Bisnis

Finansial

Mengenal Siklus Akuntansi dalam Bisnis dan Tahapannya

Pretty Angelia Wuisan-

07 Sep 2021

Mengenal Siklus Akuntansi dalam Bisnis dan Tahapannya

Perusahaan tidak akan bisa bertahan tanpa melakukan proses akuntansi. Proses tersebut terjadi dalam suatu periode dan bisa berkesinambungan antara periode lalu, sekarang, berikutnya. Hal inilah yang disebut dengan siklus akuntansi. Perusahaan membutuhkan proses akuntansi untuk mengetahui keadaan keuangan pada bagian internalnya.

Prosesnya tidak bisa dihentikan karena akan mempengaruhi seluruh sendi kehidupan yang ada di perusahaan. Hanya saja karena siklus akuntansi yang cukup panjang, membuat pengusaha harus tahu apa saja proses yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu, di sini akan dijabarkan tentang pengertian siklus akuntansi dan tahapan-tahapannya.

 

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Buku Besar dalam Akuntansi

 

Apa itu Siklus Akuntansi?

Siklus akuntansi adalah aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus yang meliputi melakukan analisis, identifikasi, mengumpulkan data, dan untuk mengukur setiap aktivitas akuntansi milik suatu perusahaan.

Biasanya siklus ini dilaksanakan di periode satu tahun. Dalam satu tahun itu, perusahaan harus bisa menyimpulkan apakah perusahaannya sedang dalam keadaan baik-baik saja atau malah terpuruk dilihat dari laporan terkait akuntansi yang sudah disusunnya.

Proses dalam siklus akuntansi ini sangat panjang dan membutuhkan banyak data. Biasanya sudah dilakukan dari awal tahun setelah buku ditutup. Membutuhkan proses panjang sebab diperlukan ketelitian dalam penyusunannya. Kesalahan pada bagian akhir laporan bisa berujung fatal.

Oleh sebab itu, proses perekaman data untuk laporan dilakukan minimal setiap hari kerja, supaya tidak ada data yang terlewatkan. Hal itu karena data punya peran sebagai kunci utama di sini. Sementara itu ada banyak data yang perlu diolah oleh akuntan, jadi supaya tidak keteteran, harus dicicil dari jauh hari.

Selama perusahaan menyelenggarakan kegiatan bisnisnya, siklus akuntansi akan terus berkesinambungan. Alasannya karena perusahaan akan terus membandingkan kinerjanya di tahun sekarang dengan yang sebelumnya. Dari sana perusahaan akan tahu apakah bisnisnya berkembang atau malah terjatuh.

Oleh sebab itu, data-data yang telah lalu akan perusahaan simpan dengan rapi karena suatu hari nanti akan dibuka kembali untuk membandingkan kondisi keuangan dengan yang terkini.

 

Tahapan Siklus Akuntansi

Seperti sudah disebutkan, akuntansi merupakan proses yang panjang. Prosesnya perlu dilakukan secara berurutan. Data-data yang ada diolah dan ditampilkan dalam bentuk yang sebenarnya karena akan menjadi acuan untuk perusahaan dalam pengambilan keputusan. Seperti ini tahapan dari siklus akuntansi itu.

1. Mencatat transaksi

Transaksi merupakan data utama yang perlu diidentifikasi oleh perusahaan. Selama perusahaan melakukan kegiatan operasional, pasti perusahaan akan melakukan berbagai macam transaksi. Transaksi ini bisa terjadi setiap hari.

Lalu, bagaimana bisa perusahaan tahu ada transaksi? Untuk memperoleh buktinya, perusahaan bisa melihat rekening perusahaan dan berbagai macam bukti transaksi lainnya seperti faktur, kwitansi, dan lain sebagainya. Intinya transaksi itu harus berhubungan dengan segala aktivitas perusahaan.

Semua bukti-bukti itu harus disimpan rapi dan akan dicatat satu per satu, supaya tidak ada yang terlewatkan. Jika ada yang terlewatkan, akan sangat berpengaruh pada keuangan perusahaan. Pencatatan juga langsung dilakukan agar tidak menumpuk.

