23 Apr 2021
Meski platform investasi di Indonesia sangat banyak, namun P2P Lending terbilang populer dengan peminat tinggi. Bagaimana tidak, manfaat hadirnya platform tersebut terbukti nyata serta mampu membantu banyak orang guna peroleh dana dengan jumlah sesuai kebutuhan.
Tidak hanya bagi peminjam, namun manfaat tersebut juga dirasakan oleh pemberi pinjaman atau sering disebut lender. Bagi lender itu adalah kesempatan berinvestasi dengan return tinggi mencapai 15% tiap tahunnya, belum ditambah promo menarik lainnya.
Baca juga: Cara Kerja P2P Lending dan Manfaatnya untuk Masyarakat
Siapa yang tidak mengenal reksa dana sebagai salah satu instrumen investasi yang tidak kalah populer di Indonesia. Meski demikian, tidak jarang ada orang yang membandingkan antara peer-to-peer lending dengan reksa dana guna mengetahui mana paling berpotensi profit tinggi.
Membandingkan antara keduanya maka tidak lepas dari imbal hasil atau return yang bakal Anda dapatkan. Apabila Anda memilih investasi di reksa dana maka besarnya return yang didapat mencapai 7% tiap tahunnya, dengan imbal hasil ditentukan sepenuhnya oleh kondisi pasar uang.
Sementara P2P Lending akan memberikan jaminan imbal hasil besarnya mencapai 20% per tahunnya. Jauh lebih tinggi dengan sumber return berasal dari bunga yang dibebankan pada peminjam, besarnya sesuai ketentuan platform di mana Anda melakukan transaksi.
Berbicara terkait investasi maka tidak lepas dari risiko yang bakal dihadapi. Ketika Anda memilih reksa dana maka besarnya risiko terbilang minim. Meski minim, namun kekurangannya besar keuntungan yang diperoleh terbilang rendah juga.
Sementara ketika memilih peer-to-peer lending maka risiko yang dihadapi bervariasi mulai dari menengah hingga tinggi. Dikarenakan risiko terbilang tinggi namun, kini banyak platform menawarkan proteksi dana melalui asuransi, hanya saja ada beberapa syarat wajib dipenuhi.
Dibandingkan dengan P2P Lending, reksa dana memang terbilang lama beredar sehingga tidak heran apabila pilihan produknya jauh lebih banyak. Namun, saat memilih diupayakan hati-hati serta memperhatikan bagaimana rekam jejak manajer investasinya.
Sedangkan peer-to-peer lending meski terbilang baru namun, dalam waktu cepat menjadi investasi dengan banyak peminat. Namun, ketika Anda memilihnya sebaiknya pilih platform legal dengan terdaftar secara resmi dan diawasi langsung oleh OJK.
Ketika berinvestasi maka penting memperhatikan waktu penarikan berkaitan erat dengan jangka pencairan apakah lama atau pendek. Apabila di reksa dana maka waktu penarikannya kapan saja dengan jumlah retur beragam tanpa batasan.
Akan tetapi ketika memilih P2P Lending, maka waktu penarikan tidak bisa dilakukan kapan saja. Melainkan boleh dicairkan tatkala peminjam sudah melunasi hutangnya, berbeda ketika terlambat maka semakin lama Anda menunggu penarikan tersebut.
Baca juga: Ini Dia Panduan Investasi Reksa Dana Untuk Pemula!
Instrumen investasi lainnya tidak kalah menggiurkan adalah deposito yang tentunya lebih lama dibandingkan lainnya. Kini Anda dapat membandingkan antara P2P Lending dengan deposito melihat dari beberapa segi seperti yang kami paparkan berikut.
Ketika Anda memilih berinvestasi di deposito maka besarnya imbal hasil berkisar antara 4,25%- 6% tiap tahunnya. Dengan penempatan deposito bervariasi tergantung kebijakan masing-masing bank tempat di mana Anda berinvestasi.
Akan tetapi ketika memilih P2P Lending, maka besarnya imbal hasil mencapai 18% tiap tahunnya. Jauh lebih tinggi dibandingkan deposito, meski masing-masing platform memberikan penawaran berbeda namun cenderung tidak melenceng dari umumnya.
Berinvestasi di deposito maka Anda tidak bisa menariknya kapan saja sesuai keinginan. Hal tersebut dikarenakan penarikan dibatasi oleh minimal tenor sehingga Anda perlu menunggu sedikit sabar guna mencairkan dana.
Namun, ketika berinvestasi di P2P Lending, maka waktu penarikan juga tidak bisa sembarangan. Tetap dibatasi dengan tenor dengan waktu 1 -12 bulan, dan akan lebih lama ketika peminjam terlambat atau bahkan gagal bayar.
Faktor keamanan menjadi paling penting diperhatikan guna melindungi dana agar tidak merugi besar. Apabila Anda tidak mau terlalu direpotkan dengan risiko maka bisa memilih deposito yang umumnya diaplikasikan pada bank.
Sementara di P2P Lending meski tinggi risiko namun, sudah banyak platform memberikan jaminan proteksi dana sehingga kerugian dapat diminimalisir. Sehingga dana lender dapat terlindungi mengingat peminjam pada platform sering kali tidak layak kredit.
Dan penting guna memperhatikan biaya lain di luar ketentuan. Serta tidak kalah penting wajib memperhatikan besarnya pajak hingga potensi risiko masing-masing instrumen sehingga berinvestasi memberikan rasa aman serta nyaman.
Baca juga: Menyimpan Uang di Deposito? Ini Dia Keuntungannya
Membandingkan antara P2P Lending dengan reksa dana serta deposito memang perbedaannya terbilang mencolok apalagi dari segi imbal hasil. Terlepas dari itu, segala keputusan pilihan berada di tangan Anda sepenuhnya melihat kebutuhan serta kemampuan.
Apabila ingin memperoleh return dalam jumlah tinggi maka sebaiknya pilih peer-to-peer lending. Selain tinggi, Anda juga dapat berinvestasi dengan dana minim, asalkan syaratnya sudah memiliki sumber penghasilan tetap tiap bulannya.
Mengenai risiko jelas peer-to-peer lending jauh lebih tinggi namun, setara dengan imbal hasil yang dijanjikan. Guna mengatasinya Anda wajib tahu bagaimana cara mengatasi risiko tersebut setidaknya memperkecil potensinya sehingga tidak terlalu membebani dan membuat rugi besar.
Terkait keamanan maka masing-masing instrumen termasuk peer-to-peer lending telah memberikan jaminan aman melalui layanan proteksi dana. Adanya layanan tersebut semakin membuat siapa saja yang berkecimpung di dalamnya merasa aman dan nyaman tanpa takut adanya kecurangan.
Dan paling penting Anda dapat memilih menjadi lender atau peminjam di platform tersebut. Apabila menjadi lender maka bersiaplah guna memperoleh imbal hasil tinggi meski dibayangi oleh potensi risiko P2P Lending yang juga besar.