22 Jul 2021
Jika Anda berniat mendirikan bisnis retail, Anda akan memerlukan stock keeping unit (SKU) untuk membuat pekerjaan Anda jadi lebih mudah. Bisnis retail memiliki ciri khas, jenis produknya beragam dan jumlahnya banyak. Anda perlu memastikan jumlah stok produk, sesuai dengan catatan yang ada.
Anda yang memiliki bisnis UMKM pun bisa menerapkan sistem ini pada usaha Anda apabila produk yang Anda jual jenisnya beragam. Anda pasti akan lebih mudah dalam mengatur stok produk Anda.
Untuk mengenalnya lebih jauh, di sini akan dibahas mengenai apa itu stock keeping unit, pentingnya bagi kelancaran bisnis, penerapannya di bisnis, dan tips menerapkan SKU pada bisnis Anda.
Baca juga: Mendapatkan Pelanggan Baru dengan Metode Sales Discovery Call
Stock keeping unit adalah kode pada produk yang Anda jual yang digunakan untuk penanda atau identitas dari produk tersebut. SKU juga memiliki nama lain yang perlu Anda ketahui seperti part number, product number, dan product identifier.
Tadi sudah disebutkan bahwa SKU dapat memudahkan pengusaha dalam mengurus stok produk. Di bawah ini adalah berbagai macam kemudahan yang akan Anda dapatkan ketika Anda menerapkannya pada bisnis.
Dalam bisnis, ketersediaan stok harus Anda pantau, sehingga ketika habis Anda bisa menyediakannya kembali. Stok yang habis harus segera terisi agar pelanggan tidak lari dari Anda.
Melalui SKU, pengecekan akan mudah Anda lakukan secara rutin. Anda juga jadi tahu jika ada produk yang hilang atau kodenya tidak sengaja terisi dobel.
Manajemen inventaris adalah salah satu kegiatan yang akan sering Anda lakukan di bisnis retail. Entah berapa produk yang harus dicatat oleh Anda. Namun, Anda jangan khawatir karena ada sistem stock keeping unit yang membantu Anda. Anda juga jadi mudah mengatur stok sesuai dengan kategorinya.
Mungkin di awal, Anda akan cukup kelelahan dengan pengisian kodenya. Hanya saja setelah itu, Anda akan lancar saja melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan stok produk.
Dengan stock keeping unit, Anda bisa tahu mana produk-produk yang paling laris. Anda pun akhirnya bisa memperbanyak stok produk terlaris tersebut tepat pada waktunya.
Sistem ini juga bisa digunakan untuk memantau produk-produk yang kurang laris. Supaya produk tersebut bisa laku, Anda pun bisa memikirkan strategi bisnis selanjutnya.
Yang menentukan bagaimana bentuk kodenya, ya Anda sendiri sebagai pemilik usaha. Biasanya SKU disusun menggunakan deretan huruf dan deretan angka, sehingga kodenya pun akan jadi unik dan Anda jadi lebih mudah mengenalinya. Tidak ada ketentuan yang pasti untuk satu kode harus memiliki berapa angka dan huruf. Jadi, Anda bisa menentukannya sendiri.
Namun, untuk memudahkan Anda, ada baiknya kode pada produk disesuaikan dengan jenis atau nama produknya. Contohnya seperti pada penerapan kode unik SKU di bawah ini.
Di atas hanya contoh. Anda bisa menambahkan kodenya sesuka hati Anda, sesuai dengan kebutuhan juga.
Kode di atas tidak hanya dipahami oleh Anda, tapi seluruh karyawan yang sering berhubungan dengan stok produk juga harus memahaminya. Pastikan Anda memberikan instruksi dan informasi yang benar pada mereka.
Supaya Anda bisa menggunakan SKU secara maksimal, Anda bisa melakukan hal-hal di bawah ini.
Walaupun panjangnya kode tidak ada ketentuan yang jelas, ada baiknya kode tersebut tidak terlalu panjang agar bisa langsung dipahami isinya oleh karyawan Anda. Anda juga jadi tidak pusing dalam menentukan kodenya di awal.
Di atas sudah disebutkan bahwa kode SKU biasanya gabungan antara angka dan huruf. Apabila Anda hanya mengandalkan salah satunya saja, hal itu membuat produk Anda jadi kurang unik dan tidak mudah dikenali.
Anda tidak perlu pusing dalam memberikan kode karena Anda bisa melakukannya dengan melihat jenis barang, warna barang, ukuran (apabila Anda menjual produk dengan ukuran berbeda-beda), merk, dan tipenya.
Tadi sudah disebutkan bahwa tidak hanya Anda yang harus tahu tentang aturan pemberian kode SKU, karyawan Anda juga harus memahaminya.
Untuk itulah Anda perlu menyusun petunjuk SKU. Petunjuknya bisa Anda sediakan dalam bentuk hardcopy dan dalam bentuk file digital, sehingga ketika yang hardcopy hilang, Anda bisa mencetaknya kembali.
Semua karyawan yang terlibat dalam manajemen inventaris, bisa memahami SKU bisnis Anda dari petunjuk tersebut.
Baca juga: Minimum Viable Product (MVP) dan Penerapannya di Startup
Seperti itulah penerapan stock keeping unit yang bisa diterapkan dalam bisnis. Paling tepat diterapkan saat Anda menjual berbagai jenis produk. Dengan begitu Anda akan mudah melakukan pengecekan produk yang sangat vital untuk keberlangsungan bisnis Anda. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.
Pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kinerja bisnisnya, tapi terkendala modal, dapat mengajukan pinjaman di Modal Rakyat. P2P Lending Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan pendana yang bersedia meminjamkan dana untuk Anda. Anda dapat mengajukan pinjaman di Rp500 ribu sampai Rp2 miliar.
Tidak perlu mencemaskan besaran bunga karena bunga yang dibebankan pada Anda akan disesuaikan dengan risiko usaha. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa dilakukan secara online, oleh karena itu prosesnya cenderung cepat. Modal Rakyat juga sudah memperoleh izin dari OJK, jadi aman dan terpercaya.
Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke tautan ini.