06 Jan 2021
Menjalani bisnis properti dapat menjadi sumber passive income yang membuat Anda tidak perlu melakukan banyak usaha. Namun, sebelum Mendulang berbagai keuntungan rutin pemilik usaha properti harus mengeluarkan modal besar di awal pembangunan hunian tersebut.
Selain itu apabila properti hanya untuk disewakan, bukan untuk dijual maka pemiliknya tetap bertanggung jawab melakukan perawatan rutin. Kecuali kerusakan tersebut disebabkan oleh penyewa maka sepenuhnya tanggung jawab perbaikan harus dilakukan oleh penyewa.
Baca juga: Passive Income Ideas: Dapatkan Penghasilan dari Rumah!
Namun, apabila kerusakan terjadi karena pelapukan atau usia bangunan maka sewajarnya yang bertanggung jawab penuh adalah pemilik properti. Dalam hal ini artinya modal tidak hanya berlaku pada awal pembangunan, namun juga untuk biaya rutin bulanan maupun tahunan.
Pada akhirnya jumlah penghasilan pasif yang diterima oleh pemilik properti secara bersih harus dikurangi dengan berbagai biaya dikeluarkan. Mendapatkan keuntungan dari berbisnis properti tentu sangat menggiurkan. Untuk itu demi menjaga peminat dibutuhkan perawatan.
Setiap orang mempunyai kesempatan memiliki passive income dari bisnis properti dengan berbagai profesi. Jika tidak memiliki modal maka Anda dapat bertindak selaku perantara penjual menghubungkan antara pemilik properti dengan pembeli dengan kesepakatan bersama.
Jika memiliki keahlian lebih dari sekedar perantara dan memiliki ambisi untuk mendapatkan komisi maka Anda dapat menjajal profesi marketing. Profesi ini memberikan kesempatan Anda untuk bergabung bersama perusahaan atau berjalan secara mandiri.
Baca juga: Pilih Investasi Jangka Panjang Berupa Tanah atau Rumah
Berikutnya lebih tinggi lagi adalah profesi developer atau pengembang penghubung antara target dengan hunian. Sebagai pengembang, kemampuan memberikan informasi serta kecakapan berkomunikasi wajib dimiliki supaya klien tidak bertanya-tanya kembali nantinya.
Mulai dari profesi perantara hingga menjadi Developer adalah orang-orang yang yang memberikan pengaruh besar terhadap laju bisnis properti di Indonesia. Sementara itu pemilik properti harus secara cermat memilih partner kerja agar keuntungan tetap maksimal di tangan.
Meskipun telah memberikan persenan kepada perantara, marketing, maupun Developer, namun pastikan bahwa keuntungan terbesar tetap ada pada Anda. Dengan begitu pengertian passive income memberi keuntungan dapat terealisasi secara nyata berdasarkan fakta.
Ketika memilih lokasi demi mendapatkan passive income dari bisnis properti harus mempertimbangkan banyak hal. Tidak mungkin Anda berbisnis properti di perkampungan tempat orang-orang hanya bermukim serta tidak memiliki potensi wisata untuk dikunjungi pelancong.
Apabila suatu daerah memiliki potensi wisata populer untuk dikunjungi pelancong dalam maupun luar negeri maka tidak ada salahnya mendirikan penginapan. Barangkali tidak selalu ada pengunjung, namun harga lokasi wisata seharusnya memberikan keuntungan besar.
Baca juga: 10 Tips Nabung Untuk Bangun Rumah
Kemudian bisnis kos-kosan dapat dibangun dengan mempertimbangkan akses menuju tempat kerja serta universitas. Apabila rata-rata pelajar maupun pekerja datang dari luar kota maka bisnis rumah singgah sementara terdengar bagus untuk dijajal para pemilik properti.
Properti dalam bentuk gedung yang dapat menjadi rental property untuk perkantoran bisa menjadi alternatif lainnya untuk mendapatkan passive income. Analisis lokasi harus dilakukan secara mendetail karena bangunan perkantoran seyogyanya dekat dengan akses jalan raya.
Sekalipun perkantoran tidak dekat dengan jalan raya langsung setidaknya diimbangi dengan kemudahan akses transportasi umum. Minimal ada ojek motor untuk memfasilitasi para pekerja yang tidak memiliki kendaraan pribadi atau tidak memiliki supir untuk antar jemput.
Baca juga: Investasi Real Estate Aman Anti-Rugi, Simak Tipsnya
Untuk mengelola passive income stream dari bisnis properti terlebih dahulu yang harus diperhatikan adalah kualitas bangunan tersebut. Pastikan properti tersebut layak untuk dihuni, baik dalam jangka waktu harian maupun tahunan. Kondisi ini menarik penyewa untuk datang kembali.
Ketika mendapatkan keuntungan berupa uang dari hasil penyewaan, maka jangan seutuhnya gunakan uang tersebut untuk berbagai keperluan. Akan lebih bijaksana apabila menyisihkan sebagian uang berdasarkan budget terencana untuk melakukan perawatan rutin.
Baca juga: Mulai Membuat Rumah Pertama? Hindari Kesalahan ini!
Selain itu sediakan juga dana darurat sebagai persiapan apabila suatu waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Anda tetap bisa memperoleh keuntungan setelah berbagai biaya dikurangi bahkan akan lebih tenang karena kecemasan berkurang sebab semua sudah dipersiapkan.
Mempertimbangkan potensi lokasi saat ini dan pada masa depan membutuhkan analisa Berdasarkan pengetahuan. Contoh, apabila suatu wilayah sedang dibangun jalan tol bukan tidak mungkin harga properti pada daerah tersebut nantinya akan melonjak naik di pasaran.
Selain memperhatikan bangunan serta kualitas akses di sekitar hunian, sikap ramah serta komunikatif harus dijaga. Anda atau pihak tertentu harus mampu memberikan penjelasan dan pengarahan secara tidak langsung untuk membeli maupun menyewa properti.
Baca juga: Panduan Tiga Langkah untuk Menjual Produk/Jasa di YouTube
Bangunan bukan satu-satunya passive income menjanjikan yang bisa diandalkan. Apabila Anda memiliki lahan kosong maka dapat disewakan sebagai lahan parkir atau area pemancingan. Beberapa bahkan memilih menjadikannya sebagai lapangan olahraga seperti bermain futsal.
Penyewaan lahan di berbagai kota besar memiliki banyak peminat karena terbatasnya lahan di perkotaan. Lain dengan di kampung, barangkali setiap orang sudah memiliki lahan kosong sehingga tidak membutuhkan sewa untuk menjalankan usaha maupun melakukan olahraga.
Baca juga: Yuk, Mengenal Fintech dan Jenis-Jenisnya
Untuk itu baik berbisnis dalam bangunan maupun lahan demi mendapatkan passive income harus mempertimbangkan kondisi pasar. Sebab belum tentu bisnis properti berjalan lancar di daerah a juga akan berjalan lancar di daerah b. Analisis pasar mempengaruhi segalanya.
Penetapan harga sewa lahan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat sekitar. Jangan pernah memakai standar daerah lain karena dapat dipastikan bisnis tidak berjalan lancar. Analisis kemampuan daya beli atau daya sewa ikut ke dalam kondisi pasar di suatu wilayah.
Antara bangunan dan lahan ada keuntungan masing-masing. Penyewaan lahan menjadi sumber passive income dengan biaya perawatan lebih minim dari bangunan.
Baca juga: 5 Kesalahan Memilih Peer-to-Peer Lending yang Sering Dilakukan