14 Dec 2020
Tidak hanya saham, investasi di pasar modal juga bisa dilakukan dengan obligasi alias surat utang. Jika berbicara soal penanaman dana di pasar modal, banyak orang lebih fokus pada saham. Padahal instrumen surat utang juga bisa menjadi langkah jitu dalam berinvestasi sehingga memberikan hasil yang tidak kalah menjanjikan.
Obligasi yaitu instrumen keuangan berupa surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah sebagai pihak debitur. Sementara investor alias pemberi modal berlaku sebagai pemegang surat dan berhak menerima imbal hasil berupa pengembalian nilai pokok investasi beserta kupon (bunga). Besarnya kupon yang diterima investor disesuaikan dengan kesepakatan.
Meskipun instrumen investasi ini mampu memberikan keuntungan finansial di masa depan, Anda tidak boleh sembarangan dalam menjalankannya. Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam berinvestasi agar tidak salah keputusan. Beberapa tips berikut sebaiknya Anda ikuti sehingga rencana keuangan yang ditetapkan bisa tercapai dengan maksimal.
Baca juga: Obligasi vs Saham, Investasi Mana yang Lebih Menguntungkan?
Tentukan Strategi untuk Melakukan Investasi
Dalam berinvestasi baik melalui obligasi maupun instrumen keuangan lainnya, investor wajib menetapkan sebuah tujuan yang jelas. Tujuan ini akan menentukan strategi atau langkah apa yang tepat untuk dilakukan. Misalnya menentukan apakah hendak memilih investasi jangka pendek, menengah, atau panjang. Manajemen risiko serta status pajak juga perlu diperhitungkan.
Selain itu, investor juga perlu memikirkan diversifikasi ke dalam beberapa aset investasi yang berbeda. Pada prinsipnya, menanamkan modal di satu tempat adalah langkah buruk dalam investasi. Hal ini bisa membahayakan dana Anda jika perusahaan mengalami bangkrut atau permasalahan lainnya. Untuk itu, lakukan diversifikasi ke beberapa surat utang yang berbeda.
Cara diversifikasi dalam penanaman modal di obligasi yaitu dengan membuat portofolio beberapa surat utang. Pemilihan surat utang yang memiliki karakter berbeda dari beberapa emiten akan melindungi aset Anda dari kemungkinan terjadinya gagal bayar. Untuk lebih amannya, Anda bisa menjadikan surat utang dari penerbit negara yang memberikan jaminan pembayaran.
Tips pertama dalam menginvestasikan dana di instrumen obligasi yaitu memilih waktu transaksi dengan tepat. Dalam instrumen ini, investor memiliki kesempatan untuk menjual kembali surat utang di pasar sekunder. Sebagai pemegang surat utang, Anda juga dapat melakukannya kapan saja dan di mana saja. Namun pastikan harga jual tidak lebih rendah dari harga beli awal.
Langkah ini dilakukan supaya investor bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga. Sebagai contoh, Anda membeli surat utang di pasar perdana yang bernilai Rp10 juta dengan harga 100%. Setelah satu tahun berjalan, Anda dapat menjualnya kembali kepada investor lain dengan harga 110% di pasar sekunder.
Selisih 10% dari hasil penjualan tersebut merupakan capital gain. Keuntungan penjualan obligasi tersebut bisa terus digandakan jika melakukan perhitungan secara tepat. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat utang bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Akan tetapi jika Anda ingin memperoleh pendapatan tetap dari bunga sebaiknya tidak menjualnya kembali.
Baca juga: Inilah Risiko Investasi Obligasi yang Patut Anda Waspadai
Sesuai namanya, strategi ini dilakukan dengan cara membeli obligasi kemudian menahannya dan tidak menjualnya kembali di pasar sekunder. Langkah ini sangat tepat apabila Anda memiliki tujuan untuk menyimpan modal secara utuh dan memperoleh pendapatan bunga (kupon) tetap. Memegang surat utang hingga jatuh tempo akan menghasilkan penerimaan bunga.
Saat menjalankan strategi ini, investor tidak harus merasa khawatir terhadap dampak perubahan suku bunga terhadap harga obligasi di pasar. Meskipun nilai suku bunga mengalami kenaikan sehingga menyebabkan nilai surat utang turun, investor bisa tenang karena tetap menerima kupon sesuai kesepakatan saat jatuh tempo.
Tetapi jika ingin menjualnya kembali melalui mekanisme pasar sekunder harus dipertimbangkan lagi. Menjual surat utang kepada investor lain memang bisa mendatangkan suntikan dana di kala mendesak. Akan tetapi, dengan memegang surat tersebut hingga waktu jatuh tempo tiba, Anda bisa menikmati nilai pokok investasi beserta bunganya secara berkala.
Obligasi atau surat utang diterbitkan oleh perusahaan maupun pemerintah untuk memperoleh sejumlah suntikan dana guna ekspansi perusahaan, pembangunan infrastruktur, maupun keperluan lainnya. Salah satu risiko terbesar dalam investasi ini adalah kemungkinan terjadinya gagal bayar. Untuk menghindari risiko gagal bayar tersebut, sebaiknya cermat dan hati-hati dalam memilih penerbit.
Perusahaan penerbit surat utang yang terpercaya cenderung lebih dipercaya oleh investor karena memiliki kemampuan bayar tersendiri. Sebaiknya Anda menghindari memilih penerbit yang track record-nya kurang jelas meskipun nilai kuponnya terbilang besar. Jika ceroboh dalam memilih emiten, alih-alih mendapat keuntungan Anda justru bisa merugi di kemudian hari.
Secara umum, memilih obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Surat utang Negara jauh lebih aman ketimbang terbitan korporasi. Hal ini karena dana investor dijamin oleh Undang-Undang sehingga tidak perlu khawatir. Selain itu, imbal hasil yang ditawarkan juga menarik dengan suku bunga kompetitif.
Menempatkan dana di suatu instrumen investasi memang tidak boleh sembarangan. Seorang investor sebaiknya memahami akan pentingnya melakukan diversifikasi penanaman modal. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan pendanaan di instrumen selain obligasi seperti P2P Lending. P2P Lending adalah pendanaan untuk UMKM dari berbagai investor melalui platform tertentu.
Salah satu platform P2P Lending yaitu Modal Rakyat yang memberikan keuntungan hingga 15-25% per tahun. Menariknya, investor pemula bisa mengawali pendanaan dengan nominal Rp25.000 saja. P2P Lending bisa dijadikan alternatif berinvestasi di samping obligasi.
Baca juga: Peran P2P Lending untuk Perekonomian di Indonesia