01 Sep 2020
Karena hidup tidak hanya untuk saat ini saja, wajar bila Anda mempertimbangkan investasi jangka panjang. Dengan begitu Anda mempersiapkan dana di masa depan dengan mengusahakan return. Salah satu jenis investasi jangka panjang yang menguntungkan adalah properti. Selain harganya cenderung meningkat tiap tahunnya, properti juga tidak terkena inflasi.
Hal tersebut bisa terjadi jika setiap orang memiliki kebutuhan akan hunian tempat tinggal. Tanah maupun rumah bisa Anda jadikan pilihan untuk mendapatkan passive income terlebih bila sudah memiliki modal besar untuk membelinya. Namun di antara rumah dan tanah, manakah properti yang paling menguntungkan?
Daripada pusing, lebih baik Anda melakukan perbandingan sebelum membuat keputusan investasi jangka panjang. Perbandingan berikut dikupas dari beberapa sisi sehingga bisa memberikan Anda beragam sudut pandang untuk membuat keputusan paling tepat. Apa saja pertimbangan dalam berinvestasi properti?
Baca juga: Ingin Beli Rumah untuk Anak? Yuk, Cari Tahu Pertimbangannya
Berinvestasi properti memiliki kemungkinan tersendiri. Baik rumah maupun tanah, keduanya sama-sama memiliki risiko. Jika berinvestasi rumah, Anda harus mempertimbangkan risiko seperti kemungkinan bencana, pencurian atau juga perawatan rumah. Hitung juga kemungkinan biaya-biaya perawatan untuk hal-hal yang tidak terduga.
Sedangkan bila investasi jangka panjang tanah, Anda akan lebih minim dalam memikirkan perawatan serta risiko bencana. Tanah lebih mudah dalam perawatannya serta tidak memerlukan biaya tambahan. Namun ada risiko berupa pemindahan batas tanah yang bisa dilakukan oleh oknum tertentu. Selain itu tanah bisa digunakan oleh orang lain tanpa seizin Anda.
Ketika memutuskan untuk investasi jangka panjang, pertimbangkan juga peluang-peluang yang bisa Anda tambah supaya return yang diperoleh semakin meningkat.
Jika Anda memilih investasi rumah, maka bisa menggunakan properti tersebut untuk usaha untuk mendapatkan keuntungan. Rumah bisa digunakan untuk persewaan kos, kontrakan, tempat usaha, dan lain sebagainya.
Jika Anda berinvestasi tanah, memang tidak bisa dipakai optimal untuk mendapatkan penghasilan tambahan layaknya investasi bangunan. Tanah tergolong sulit untuk disewakan, apalagi bila tanah tersebut luas. Kecuali bila lokasi tanah cukup strategis, Anda bisa menyewakannya untuk lahan parkir kendaraan.
Bila dihitung dari segi modal investasi jangka panjang, membeli tanah akan mengeluarkan modal yang lebih sedikit dibandingkan dengan membeli rumah. Namun apabila dihitung dari return serta capital gain, tanah memiliki keuntungan yang lebih besar. Bila dihitung secara rata-rata, tanah memiliki kenaikan inflasi sebesar 25% tiap tahunnya.
Berbedaannya dengan tanah, rumah hanya memiliki kenaikan inflasi sebesar 15% hingga 20% saja. Dengan dasar hitungan ini setidaknya perlu menunggu sampai 5 tahun untuk mendapatkan nilai balik properti. Namun bila dihitung secara jangka panjang, tanah dan rumah sama-sama memberi keuntungan cukup besar.
Lokasi strategis merupakan kunci investasi jangka panjang properti. Bila lokasi properti memiliki letak strategis, maka return yang diperoleh juga semakin besar. Masyarakat saat ini memerlukan mobilitas serta akses yang mudah dengan fasilitas umum sehingga semakin strategis suatu properti maka harga jualnya semakin mahal.
Untuk itu dalam berinvestasi properti Anda perlu memperhatikan fasilitas umum terdekat serta tingkat keramaian lokasi tersebut. Pertimbangkan juga opsi akses yang bisa dipilih untuk mencapai tujuan tertentu. Properti bangunan yang berada dalam pusat perkotaan memiliki harga jual yang tinggi dibandingkan lokasi pinggiran kota.
Berbeda dengan bangunan, untuk properti tanah akan lebih potensial bila berlokasi di daerah yang berpotensi. Daerah tersebut tidak harus di pusat kota, namun mempunyai potensi untuk dikembangkan oleh investor. Tanah di daerah potensial untuk dikembangkan akan memiliki nilai jual yang tinggi sehingga cocok dijadikan pilihan.
Dalam investasi jangka panjang, Anda juga perlu memperhatikan biaya tambahan. Misalnya untuk investasi rumah, Anda perlu memperhitungkan biaya tambahan perawatan. Setidaknya setahun sekali Anda merawat properti rumah supaya terawat dan bangunan tetap memiliki nilai jual. Selain itu juga perhitungkan biaya kebersihan serta keamanan.
investasi jangka panjang dalam bentuk rumah juga harus memperhitungkan asuransi. Selain itu ada juga biaya pajak yang dibayarkan setahun sekali. Untuk investasi tanah, biaya tambahan tidak sebesar investasi properti bangunan. Berdasarkan perspektif ini, investasi tanah lebih menguntungkan karena tidak memerlukan biaya perawatan ekstra.
Jika dihitung dari pertimbangan likuiditas, rumah dinilai lebih likuid dibandingkan tanah. Hal tersebut terjadi karena rumah cenderung mudah untuk dijual dibandingkan dengan tanah kosong. Selain itu rumah juga bisa dipakai sebagai jaminan bila mengajukan peminjaman dana ke bank.
Nilai likuiditas perlu Anda pertimbangkan karena bisa jadi di masa depan memerlukan dana besar segera. Sehingga bila terjadi keperluan yang mendesak, Anda bisa mencairkan aset lebih cepat. Sedangkan bila dibandingkan dengan rumah, investasi jangka panjang properti tanah sulit untuk dijual secara cepat dan tidak bisa dijadikan agunan peminjaman ke bank.
Sebagai investor, Anda sendiri yang bisa menentukan manakah produk investasi jangka panjang yang paling sesuai dan yang paling menguntungkan. Anda bisa mempertimbangkan berdasar perbandingan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Lalu pilihlah properti sesuai dengan kondisi serta kebutuhan yang dimiliki agar keuntungan yang didapatkan lebih optimal.
Jika Anda cenderung berinvestasi dalam wujud properti tempat tinggal, maka rumah bisa jadi pilihan yang tepat. Namun bila Anda tidak menginginkan risiko yang besar, lebih baik memilih properti tanah untuk investasi. Yang paling penting adalah riset serta mengambil keputusan dengan pemikiran yang matang.
Namun Bila Anda belum memiliki modal besar untuk investasi properti, bisa memulainya dengan investasi di P2P Lending. Melalui investasi P2P Lending Modal Rakyat, Anda bisa memperoleh return 15% hingga 25% tiap tahunnya. Jadi sambil mengumpulkan modal investasi jangka panjang, Anda bisa investasi di P2P Lending.
Baca juga: Cara Kerja P2P Lending dan Manfaatnya untuk Masyarakat