01 Dec 2021
Rumus laju inflasi dapat digunakan untuk menghitung perubahan nilai mata uang dari waktu ke waktu. Hal ini penting untuk diketahui, terutama jika Anda akan melakukan keputusan bisnis di waktu mendatang. Namun, sebelum itu Anda harus memahami apa itu laju inflasi dan jenis-jenisnya.
Apabila Anda menyadari dengan seksama, maka terjadi fenomena perubahan harga barang-barang yang setiap hari kita konsumsi. Misalnya, jika dulu Anda bisa membeli permen dengan harga Rp250, maka sekarang Anda harus membelinya dengan harga Rp1.000. Di saat yang sama, jika dulu Anda dapat membeli semangkuk bakso dengan harga Rp1.000, maka kini harganya adalah Rp10.000.
Baca Juga: Faktor Penyebab dan Pengaruh Inflasi terhadap Keuangan Anda
Sekilas dapat kita pahami bahwa harga permen meningkat dari waktu ke waktu. Sementara dari sisi lain, dapat kita pahami bahwa uang telah mengalami penurunan harga. Fenomena tersebut merupakan fenomena ekonomi yang disebut sebagai inflasi.
Secara formal, inflasi dijelaskan oleh Bank Indonesia sebagai perubahan harga yang terjadi di dalam waktu tertentu secara terus menerus. Perubahan harga yang dimaksud tidak hanya mempengaruhi satu barang saja, tetapi juga memiliki efek kepada barang lainnya. Untuk disebut sebagai fenomena inflasi, sebuah mata uang tidak hanya dapat mengacu pada harga permen yang berubah, tetapi juga beberapa barang lainnya seperti bakso, tepung, gula, dan lainnya.
Sementara itu, inflasi diartikan oleh Badan Pusat Statistik sebagai perubahan harga (cenderung naik) pada produk barang dan jasa secara terus menerus. Apabila terjadi sebuah fenomena peningkatan harga produk barang atau jasa di dalam sebuah area (negara), maka secara umum terjadi kenaikan inflasi.
Berdasarkan dua penjelasan penting mengenai inflasi di atas, ada tiga pokok penting yang mencirikan terjadinya inflasi pada suatu waktu di tempat tertentu. Apabila tiga pokok tersebut tidak ada dalam fenomena ekonomi yang dimaksud, maka fenomena tersebut bukan merupakan inflasi. Tiga pokok yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Adanya peningkatan harga pada berbagai barang atau jasa secara umum. Penandanya pun mudah dikenali, yaitu ketika sebuah barang atau jasa harganya meningkat dari waktu sebelumnya.
2. Terjadi secara umum atau menyeluruh. Peningkatan harga barang dan jasa yang dimaksud haruslah terjadi secara luas untuk disebut sebagai inflasi. Artinya, jika harga bakso tiba-tiba meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan harga pakaian, jenis makanan lainnya, atau produk elektronik, maka hal itu bisa dijelaskan karena kelangkaan biasa.
3. Terjadi dalam kurun waktu yang lama. Dalam fenomena inflasi, peningkatan harga sebuah barang terjadi dalam waktu yang relatif lama dan terus-menerus. Hal inilah yang membuat mahalnya barang pokok menjelang hari raya di Indonesia bukan merupakan fenomena inflasi.
Baca Juga: Apa itu Interest Rate (Suku Bunga)? Ini Rumus dan Contohnya
Pada dasarnya yang menggerakkan ekonomi adalah masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, penyebab utama dari investasi adalah kegiatan manusia di suatu waktu pada wilayah tertentu. Kegiatan manusia tersebut akan mempengaruhi kelangkaan barang sehingga membuat nilai mata uang menjadi berubah dari waktu ke waktu.
Secara umum, beberapa kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:
Masyarakat yang konsumtif akan membuat sebuah produk menjadi sedikit jumlahnya di pasaran. Hal itu akan menciptakan persaingan antara masyarakat untuk mendapatkan barang yang jumlahnya sedikit tersebut. Dengan begitu, harganya akan meningkat.
Ketika banyak orang memiliki uang dan berniat membelanjakannya dalam kurun waktu yang sama, hal itu membuat barang yang ingin dibeli menjadi jauh lebih berharga ketimbang uang itu sendiri. Hal ini juga akan membuat terjadinya inflasi.