2. Analisis transaksi

Setelah transaksi dicatat, akuntan perlu menganalisisnya dengan menggunakan metode double-entry system. Ini adalah sistem umum yang diandalkan dalam menganalisis setiap transaksi perusahaan.

Setiap transaksi perusahaan akan ditampilkan dalam bentuk debet dan kredit. Kedua bagian itu ketika dibandingkan harus berjumlah sama yang menandakan bahwa transaksi itu benar adanya.

Supaya akuntan tahu debet dan kredit berjumlah sama, biasanya digunakan perhitungan khusus untuk memastikannya. Perhitungannya adalah seperti ini.

Aktiva (Aset/Harta) = Liabilitas + Ekuitas

3. Mencatat pada jurnal

Tahapan berikutnya pada siklus akuntansi adalah mencatat analisis transaksi ke dalam jurnal. Jurnal merupakan catatan yang disediakan perusahaan untuk satu periode akuntansi. Dalam satu periode itu pasti ada banyak transaksi yang terjadi, pencatatan pada jurnal akan membuat proses pencatatan jadi lebih rapi.

Hal itu karena transaksi akan dicatat secara berurutan sesuai dengan waktunya. Rekam jejaknya akan sangat terlihat di sini. Bentuk pencatatannya masih menggunakan double-entry system yang mencantumkan debit dan kredit. Biasanya kita menyebutnya dengan jurnal umum.

Di bagian akhir pun akuntan harus memastikan bahwa jumlah debit dan kreditnya sama.

4. Mencatat buku besar

Pencatatan di buku besar adalah tahapan yang selanjutnya ada di proses akuntansi. Di sini Anda pasti langsung paham bahwa jurnal dan buku besar itu berbeda. Setelah proses pencatatan di jurnal selesai, semua transaksi yang ada di sana akan ditransfer ke buku besar yang menjadi salah satu tahapan penting di akuntansi.

Buku besar adalah catatan dari rekening transaksi yang terjadi dalam satu periode. Setiap rekening akan dihadirkan dalam bentuk kode tertentu supaya mudah dikenali saat mencocokannya dengan data-data yang ada pada jurnal. Jadi, isinya mungkin akan lebih beragam jika dibandingkan jurnal.

Akuntan juga akan mengecek ulang segala transaksi yang ada di sini untuk menghindari kesalahan pencatatan di tahapan selanjutnya. Itu artinya kesalahan pencatatan yang terjadi di sini masih bisa dimaklumi. Pembetulan catatan pun akan lebih gampang.

5. Mencatat di neraca saldo dan jurnal penyesuaian

Menyusun neraca saldo adalah tahapan penting berikutnya. Neraca saldo di sini berisi saldo-saldo yang ada pada rekening yang sudah dicatat sebelumnya dalam buku besar. Di sini akuntan harus memastikan bahwa saldo rekening itu harus memiliki jumlah yang sama.

Proses akuntansi yang panjang dan data yang ada banyak tidak menutup kemungkinan membuat akuntan lupa mencantumkan beberapa data. Atau bisa jadi ada data yang salah dihitung. Kalau sudah terjadi seperti itu, perlu dilakukan pembetulan. Oleh sebab itu, akuntan akan melakukan pencatatan untuk melakukan pembetulan di jurnal penyesuaian.

Semua kesalahan dalam pencatatan harus dibetulkan di jurnal penyesuaian. Sama seperti jurnal umum, jurnal penyesuaian ini hanya hadir untuk satu periode akuntansi. Di bagian ini harus dipastikan semua kesalahan dibetulkan, jadi ini adalah bagian akhir terjadinya kesalahan pencatatan.

6. Mencatat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian serta Laporan Keuangan

Neraca saldo yang ada sebelumnya perlu dicatat kembali dengan catat yang lebih aktual yang mengacu pada jurnal penyesuaian. Oleh sebab itu tahapan berikutnya ini disebut dengan neraca saldo penyesuaian.

