08 Jun 2021
RAB adalah salah satu hal yang tidak dipisahkan dari kegiatan proyek yang berkaitan dengan pembangunan. Bisa dikatakan tanpa adanya RAB, proyek tidak akan berjalan dengan mulus. Anda pasti pernah melihat sebuah kerangka gedung yang terbengkalai di tengah kota. Salah satu penyebabnya pasti karena RAB yang tidak disusun dengan benar.
Sementara itu, untuk mencairkan dana proyek ketika sedang berjalan itu tidak semudah sebelum proyek baru mulai dijalankan. Oleh sebab itu RAB ini termasuk penting, terutama untuk Anda yang memiliki bisnis yang bergerak di sektor konstruksi. Agar Anda memahaminya dengan baik, ini penjelasan selengkapnya tentang RAB.
Baca juga: Hindari 5 Kesalahan Keuangan yang Umum Dilakukan Bisnis Baru
Rencana Anggaran Bangunan atau RAB adalah estimasi biaya yang disusun secara rinci untuk keperluan sektor pengadaan, seperti pembangunan atau konstruksi. Setiap pembangunan yang dilakukan pemerintah atau swasta, pasti diwajibkan membuat RAB yang menjadi dasar sebelum kegiatan eksekusi sebuah konstruksi dilakukan.
Biaya yang akan dirinci di dalamnya termasuk pemilihan vendor, budget untuk penyediaan bahan material yang diperlukan, biaya untuk penyediaan tenaga kerja, dan biaya darurat ketika diperlukan.
Semua anggaran tersebut tidak boleh kurang dan tidak boleh berlebihan. Oleh karena itu, penyusun anggaran sebisa mungkin menyusun sesuai dengan kebutuhannya.
RAB juga digunakan oleh pemilik proyek untuk bekerja sama dengan kontraktor yang membantu pembangunan karena biasanya pemilik proyek tidak bisa mengandalkan tim internal saja. Intinya, RAB tidak hanya digunakan untuk keperluan di dalam, tapi juga di luar perusahaan.
RAB memiliki jenis yang dapat dibedakan dari cara penyajian dan penyusunan. Kedua RAB ini disusun berdasarkan kebutuhan yang dimiliki oleh perusahaan. Seperti ini penjelasan lengkapnya.
Rencana anggaran biaya ini dibuat berdasarkan pengalaman dari pemilik proyek yang menyusunnya. Biasanya dihitung dengan landasan ukuran luas dari masing-masing komponen proyek. Lalu, didasarkan pula pada biaya-biaya yang pernah dikeluarkan di proyek sebelumnya.
Jadi, tidak mengherankan apabila RAB kasar jika dibandingkan dengan RAB yang lebih terperinci nanti terdapat perbedaan atau selisih. Hal itu dikarenakan kebutuhan yang kemungkinan berubah dan harga material yang biasanya bertambah atau berkurang dari proyek sebelumnya.
Merupakan RAB yang terdiri dari anggaran yang lebih detail dibandingkan RAB kasar. Cara perhitungannya melibatkan perhitungan volume dengan tenaga kerja yang dibutuhkan dan nilai kelayakan bahan material untuk keperluan teknis proyek. Bisa dikatakan RAB ini lebih lengkap dibandingkan dengan RAB Kasar.
RAB sering dikira sama dengan RAP atau Rencana Anggaran Pelaksanaan. Sebenarnya, RAB dan RAP ini bentuknya sama, yaitu sama-sama berisi mengenai rincian anggaran untuk sebuah proyek pembangunan.
Namun, RAB biasanya dibuat ketika pertama kalinya proyek direncanakan dan berfungsi selayaknya proposal kerja sama dengan pihak kontraktor dari luar pemilik proyek.
Sedangkan, RAP disusun berdasarkan draft RAB yang sudah tersedia. Penyusunan RAP berfungsi untuk agar pihak kontraktor tahu biaya yang sebenarnya dalam konstruksi tersebut. Bisa disimpulkan bahwa RAB merupakan anggaran rencana, sedangkan RAP anggaran sesungguhnya yang dibuat langsung oleh pengeksekusi proyek.
