10 Nov 2020
Beberapa dekade terakhir, marketplace menjadi platform terpopuler bagi vendor bisnis dalam menjual produknya. Pembeli dan penjual dapat bertemu langsung di satu platform untuk bertransaksi secara cepat, sederhana dan mudah.
Sekalipun banyak e-commerce atau toko online yang muncul, namun tetap saja marketplace tak bisa dipandang remeh. Bahkan, beberapa marketplace ternama seperti Amazon, eBay, Alibaba, dan lain sebagainya, ikut berperan signifikan meramaikan blantika pasar online di seluruh dunia.
Baca juga: 5 Tips Mengatur Keuangan Bisnis Anda
Marketplace adalah sebuah aplikasi web tempat perusahaan pihak ketiga dapat menjual produk atau layanan kepada pelanggan. Semua proses dan transaksi diproses melalui administrasi situs web. Di platform ini, penjual dapat menawarkan produknya secara langsung kepada konsumen atau mitra, sehingga harga yang diperoleh juga lebih terjangkau.
Dengan marketplace, suatu bisnis dapat menjangkau pasar internasional yang lebih besar hingga level supplier, distributor, serta ekspor dan impor. Tak hanya menghubungkan penjual dan pembeli, marketplace meliputi proses pembayaran, pengiriman, dan memberikan bantuan jika ada kendala yang muncul.
Marketplace saat ini dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu marketplace B2B dan marketplace B2C.
B2B atau Business to Business melayani penjualan produk untuk perusahaan, bukan konsumen personal. Biasanya, ditandai dengan jumlah pesanan dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
B2C atau Business to Consumer melayani penjualan produk secara retail untuk konsumen individu. Terdapat sejumlah aturan dan prosedur yang diberlakukan oleh marketplace tersebut yang harus diikuti oleh penjual dan pembeli agar transaksi berjalan dengan baik dan aman.
Setelah memahami konsep marketplace B2B dan B2C, sekarang mari simak beberapa perbedaannya agar anda dapat menyesuaikan dengan jenis usaha.
Perbedaan utama dari segi volume pesanan, umumnya B2B menyuplai perusahaan sehingga volume pesanan selalu dalam jumlah besar. Sedangkan, B2C, volume pesanan tentunya lebih kecil.
Di marketplace B2B, penjual menyediakan produk khusus untuk UMKM dan segmentasi sesuai kebutuhan perusahaan. Misalnya, supplier alat elektronik juga akan menyiapkan semua jenis stop kontak, relay, kabel, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan industri mereka. Pesanan juga datang dalam jumlah besar.
Sementara, marketplace B2C, penjual memiliki berbagai macam produk yang dibutuhkan konsumen sehari-hari. Misalnya, sikat gigi, komputer, handphone, furniture, dll. Di B2C, pesanan dalam jumlah kecil untuk kebutuhan individu
Kalau di B2C, semakin cepat konsumen menerima pesanan, maka akan semakin bagus reputasi dan ulasan yang diberikan. Namun, hal ini sangatlah berbeda di marketplace B2B. Sebab, pengiriman dilakukan untuk memenuhi permintaan dan produksi yang sedang berlangsung.
Yang terpenting adalah eksekusi pengiriman barang tepat waktu, bukan kecepatan. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa bisnis B2B mencari hubungan bisnis jangka panjang sesuai jenis bisnis kliennya. Pengiriman barang yang tertunda dapat mengganggu rantai pasokan dan merugikan operasional perusahaan kliennya.
Berbeda dengan pasar umumnya, memasarkan produk di marketplace B2B butuh tips agar bisa berjalan dengan sukses. Simak beberapa tips bermanfaat berikut ini:
Marketplace B2B menyediakan produk untuk memenuhi kebutuhan klien berupa UMKM atau perusahaan skala besar. Maka itu, bisnis anda juga harus bisa fleksibel menyesuaikan perubahan di masa mendatang agar terjalin hubungan dalam jangka panjang.
Sebagai contoh, jika dulu klien hanya memesan mur dan baut ukuran 6 untuk produksi alat-alat beratnya. Bisnis anda juga bisa menyesuaikan pesanan untuk ukuran-ukuran lainnya atau bentuk berbeda seiring perkembangan dan inovasi produk perusahaan klien anda.
Berbeda dengan bisnis B2C yang cepat dan singkat, bisnis B2B merupakan hubungan sinergi yang saling menguntungkan dalam jangka panjang. Ini karena, kadang dalam transaksi B2B, keputusan membeli harus dilakukan secara bertahap. Bahkan, membutuhkan waktu dan banyak pertimbangan dari beberapa departemen di dalam perusahaan klien.
Konsumen B2B adalah perusahaan yang menginvestasikan uang dalam jumlah besar, sehingga diperlukan tim sales terbaik untuk menyediakan informasi dan kendala yang dibutuhkan klien B2B. Layanan ramah dan prima akan membantu menjalin hubungan jangka panjang, sebab klien B2B akan merasa lebih nyaman jika tetap ada komunikasi secara personal dalam jangka panjang.
Yang tidak kalah penting dalam memasarkan produk di marketplace B2B adalah penentuan harga yang cermat. Jangan terlalu murah, tetapi juga tidak terlalu tinggi. Bisnis B2B umumnya menciptakan harga negotiable price dengan mengirimkan surat penawaran berdasarkan kebutuhan klien.
Dengan jumlah pesanan yang besar dan pasar yang ketat, harga kompetitif adalah kemenangan besar untuk bisnis anda. Pasang harga dan deskripsi produk atau layanan dengan jelas agar menjalin kepercayaan klien. Tawarkan juga beberapa opsi pembayaran yang mudah. Misalnya dapat diangsur beberapa kali, sistem DP, atau metode lainnya yang efektif.
Anda punya bisnis B2B atau supplier/ distributor produk yang ingin meningkatkan omset berlipat di pasar digital? Tak perlu repot sana-sini, segera daftarkan akun perusahaan anda menjadi verified supplier di IndoTrading.com.
Dapatkan akses ribuan tender dari perusahaan-perusahaan ternama secara online. Cepat, praktis, dan mudah! Gak percaya? Klik dan buktikan sekarang juga.
Baca juga: Menguntungkan, Modal Uang 100 Ribu untuk Bisnis Pulsa