Saldo-saldo yang tersedia sebelumnya akan disusun pada bagian aktiva dan pasiva yang kolomnya sudah disediakan. Akuntan harus memperhatikan dengan baik jumlah akhir dari aktiva dan pasiva itu haruslah sama. Itu tandanya catatan sudah pasti benar dan tidak perlu dilakukan pembetulan kembali.

Setelah sudah dipastikan tidak ada kesalahan lagi, akuntan akan melanjutkan kegiatan akuntansi lain, yaitu membuat laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah bagian paling penting dan lengkap pada siklus akuntansi karena laporan ini yang akan menjadi representasi keadaan keuangan perusahaan di periode tertentu. Di sini harus dijelaskan secara nyata apakah perusahaan mengalami kerugian atau keuntungan. Atau apakah aset perusahaan ada yang bertambah atau berkurang.

Yang termasuk dalam laporan keuangan adalah laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal perusahaan, neraca likuiditas, dan lain sebagainya. Ini adalah laporan paling terlengkap yang didapatkan dari tahapan-tahapan sebelumnya yang dipecah menjadi beberapa tujuan laporan.

Laporan ini juga tidak hanya akan digunakan oleh internal perusahaan, eksternal pun akan sangat menantinya, terutama para investor. Saking pentingnya laporan keuangan ini, memang cukup  wajar apabila penyusunannya dipersiapkan dari jauh hari dan dengan cara yang bertahap pula.

7. Siklus akuntansi akhir, membuat jurnal penutup

Untuk siklus yang terakhir, akuntan akan menyusun jurnal penutup. Setelah selesai menyampaikan laporan keuangan, akuntan perlu menutup rekening-rekening yang ada sampai berubah jadi nihil.

Proses pencatatan rekening-rekening yang ditutup itu, dicantumkan dalam jurnal penutup. Caranya dengan memindahkan jenis rekening tertentu ke rekening lainnya.

Pencatatan di bagian jurnal penutup ini tidak serumit sebelumnya, tapi perlu dilakukan secara benar karena akan dijadikan acuan untuk membuka jurnal baru untuk proses akuntansi di periode selanjutnya alias di tahun yang baru.

8. Optional: mencatat neraca saldo serta jurnal pembalik

Sebenarnya jurnal penutup sudah menjadi bagian akhir dari proses akuntansi dalam satu periode akuntansi, tapi akuntan bisa melakukan pencatatan tambahan apabila hal itu memang diperlukan.

Ada tambahan pencatatan yang bisa dilakukan akuntan atau tidak. Hal ini tergantung pada keadaan tertentu. Neraca saldo di bagian ini disusun untuk mencatat saldo rekening permanen yang sebelumnya sudah disampaikan pada jurnal penutup.

Lalu, jurnal pembalik  ada untuk menyederhanakan beberapa jenis transaksi yang ada. Biasanya transaksi akuntansi yang disederhanakan itu yang muncul berulang.

 

Baca juga: Laporan Keuangan: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya

 

Seperti itulah penjelasan mengenai siklus akuntansi yang akan menjadi salah satu aktivitas utama perusahaan selain operasional. Untuk membuat siklus akuntansi yang rapi, perusahaan perlu mempekerjakan orang-orang yang kompeten. Proses akuntansi yang baik dan rapi akan membuat perusahaan juga mampu meraih target-targetnya.

 

Pelaku UMKM Bisa Membangun Bisnisnya Bersama dengan Modal Rakyat

Pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kinerja bisnisnya, tapi terkendala modal, dapat mengajukan pinjaman di Modal Rakyat. P2P Lending Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan pendana yang bersedia meminjamkan dana untuk Anda. Anda dapat mengajukan pinjaman di Rp500 ribu sampai Rp2 miliar.

Tidak perlu mencemaskan besaran bunga karena bunga yang dibebankan pada Anda akan disesuaikan dengan risiko usaha. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa dilakukan secara online, oleh karena itu prosesnya cenderung cepat. Modal Rakyat juga sudah memperoleh izin dari OJK, jadi aman dan terpercaya.

Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke tautan ini.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru