09 Feb 2022
Laba merupakan hal yang paling diincar dalam kegiatan bisnis. Laba digunakan untuk mengukur keberhasilan bisnis. Penting untuk pebisnis tahu cara menghitung laba yang benar.
Dalam dunia bisnis, ada beberapa jenis laba yang biasanya dihitung. Di sini yang dibahas ada 2 yang paling umum, yaitu laba bersih dan kotor. Kedua jenis laba itu wajib hadir di laporan keuangan. Untuk mengetahui cara hitungnya, ini pengertian masing-masing laba.
Baca juga: Mengenal Laporan Laba Rugi yang Penting untuk Perusahaan
Laba bersih adalah sisa pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk periode tertentu. Disebut juga dengan istilah bottom line karena pada penyajian laporan laba rugi biasanya hadir di paling bawah. Atau dikenal dengan sebutan net profit.
Laba bersih juga dikenal sebagai pendapatan bersih. Untuk menghitung pendapatan bersih harus dilakukan dengan cara mengurangi total pendapatan dengan berbagai macam pengeluaran seperti biaya overhead, biaya produksi, pajak penghasilan, bunga atas pinjaman, dan lainnya.
Segala biaya non-operasional juga dimasukkan untuk memperoleh laba bersih yang tepat.
Laba jenis ini menjadi salah satu komponen penting yang harus dihitung mengingat pendapatan naik belum tentu menjadikan laba bersih ikut naik.
Artinya, untuk menilai perusahaan bertumbuh, laba bersih yang paling diperhitungkan. Perusahaan menggunakan laba bersih untuk menilai keberhasilannya.
Cara menghitung laba bersih bisa menggunakan berbagai rumus. Khusus laba bersih, berikut rumusnya.
Laba Bersih = Total pendapatan usaha - Total pengeluaran usaha
Atau
Laba Bersih = Laba kotor - Beban perusahaan
Supaya Anda mendapatkan hasil margin laba bersih yang bentuknya dalam persentase, seperti ini rumusnya.
Net Profit Margin = (Net Profit : Total Pendapatan) x 100
Untuk lebih mudah memahaminya, ini dia cara menghitung laba penjualan bersih sebuah perusahaan
Perusahaan CAD punya net profit margin sebesar 10% dan total pendapatan adalah Rp100.000.000. Berapa laba bersih milik perusahaan?
Net Profit Margin = (Net Profit : Total Pendapatan) x 100
10% = (Net Profit : 100.000.000) x 100
Net Profit = 10% x 100.000.000
Net Profit = 10.000.000
Laba bersih dari perusahaan CAD adalah Rp10.000.000.
Laba kotor atau omzet adalah sisa uang dari pengurangan penjualan bersih dan Harga Pokok Penjualan atau dikenal HPP.
Laba kotor hanya berkutat di HPP saja tanpa memikirkan berapa biaya operasi, dan berbagai macam biaya lainnya. Bisa dikatakan laba kotor bukan termasuk keuntungan yang didapatkan perusahaan sebenar-benarnya.
Namun, laba kotor tetap perlu dihitung karena bisa digunakan untuk menghitung laba bersih yang tepat.
Cara menghitung laba kotor atau bisa disebut dengan gross profit adalah seperti ini:
Gross Profit = Penjualan Bersih - HPP
Untuk lebih paham mengenai laba kotor, berikut ini adalah contoh untuk kasusnya.
Perusahaan BGI untuk periode tahun 2021 menghitung penjualan bersih yang dimilikinya adalah Rp200.000.000. Lalu, Harga Pokok Penjualan yang dikeluarkannya adalah Rp100.000.000. Berapakah laba kotor yang diraihnya?
Gross Profit = Penjualan Bersih - HPP
Gross Profit = 200.000.000 - 100.000.000
Gross Profit = 100.000.000
Laba kotor yang dimiliki perusahaan BGI adalah Rp100.000.000. Jumlah laba itu belum dikurangi oleh biaya lainnya, sehingga tidak bisa jadi ukuran pertumbuhan perusahaan seutuhnya.
Besaran laba perusahaan biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi besaran laba bersih.
Semakin banyak produk yang diproduksi bisa membuat laba bersih ikut naik. Namun, syarat dan ketentuan berlaku.
Jumlah produk yang diproduksi bisa mendatangkan laba bersih yang besar apabila jumlah produk yang laku pun besar.
Penyusutan kualitas dari mesin-mesin yang digunakan perusahaan mempengaruhi kinerja produksi yang akan berpengaruh terhadap kualitas produk perusahaan.
Biaya tetap ini termasuk gaji karyawan, besaran pajak, dan biaya lainnya yang ditagih tetap pada perusahaan.
Laba kotor biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Produk yang dijual jumlahnya akan berpengaruh terhadap besaran laba kotor.
Harga jual produk harus ditentukan lebih tinggi dibandingkan harga produksi karena dari sana perusahaan meraih laba yang yang diharapkannya.
Harga Pokok Penjualan merupakan besaran total pengeluaran perusahaan dalam memproduksi produknya. Besarannya ini harus seimbang dengan total harga penjualan, malah harus lebih kecil untuk bisa memperoleh laba.
Baca juga: Manajemen Laba adalah: Faktor, Pola, dan Tujuan Penerapan
Cara menghitung laba bersih dan kotor termasuk mudah untuk dilakukan. Pelaku usaha bisa menghitungnya sesuai dengan data transaksi yang dimilikinya. Perhitungan harus tepat karena akan selalu jadi bahan evaluasi perusahaan.
Sebagai pelaku UMKM, Anda bisa meningkatkan penjualan untuk menaikkan laba dengan modal tambahan dari Modal Rakyat.
Modal Rakyat akan membantu Anda menemukan pendana yang berminat untuk memberikan pinjaman.
Jumlah pinjaman yang dapat diajukan Rp500 ribu sampai maksimal Rp2 miliar. Bunga yang harus disetor pun besarannya kompetitif.
Semua proses pinjaman dilakukan melalui online, jadi tidak perlu khawatir soal waktu dan jarak. Modal Rakyat juga aman karena sudah berizin legal melalui OJK.
Laba atau profit adalah sisa uang atau selisih dari harga penjualan yang lebih tinggi dibandingkan biaya produksi atau harga pembeliannya.
Cara menentukan laba adalah dengan mengurangi harga penjualan dengan harga pembelian. Atau dengan mengurangi total pendapatan dengan total pengeluaran.
Laba menjadi tolok ukur bagi perusahaan untuk menilai keberhasilannya dalam melakukan usahanya. Hal ini dilihat dari peningkatan laba setiap tahunnya.