkan sebuah respon normal manusia ketika menghadapi situasi yang membahayakan fisik maupun jiwanya. Kecemasan berguna untuk memberikan peringatan pada manusia atas sesuatu yang akan dihadapi, sehingga manusia bisa bersiap-siap untuk menghadapi atau menghindarinya.

Jika cemas yang kita rasakan berhubungan dengan situasi atau masalah tertentu, hanya berlangsung selama masalah itu terjadi, tidak berlebih-lebihan dan realistis dengan situasinya, maka apa yang kita rasakan masih dapat dikategorikan kecemasan normal.

Namun, kecemasan akan menjadi masalah yang serius jika tidak dapat dikendalikan dan mengganggu fungsi kita sebagai manusia. Orang yang mengalaminya akan merasa terjebak dalam pikiran dan perasaannya sendiri, serta bisa saja berdampak pada fisiknya.

Kecemasan yang tidak normal akan muncul secara tak terduga, tanpa alasan yang jelas, tidak realistis (contoh: kecemasan atas hal yang belum pernah terjadi), berlangsung lama, terasa mustahil untuk dikendalikan, dan berusaha menghindari situasi atau hal yang dapat membuat cemas. Jika sudah seperti itu, ada kemungkinan kesehatan mental kita terganggu.

Gangguan kecamasan memiliki beberapa jenis yang dimanifestasikan dengan cara atau diagnosa yang berbeda. Beberapa diantaranya ialah Generalised Anxiety Disorder, Social Anxiety, Specific Phobia, Panic Disorder, Post-traumatic Stress Disorder, dan Obsessive-compulsive disorder.


Cara mengatasi kecemasan berlebih

Jika mengalami kecemasan berlebih yang sudah di luar batas normal, maka besar kemungkinan kamu mengalami gangguan mental. Agar menghindari self-diagnosis atau mendiagnosis sendiri, mendatangi pakarnya adalah solusi. 

Dengan pengobatan, konseling, hingga psikoterapi, kecemasan berlebihan dapat diatasi. Terapi yang bisa digunakan adalah cognitive behavioral therapy, dimana terapi ini akan mengubah pola pikir yang selama ini ada dalam diri agar respon yang dikeluarkan juga berubah.

Untuk mengatasi kecemasan yang disebabkan oleh pandemic COVID-19, kamu bisa melakukan cara-cara berikut:

Menghindari pemicu kecemasan

Pandemic COVID-19 memang berbahaya. Namun, yang lebih berbahaya adalah berita-berita negatif di luar sana yang 24 jam memberitakan hal-hal buruk mengenai pandemi. Terpapar berita buruk terus menerus akan membuat kita cemas.

Belum lagi berita hoax seputar pandemi yang dengan mudah tersebar melalui sosial media. Dalam bermain sosial media, hindari postingan panik ataupun konspirasi yang dapat mengganggu kesehatan mental. Berfokuslah pada konten atau berita yang menyajikan saran atau solusi dalam penanganan COVID-19, serta tips-tips menjaga kesehatan fisik dan mental.

Yang paling efektif ialah mengurangi screen time atau paparan terhadap berita-berita negatif tersebut. Matikan televisimu, jangan terlalu berfokus pada sosial mediamu, mulailah hidup dengan sepenuhnya.

Tetapkan waktu dan tulis segala kekhawatiranmu

Mengkhawatirkan sesuatu bukanlah hal yang buruk. Kita bisa mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan pencegahan dan penyelesaian dari masalah tersebut. Namun, jika dilakukan sepanjang waktu, kecemasan hanya akan menghabiskan waktu dan mengganggu ketenangan diri.

Tetapkan waktu untuk cemas atau khawatir dalam sehari, bisa satu jam atau kurang dari itu. Jika tiba-tiba kamu merasa cemas di luar waktu yang telah ditetapkan, ingatkan diri untuk berkomitmen. Katakan pada diri bahwa kecemasan yang dirasakan bisa diungkapkan besok, sehingga saat ini harus memaksimalkan hari sebaik-baiknya.

Tulis semua kecemasan itu. Bedakan kecemasan itu menjadi yang bisa dikontrol dan yang tidak bisa dikontrol. Pikirkan solusi yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi kecemasan yang bisa dikontrol dan ingatkan diri untuk tidak terlalu terpaku pada hal-hal yang tidak bisa dikontrol.

Menggunakan distraksi jika perlu

Distraksi yang paling baik adalah distraksi yang bisa memberikan manfaat pada hidupmu. Kamu bisa melakukan yoga dan meditasi untuk menenangkan diri, berolahraga, membersihkan rumah, memasak, menghubungi teman dan kerabat secara virtual, belajar hal-hal baru secara online, hingga menjadi volunteer online.

Distraksi yang bersifat menyenangkan tentu juga boleh dilakukan, seperti menonton drama, menonton youtube, bermain game, berbelanja online, melakukan hobi yang biasa kita lakukan, dan lainnya.

Namun, terlalu banyak distraksi dapat menimbulkan masalah, apabila sudah menjadi adiksi. Distraksi seperti menonton berjam-jam video atau menggunakan sosial media dalam waktu yang lama dapat meningkatkan kebosanan dan stres dalam hidup.

Dengan melakukan 3 cara utama mengatasi kecemasan tersebut, maka kita tidak akan khawatir secara berlebihan dalam menghadapi pandemi.

Dear, menjaga kebersihan diri dan kesehatan fisik memang penting. Namun, kesehatan mental di tengah wabah ini juga menjadi hal yang harus diperhatikan. 

Jika kita terlalu stres, cemas, dan takut, maka kita tidak bisa berfikir jernih untuk menghadapi pandemi ini. Untuk tetap tenang, salah satu caranya kamu bisa melakukan meditasi. Dengan layanan meditasi Riliv, meditasi bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun.

Lakukan segala upaya untuk menghindari kecemasan yang berlebih-lebihan, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Jangan menggampangkan pandemi ini dengan tidak mematuhi protokol ya, Dear.

Tetap sehat, tenang, produktif, dan bahagia!

Disadur dari:

  1. https://www.psychologytoday.com/us/blog/leap-power/202004/taming-anxiety-during-covid-19
  2. https://www.heretohelp.bc.ca/q-and-a/whats-the-difference-between-anxiety-and-an-anxiety-disorder#:~:text=Anxiety%20is%20a%20problem%20when,in%20order%20to%20avoid%20anxiety.
  3. https://www.healthline.com/health/anxiety-symptoms#symptoms

Ditulis oleh Tazakka Putri Oktoji dari Riliv.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru