21 Sep 2021
Siapa yang tak mengenal perusahaan Alibaba? Grup bisnis raksasa dari Tiongkok ini dikenal bergerak di bidang e-Commerce yang berfokus pada layanan business-to-business (B2B).
Perusahaan besutan Jack Ma tersebut dikenal karena mencatat sejarah initial public offering (IPO) tertinggi di Amerika Serikat. Alibaba bahkan disejajarkan dengan raksasa e-Commerce dari Amerika Serikat, Amazon.
Baca juga: 10 Pengusaha Sukses Wanita Indonesia yang Inspiratif
Apa saja anak perusahaan Alibaba? Berikut penjelasannya.
Alibaba.com adalah perusahaan e-Commerce yang berdiri sejak tahun 1999. Perusahaan ini merupakan bisnis pertama Jack Ma. Sejak saat itu, Alibaba menjadi satu di antara banyak e-Commerce besar di kancah global.
Alibaba.com mengklaim situsnya sudah diakses pembeli dari 190 negara. Penggunanya bukan hanya perorangan. Namun produsen, pengusaha grosir, pedagang UMKM, bisnis ekspor impor, dan masih banyak lagi.
Setelah sukses dengan Alibaba.com, Jack Ma kemudian menghadirkan 1688.com. Situs ini melayani jual beli secara eceran atau grosir.
Barang-barang yang dijual di dalamnya bervariasi, mulai dari perabotan, aksesoris, baju, makanan, serta minuman. Umumnya pedagang grosir di Tiongkok mencari pemasok melalui situs ini.
Alibaba melebarkan bisnis e-Commerce-nya dengan membuat aplikasi yang ramah ponsel. Taobao dibuat sejak 2003 berupa situs marketplace yang kurang lebih mirip dengan eBay.
Pada Juni 2011, Jack Ma membagi Taobao menjadi tiga bisnis, yakni Taobao Mall, eTao, serta Taobao Marketplace. Taobao turut melayani pelanggan dari luar Tiongkok.
Alibaba kembali melebarkan sayap bisnisnya pada empat tahun kemudian, yakni 2007. Jack Ma meluncurkan bisnis yang bergerak di bidang teknologi marketing.
Sebagai pihak ketiga, Alimama merupakan platform penyedia jasa display barang jualan milik para pedagang. Hal ini akan mempermudah pedagang dalam mempromosikan penjualan mereka.
Pada 2008, Alibaba mulai bergerak ke penjualan business-to-consumer (B2C), yakni TMall. Layanan ini menyasar masyarakat kelas menengah ke atas karena menawarkan program premium. Keberadaan TMall lalu menarik berbagai merk asing yang mau bekerja sama dengannya.
Alibaba Cloud didirikan periode 2009. Perusahaan tersebut melayani cloud computing. Metode cloud computing banyak dipakai pemilik usaha berbagai skala di Tiongkok dan negara lainnya, baik UMKM, startup, perusahaan mapan, dan instansi pemerintahan.
Pada 2010, Alibaba melirik bisnis ekspedisi. Mereka lalu mendirikan Ali Express. Menggunakan layanan tersebut, pelanggan Alibaba dari berbagai negara bisa membeli produk secara langsung dari Tiongkok.
Selanjutnya Alibaba menghadirkan Cainiao Network. Perusahaan ini memiliki visi yakni mampu mengirim pesanan dalam waktu 24 jam di seluruh Tiongkok dan 72 jam ke negara lain.
Pada 2014, Alibaba Group mendirikan fintech Ant Financial. Perusahaan tersebut berkembang cepat dan mendunia. Ant Financial melayani inklusi keuangan yang aman bagi bisnis kecil melalui kredit bersama.
Periode November 2016, Ant Financial menyalurkan modal ke perusahaan Ascend Money, induk perusahaan True Money. Perusahaan tersebut menyediakan layanan e-money. True Money sendiri sudah hadir di Indonesia mulai 2015 dari akuisisi terhadap Witami Tunai Mandiri.
Alibaba meluaskan sayap bisnisnya ke industri film dan hiburan. Pada 2016, perusahaan tersebut membeli saham minoritas DreamWorks Pictures. Alibaba Pictures membeli saham divisi sinema Wanda Film, perusahaan asal Tiongkok, seharga ratusan juta dolar. Alibaba Pictures turut mendanai dua film tenar.
Youku menyediakan layanan video streaming yang terkenal di Tiongkok. Melalui keberadaan Youku, pemasukan Alibaba melonjak drastis senilai 40 persen per tahunnya.
Platform e-Commerce Lazada menjadi milik Alibaba pada Juni 2016. Lazada mendapat kucuran dana sebanyak 1 miliar dolar Amerika Serikat.
Pada 2017, Alibaba kembali menyuntikkan dana sebesar 1 miliar dolar AS, membuatnya menjadi pemegang saham Lazada sebanyak 83 persen. Alibaba kembali menyalurkan dana 2 miliar dolar AS pada 2018.
Dengan suntikan dana sebesar itu, Lazada mampu melebarkan sayap bisnisnya ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
SCMP awalnya merupakan media rintisan Tse Tsan-tai pada 1903. Media milik Rupert Murdoch itu lalu diakuisisi Robert Kuok pada 1993.
