02 Jun 2021
Kehidupan sebelum menikah dengan sesudah menikah tentunya terdapat perbedaan yang berarti, termasuk salah satunya adalah urusan keuangan. Setiap individu tentunya punya pandangan masing-masing mengenai pengelolaan keuangan.
Oleh karena itu, ada baiknya setiap pasangan membicarakan terlebih dahulu bagaimana menyelaraskan konsep pengelolaan keuangan yang sesuai sehingga kebutuhan keuangan kini dan masa mendatang dapat dipenuhi dengan baik.
Menurut perencana keuangan ternama, Prita Ghozie, terdapat 4 kemungkinan yang dapat terjadi dalam pengelolaan keuangan oleh pasangan, yakni:
Model pengelolaan keuangan yang diterapkan pun tidak ada yang salah dan benar, namun yang terpenting adalah bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga yang benar. Simak 8 cara mengatur keuangan rumah tangga berikut ini supaya bisa memenuhi berbagai kebutuhan di masa kini dan mendatang.
Baca juga: Memulai Investasi Saham Blue Chip 2021 IDX untuk Pemula
Tujuan utama dalam membuat anggaran bulanan adalah supaya kamu dan pasangan dapat dengan disiplin dan mengetahui secara jelas pengeluaran apa saja yang akan dilakukan dari penghasilan bulanan. Tentunya agar tidak terjadi pemborosan karena keinginan diprioritaskan dibanding kebutuhan.
Anggaran bulanan dapat memakai konsep yang dicetuskan oleh perencana keuangan ternama, Prita Ghozie, yakni dengan konsep Living-Saving-Playing. Tentunya besaran Living-Saving-Playing berbeda antara sebelum dan sesudah menikah.
Berikut ini besaran Living-Saving-Playing yang dapat diterapkan bagi kamu yang sudah berumah tangga, yaitu:
Pada pos Living, kebutuhan primer seperti belanja bulanan (termasuk biaya makan), tagihan listrik dan air, cicilan rumah serta kendaraan, transportasi dan lainnya masuk ke dalam pos ini. Dalam merincikan kebutuhan primer agar tidak ada yang terlupakan, dapat didiskusikan dengan pasangan sehingga nantinya tidak ada pengeluaran diluar dari anggaran yang telah ditetapkan.
Dengan kebutuhan sehari-hari yang pada umumnya telah memakan sebagian besar penghasilan suami dan istri, seringkali menganggarkan dana untuk menabung dan berinvestasi sulit untuk dilakukan. Namun, perlu diupayakan meskipun dengan dana yang kecil untuk tabungan dan investasi.
Pada pos ini, kebutuhan yang dirincikan adalah kebutuhan tersier seperti dana liburan dan lain sebagainya.
Pembuatan anggaran bulanan haruslah dilengkapi dengan pencatatan pengeluaran yang dilakukan, hal ini agar memonitor pengeluaran yang dilakukan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Seringkali tak terhindarkan bahwa jumlah nominal anggaran yang dibuat tidak sesuai pengeluaran.
Maka, dengan pencatatan pengeluaran kita dapat menelusuri pos pengeluaran mana sajakah yang membengkak atau tidak teranggarkan sebelumnya karena bukanlah kebutuhan yang prioritas.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, pencatatan tidak hanya dapat dilakukan melalui komputer pribadi, namun terdapat berbagai aplikasi keuangan di smartphone yang dapat memudahkanmu mencatat langsung tiap-tiap pengeluaran.
Salah satu komponen terpenting dari cara mengatur keuangan rumah tangga adalah memiliki dana darurat. Dana darurat merupakan dana yang dipersiapkan untuk keadaan tidak terduga maupun darurat, seperti misalnya perbaikan rumah dan kendaraan pribadi, biaya kesehatan dan lain sebagainya.
Besaran dana darurat bergantung dari kondisi rumah tangga yang dimiliki. Misalnya, bagi kamu yang masih lajang, jumlah dana darurat yang dibutuhkan adalah 3 kali pengeluaran bulanan.
Apabila kamu telah memiliki tanggungan misalnya memiliki 1 anak, maka idealnya adalah 6 kali pengeluaran bulanan. Namun, pembelajaran yang dapat kita petik dengan masih berjalannya pandemi saat ini, kamu dapat memperbesar dana darurat menjadi 12 kali pengeluaran bulanan.
Alasan mengapa rasio hutang dan cicilan tidak melebih 30% dari penghasilan adalah agar arus kas bulanan kamu tetap positif. Selain itu pula, agar sebagian penghasilanmu dapat digunakan untuk tujuan keuangan lainnya seperti mengumpulkan dana darurat, pendidikan hingga dana pensiun.
Salah satu kunci terpenting agar hutang dan cicilan tidak membengkak adalah mengutamakan kebutuhan dibandingkan keinginan.
Dengan memakai konsep Living-Saving-Playing yang telah dijelaskan sebelumnya, kamu dapat mencoba kebiasaan finansial yang sehat dengan berinvestasi.
Pilihlah produk investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu. Berbagai produk investasi yang ada di pasaran dapat kamu manfaatkan untuk disesuaikan kembali.
Apabila kamu pemula dalam investasi, dapat mencoba investasi emas, yang mana investasi ini adalah investasi yang sudah dilakukan oleh orang tuamu terdahulu karena risiko yang terbilang rendah, mudah dicairkan serta harga cenderung naik dalam jangka waktu yang panjang.
Baca juga: Emas Putih vs Emas Kuning untuk Investasi, Untung Mana?
Apabila kamu dan pasangan ingin dapat mewujudkan tujuan keuangan masa depan lebih cepat dari rencana, maka dapat menambah pos tabungan dan investasi yang berasal dari bonus penghasilan maupun THR.
Selain itu pula, kamu dan pasangan dapat menambah penghasilan tambahan dengan cara yang mudah seperti kerja sampingan dari keahlian yang dimiliki.
Seringkali kita tergoda dengan penggunaan kartu kredit karena kemudahan yang ditawarkan serta penundaan pembayaran yang tidak dilakukan saat itu juga. Namun perlu diingat bahwa kartu kredit bukanlah bentuk uang tunai yang lain akan tetapi bentuk hutang yang tertunda.
Prinsip dari cara mengatur keuangan rumah tangga yang baik adalah selalu mendahulukan kebutuhan daripada keinginan. Maka, belanja konsumtif yang tidak perlu haruslah dihindarkan.