19 Feb 2021
Risiko investasi tetap ada pada segala jenis instrumen investasi, termasuk dalam bentuk reksa dana pendapatan tetap. Hal tersebut penting dipahami oleh investor di awal agar tidak ada kesalahan dalam memahami instrumen investasi tertentu. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa keuntungan besar, tentu beriringan dengan tingkat bahaya yang akan dihadapi oleh investor.
Reksa dana pendapatan tetap adalah salah satu jenis reksa dana populer di dunia investasi. Reksa jenis tersebut memiliki risiko menengah setelah pasar uang. Sehingga sangat cocok investor pemula atau Anda yang ingin belajar investasi tetapi juga memiliki jaminan keamanan terhadap modal. Berikut di antaranya risiko reksa dana pendapatan tetap.
Baca juga: Pengertian Investasi, Jenis, dan Manfaatnya
Salah satu risiko investasi adalah likuiditas atau proses pencairan modal. Reksa dana pendapatan tetap adalah salah satu model berinvestasi yang pengelolaan modal dilakukan oleh manajer investasi. Manajer tersebut akan mengelola aset dan membagikannya menjadi dua instrumen, yakni obligasi sekurang-kurangnya 80% lalu sisanya untuk jenis pasar uang.
Bentuk portofolio demikian, jika banyak investor berencana mencairkan modalnya, maka bahaya terkait pencairan tentu tidak bisa lepas. Manajer maupun pengelola berpotensi kesulitan untuk menyiapkan dana tunai. Risiko likuiditas tersebut penting untuk diketahui oleh investor, terutama jika memiliki kebutuhan mendesak dan belum memilikinya dana.
Pilihan yang mungkin adalah mencairkan aset atau aktiva. Namun Anda perlu memahami prosedur pencairannya. Agar tidak mengalami masalah di kemudian hari.
Bagi investor pemula, sangat penting untuk belajar memahami kelebihan maupun kekurangan setiap jenis instrumen dalam berinvestasi. Agar dapat menentukan instrumen yang cocok dengan tujuan keuangan.
Risiko investasi yang perlu dipahami oleh investor adalah penurunan nilai surat utang atau obligasi. Hal ini tidak lepas dari portofolio pendapatan tetap, yakni persentase minimal 80% untuk obligasi. Jika terjadi peningkatan inflasi tentu saja berpengaruh pada portofolio nilai surat utang atau obligasi. Nilai obligasi bisa saja turun.
Jika hal tersebut terjadi, tentu saja berpengaruh pada hasil keuntungan yang akan diterima oleh investor. Jika investor menjual aset yang dimiliki saat nilai surat utang turun dibandingkan saat membeli, maka dalam situasi demikian investor mengalami kerugian. Kerugian yang ada tentu berpengaruh pada tujuan dalam berinvestasi.
Namun jika dikelola oleh pengelola aset atau manajer handal atau mumpuni, tentu saja keputusan penjualan aset memperhatikan berbagai kondisi dan situasi yang menguntungkan. Artinya jika ada situasi yang membuat harga surat utang turun, maka manajer investasi akan memberikan saran dan mengambil saran untuk tidak menjual aset terlebih dahulu.
Berbeda halnya jika investor membutuhkan dana mendesak sehingga ingin melakukan penjualan aset meskipun nilai surat utang sedang turun. Manajer investasi akan memberikan saran terbaik namun keputusan tetap ada di tangan investor. Karena aset tersebut sepenuhnya milik investor.
Baca juga: Pilihan Investasi Jangka Panjang yang Tepat untuk Hari Tua
Tidak ada jaminan dari lembaga penjamin simpanan merupakan salah saru risiko investasi reksa dana pendapatan tetap. Hal tersebut terjadi karena investasi reksa dana pendapatan tetap bukan produk perbankan. Jika terjadi masalah, tentu saja tidak dapat di back up oleh lembaga penjamin simpan.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa aturan dari lembaga penjamin simpanan untuk produk reksa dana belum tersedia. Namun jika surat utang penerbitannya dilakukan oleh negara, tentu saja untuk nilai aset dan bunga sudah dijamin oleh undang-undang. Sehingga secara keamanan, aset masih terjamin.
Risiko reksa dana yang ada hendaknya juga dipahami pihak yang menanamkan modal. Agar pihak penanam modal memahami posisi aset yang dikelola manajer. Sehingga adanya permasalahan dapat memahami akar masalahnya dengan baik. Menanyakan perkembangan portofolio dilakukan agar memahami kondisi investasi aset serta langkah yang harus diambil.
Salah satu risiko investasi adalah perubahan suku bunga. Hal tersebut bisa menjadi gejolak yang dialami oleh investor. Perubahan suku bunga dapat menjadi gejolak nilai surat utang atau obligasi.
Jika kondisi suku bunga naik, maka hal ini berpengaruh pada nilai obligasi yang turun. Begitu pula jika terjadi situasi yang sebaliknya.
Jika investor menjual asetnya dalam kondisi nilai obligasi yang turun, tentu saja sangat berpengaruh hasil keuntungan. Investor bisa saja mendapatkan harga jual yang tidak sesuai dengan kondisi pembelian. Situasi perubahan suku bunga tersebut perlu dipahami oleh investor. Meski dalam pengelolaan reksa dana pendapatan tetap sudah ada manajer investasi.
Namun jika mengetahui situasi yang berpengaruh, tentu tidak akan mudah menyalahkan pengelola aset atau manajer investasi. Anda akan lebih bijak dalam memandang permasalahan. Selain itu sering berkonsultasi dengan pengelola aset juga penting agar Anda memahami update serta perkembangan aset yang dimiliki.
Baca juga: Pengertian dan Jenis Investasi Jangka Pendek
Risiko investasi reksa dana pendapatan tetap yang perlu dipahami oleh investor adalah wanprestasi. Wanprestasi adalah risiko gagal bayar. Memang portofolio reksa dana pendapatan tetap memang sebagian besar adalah aset obligasi. Dikarenakan aset obligasi diterbitkan oleh sebuah perusahaan, tentu saja ada risiko wanprestasi.
Risiko wanprestasi tersebut adalah kondisi perusahaan penerbit surat utang tidak mampu membayar nilai pokok utang maupun bunganya. Kondisi tersebut disebabkan oleh kondisi perusahaan yang sedang buruk. Maka dari itu, investor juga perlu memahami hal tersebut. Tidak hanya itu, investor perlu menanyakan perkembangan aktiva kepada manajer.
Ada beragam instrumen dan model investasi yang dapat dipilih investor. Setiap instrumen mempunyai tingkat efek maupun kerugian berbeda. Maka dari itu penting memiliki pemahaman dalam berinvestasi agar bisa menentukan jenis yang tepat sesuai dengan tujuan keuangan investor. Sehingga selain tujuan keuangan tercapai, risiko investasi juga dapat teratasi dengan baik.
Ayo bantu pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan modal usaha dan raih keuntungan.
Dengan modal mulai Rp25.000 saja Anda sudah bisa memberikan akses pinjaman modal bisnis untuk UMKM di Indonesia melalui Modal Rakyat. Selain itu, Anda bisa mendapatkan imbal hasil hingga 25% per tahun.
Gunakan kode promo BLOG25 dan mendapatkan saldo gratis Rp25.000 untuk mulai mendanai. Hubungi customer service kami melalui email di cs@modalrakyat.id untuk mengetahui syaratnya lebih lanjut. Follow Instagram Modal Rakyat di @modalrakyatid untuk mendapatkan update terbaru dari kami.