Penyusunan RAB dilakukan atas dasar perkiraan dari proyek-proyek yang sebelumnya sudah dilakukan. Sedangkan RAP disusun pihak kontraktor ketika sudah tahu medan kerjanya di mana dan seperti apa, sehingga isinya biasanya akan lebih mendetail dibandingkan dengan RAB.
Jadi, RAB dan RAP ini tidak bisa dipisahkan, malah dapat berhubungan dan saling melengkapi. Kontraktor tidak mungkin bisa membuat RAP tanpa adanya RAB yang telah lebih dulu disusun. Jadi, keberadaan RAB dan RAP sama-sama diperlukan dan diharuskan tersedia sebelum mengeksekusi proyek.
RAB memiliki manfaat yang mendasar bagi kelancaran sebuah proyek konstruksi. Inilah manfaat RAB untuk pemilik atau kontraktor.
Sebelum menyusun RAB, pemilik proyek atau kontraktor harus melihat dulu komponen-komponen yang ada di dalamnya. Seperti inilah penjelasan yang lebih detailnya.
RAB memiliki daftar pekerjaan apa saja yang akan dilakukan di proyek. Misalnya, pengerjaan pondasi, pengerjaan rangka bangunan, dan lainnya.
Harga satuan ini terdiri dari harga per unit barang, volume pekerjaan, dan harga satuan dari pekerjaan yang akan dilakukan.
Volume pekerjaan ini biasanya dihitung dengan satuan unit atau satuan luas yang berkaitan dengan seberapa luas lahan pengerjaan proyek.
Setiap proyek pengadaan barang atau konstruksi pembangunan pastinya membutuhkan pekerja yang kadang tidak hanya bekerja di siang hari, tapi juga malam hari. Jumlah upah pekerja ditentukan secara layak.
Material bahan bangunan akan dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tidak lupa mencantumkan harga-harganya.
Setelah semua komponen selesai dihitung, harus dihitung pula totalnya secara keseluruhan agar jumlah biaya yang diperlukan dapat dilihat dengan jelas.
Baca juga: Perhatikan Tips Memulai Bisnis Rumahan Berikut Agar Tidak Gagal
Supaya pembuatan RAB ini dilakukan dengan tepat, ada tahapan-tahapan yang perlu dilalui. Seperti ini tahapan yang perlu dilakukan dalam penyusunan RAB.
Tahapan ini biasanya disusun oleh arsitek. Biasanya gambar kerja di sebuah proyek konstruksi diperlukan untuk memberikan gambaran hasil dari proyek. Dari sini juga perkiraan volume pekerjaan akan dapat dihitung.
Setelah membuat gambar kerja, selanjutnya adalah menghitung volume pekerjaan di proyek. Volume pekerjaan ini berkaitan dengan luas lahan, bangunan, sampai berpengaruh pada biaya pekerjaan secara keseluruhan.
Harga satuan terdiri dari biaya untuk pembelian bahan yang dibutuhkan proyek dan biaya yang diberikan untuk para pekerja yang terlibat dalam proyek.
Jumlah biaya pekerjaan dipengaruhi dari volume pekerjaan dan harga satuan yang termasuk di dalamnya adalah jumlah biaya material, serta biaya untuk upah pekerja. Semuanya akan dihitung secara lengkap di tahapan ini.
Setelah semua perhitungan masing-masing komponen selesai dilakukan, maka pihak penyusun RAB akan melakukan rekapitulasi untuk semua komponen dan menggabungkannya jadi satu. Akhirnya, bisa didapatkan jumlah total dari keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek.
Pelaku UMKM yang bercita-cita mengembangkan bisnisnya jadi lebih besar lagi, bisa mendapatkan dana pinjaman dari P2P Lending Modal Rakyat. Modal Rakyat bisa mempertemukan pelaku UMKM dengan pendana yang bersedia meminjamkan modal. Anda dapat mengajukan modal dimulai dari Rp500 ribu sampai Rp2 miliar.
Anda akan dibebankan bunga yang disesuaikan dengan risiko usaha Anda. Pengajuan pinjaman sangat mudah karena bisa melalui online. Ajukan pinjaman dana sekarang melalui halaman berikut ini.