Alibaba Group memiliki SCMP secara bertahap. Awalnya ia membeli dengan harga 264 juta dolar AS pada Desember 2015. Kini SCMP menjadi media digital yang secara bebas dapat diakses.
Perusahaan ini merupakan penyedia layanan navigasi seperti Google Maps yang berdiri sejak 2001. AutoNavi juga menjadi penyedia data peta untuk Apple.
Pada 2014, AutoNavi dibeli oleh Alibaba Group. Sampai saat ini sudah ada lebih dari 100 juta pengguna aplikasi tersebut.
Jack Ma mendirikan Alipay pada 2004 sebagai layanan pembayaran daring. Alipay mengklaim penggunanya sudah mencapai 400 juta orang.
Bahkan pada 2013, Alipay disebut-sebut menggantikan posisi Paypal sebagai layanan pembayaran secara daring.
Mulai 2004, Alibaba Group memperkenalkan layanan pesan singkat secara daring untuk menghubungkan pengguna Taobao. Aliwangwang disebut sebagai penyedia jasa pesan instan paling besar kedua di Tiongkok.
Alibaba lalu meluncurkan layanan sejenis pada 2013 dengan nama Laiwang. Aplikasi ini mampu bersaing dengan Tencent dan WeChat.
Alibaba Group meluncurkan lini bisnis di industri kesehatan dengan nama Ali Health Information Technology pada 2014. Diketahui bisnis ini dengan serius digarap Alibaba Group. Alibaba mengucurkan dana hingga 448,3 juta dolar AS demi Ali Health Information Technology.
Baca juga: 7 Cerita Pengusaha Sukses Indonesia dan Kiat Mereka
Setelah mengetahui lingkaran bisnis yang dimiliki Jack Ma, Anda tentu bertanya-tanya apa kunci suksesnya? Berikut penjelasannya.
Jack Ma memiliki prinsip jika berbisnis jangan hanya berhenti di satu negara. Prinsip ini mendorongnya untuk melakukan ekspansi ke pasar global karena percaya bahwa bisnis di kancah global dapat bertahan lebih panjang. Pemanfaatan internet juga sangat penting.
Alibaba Group selalu memikirkan bagaimana caranya bersaing dengan kompetitornya. Keberadaan kompetitor bukan untuk melemahkan semangat bisnis, tetapi menjadi pemicu untuk memikirkan bagaimana caranya agar bisnisnya mampu bersaing.
Persaingan pada bisnis online sangat ketat. Kemampuan bisnis online dapat bertahan ditentukan dari pelanggannya. Hal ini yang membuat Jack Ma selalu memprioritaskan pelanggan.
Pada akhir 1990-an, infrastruktur di Tiongkok masih buruk, sehingga perusahaan sulit berkembang. Jack Ma melihat celah itu lalu mendirikan Alibaba untuk membantu pebisnis menjalankan usahanya. Pemilik usaha juga dapat menjual produknya di Alibaba agar mendorong penjualan.
Agar tetap berada di posisi puncak, Jack Ma selalu memunculkan inovasi baru dalam bisnisnya. Ia pun langsung menerapkan ide baru yang muncul.
Saat membuat Alipay, Jack Ma pernah dikritik habis-habisan dari pengusaha e-Commerce lainnya. Mereka beranggapan Jack Ma sudah gila.
Namun ia mengabaikan komentar-komentar negatif tersebut dan tetap menciptakan Alipay. Akhirnya Alipay menjadi salah satu alat pembayaran online terbesar di Tiongkok.
Jack Ma selalu fokus pada usaha dan rencana yang disusunnya. Walaupun Alibaba sudah mendunia, Jack Ma tetap bekerja keras agar perusahaan tersebut tetap berjaya.
Anda juga dapat menjadi pengusaha sukses seperti Jack Ma. Mulailah bisnis Anda sendiri. Anda dapat mengawalinya dengan menjadi pengusaha berskala UMKM.
Jika Anda kesulitan mencari dana tambahan, Anda dapat mendaftar menjadi peminjam di P2P lending Modal Rakyat. Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga dijamin keamanannya.
Selanjutnya, bunga yang ditawarkan relatif lebih kompetitif dibandingkan alternatif peminjaman lainnya. Jika sudah memenuhi syarat, permohonan Anda dapat disetujui dalam lima hari kerja. Proses pendaftarannya pun mudah dan cepat karena secara online.
Ada 17 bisnis yang dimiliki Alibaba Group, yaitu Alibaba.com, 1688.com, Taobao, Alimama, TMall, Alibaba Cloud, Ali Express, Cainiao Network, Ant Financial, Alibaba Pictures, Youku, Lazada, South China Morning Post, AutoNavi, Alipay, Aliwangwang dan Laiwang, serta Ali Health Information Technology.
Alibaba tidak lagi hanya bergerak di bidang e-Commerce, tetapi sudah menjadi investor bagi startup dan perusahaan finansial, termasuk di Indonesia.
Lima pemegang saham teratas Alibaba adalah Grup Softbank, Joseph Tsai, Jack Ma, T Rowe Price Associates Inc, dan Penasihat Dana BlackRock.
Alibaba berdiri sejak 1999.