Apabila barang memiliki jumlah yang sangat sedikit, inflasi masih bisa terjadi walaupun masyarakat tidak konsumtif dan tidak banyak uang yang beredar. Konsep dasarnya tetap ada pada kelangkaan. Hal ini bisa disebabkan oleh terganggunya distribusi barang atau hal lainnya.
Sebagai pihak yang mengelola mata uang yang di sebuah negara berdaulat, pemerintahan akan melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya inflasi secara berlebihan. Dihitung berdasarkan prosentase per tahunnya, laju inflasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Inflasi ringan, apabila sebuah mata uang mengalami inflasi dibawah 10% per tahunnya.
2. Inflasi sedang, apabila sebuah mata uang mengalami inflasi dibawah 10% sampai 30% per tahunnya.
3. Inflasi berat, apabila sebuah mata uang mengalami inflasi dibawah 30% per tahunnya.
4. Hiperinflasi, apabila sebuah mata uang mengalami inflasi dibawah 100% per tahunnya.
Harus dipahami bahwa sulit sekali untuk membuat sebuah mata uang tidak mengalami inflasi setiap tahunnya. hal itu karena ada berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, perubahan jumlah penduduk yang akan mempengaruhi jumlah permintaan barang, ketergantungan pada barang tertentu dari waktu ke waktu, dan lainnya.
Baca Juga: Kurs adalah Nilai Tukar Mata Uang, ini Penjelasannya
Laju inflasi dapat dihitung menggunakan rumus tertentu. Sebelum itu, harus dipahami bahwa ada beberapa rumus yang digunakan sesuai cara yang dipilih. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung laju inflasi adalah sebagai berikut:
Mengukur laju inflasi menggunakan indeks harga konsumen atau consumer price index dilakukan dengan menghitung harga rata-rata dari produk yang digunakan oleh konsumen.
Cara ini dilakukan dengan cara mengetahui seberapa perubahan harga dari produk jadi dan jasa, produk hasil produsen lokal, dan produk baru.
Cara ini dilakukan dengan mengetahui harga rata-rata dari produk yang akan diolah oleh produsen.
Cara ini dilakukan dengan menghitung kebutuhan biaya hidup masyarakat di suatu tempat dalam waktu tertentu.
Cara ini dilakukan dengan mengetahui harga produk pada tingkatan pedagang grosir.
Dari beberapa cara menghitung inflasi, rumus menghitung laju inflasi menggunakan indeks harga konsumen (ihk) adalah yang paling umum. Rumus menghitung laju inflasi ihk adalah sebagai berikut:
Laju inflasi = [(IHK Periode Terbaru - IHK Periode Sebelumnya) : IHK Periode Sebelumnya] x 100%
Misal:
Di sebuah negara diketahui nilai IHK per Januari pada tahun 2020 adalah 110. Sementara itu, pada Januari tahun 2021, Diketahui bahwa nilai IHK-nya adalah 120. Maka, berapakah nilai inflasi tahunan pada negara tersebut?
Contoh dalam instalasi tersebut dapat kita hitung sebagai berikut:
Laju Inflasi = [(120 - 110) : (110)] x 100%
Laju Inflasi = [(10) : (110)] x 100%
Laju Inflasi = 0,09 x 100%
Laju Inflasi = 9%
Baca Juga: Devisa adalah: Pengertian, Jenis, dan Dampaknya ke Kurs
Sebuah mata uang di suatu negara dapat dikatakan aman dari laju inflasi apabila tingkat inflasi nya tidak lebih dari 3,5% per tahun. Hal itu akan diusahakan oleh pemerintah melalui berbagai cara seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan lainnya.
Dari sisi lain, fenomena penanganan inflasi ini dapat menguntungkan bagi pelaku bisnis. Sebagai investor, Anda dapat melakukan pengembangan dana pada produk yang aman dari inflasi atau sederhananya pilih produk yang memiliki harga diatas rata-rata inflasi.
Dari beberapa instrumen pengembangan dana yang ada, pengembangan dana melalui platform P2P Lending Modal Rakyat adalah cara aman yang bisa dipilih. Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan dana yang akan dikelola oleh para pelaku UMKM. Setelah itu, Anda akan mendapatkan dana return yang besar.
Modal Rakyat adalah platform yang menjembatani kerjasama antara pemilik dana dengan pelaku UMKM. Untuk mengetahui lebih banyak tentang Modal Rakyat dan skema pendanaannya, klik link ini.