02 Jun 2022
Uang fiat adalah bentuk uang yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Lazimnya, wujud uang tersebut adalah kertas dan koin. Lalu, apa bedanya dengan uang komoditas, kripto, uang digital, dan uang kartal?
Uang fiat atau fiat money adalah uang yang resmi dikeluarkan oleh pemerintah tanpa beracuan pada emas atau komoditas fisik lain. Contoh uang fiat tersebut adalah rupiah, euro, dollar, dan berbagai mata uang di banyak negara. Artinya, uang yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari adalah uang fiat.
Meskipun kini populer digunakan, tetapi sebenarnya uang fiat adalah bentuk baru dari uang sebagai alat tukar yang resmi. Sebelum adanya uang fiat, setiap negara wajib mencetak uang berdasarkan tabungan komoditas fisik. Komoditas fisik yang lazimnya menjadi acuan adalah emas dan perak.
Dalam skema uang fiat, pemerintah dapat mencetak uang tanpa mempertimbangkan cadangan emas dan perak yang dimiliki negara. Dengan kata lain, nilai dari uang fiat tersebut tidak didasarkan pada simpanan emas melainkan pada permintaan dan penawaran oleh masyarakat.
Uang fiat diketahui pertama kali muncul pada masa Dinasti Yuan, Song, Ming, dan Tang pada abad ke-10. Akar kemunculannya adalah karena tingginya permintaan uang koin yang yang tidak sebanding dengan persediaan bahan baku. Hal itu membuat masyarakat Cina mengalami kelangkaan uang.
Pemerintah Cina kala itu akhirnya memberlakukan uang kertas yang kemudian menyebar hingga ke wilayah Barat pada abad 18. Uang fiat kemudian menjadi lebih populer karena pada abad 20 disahkan oleh Richard Nixon sebagai presiden Amerika Serikat.
Baca Juga: Cryptocurrency adalah: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
Uang komoditas mengacu pada nilai intrinsiknya yang tetap berharga meskipun tidak berbentuk sebagai mata uang. Sementara itu, uang fiat tidak mengacu pada komoditas tertentu. Nilai dari uang fiat tersebut ditentukan oleh pemerintah yang mengelola dan menjamin.
Jaminan nilai yang diberikan oleh pemerintah terhadap uang fiat di dalam negaranya membuat masyarakat dapat mempercayai sebagai alat transaksi. Namun, nilai uang fiat tersebut tentu harus dikoreksi ketika berada di negara berpemerintahan lain.
Dalam praktiknya, uang fiat menjadi alat pengganti ekonomi barter. Untuk membeli seekor ayam, seseorang tidak harus membawa gandum atau sayur mayur yang nilainya setara dengan ayam tersebut, melainkan hanya menggunakan beberapa lembar kertas uang fiat. Hal itu tentu lebih praktis.
Seperti yang telah dipraktikkan oleh banyak masyarakat di seluruh negara, fungsi utama dari uang fiat adalah sebagai alat pembayaran. Selain itu, uang fiat harus dapat memenuhi beberapa fungsi berikut:
Uang fiat memenuhi fungsinya sebagai alat pembayaran apabila dapat digunakan sebagai alat tukar pembayaran sah, alias tanpa penukaran barang atau barter. Pemilik uang fiat dapat menggunakan uangnya yang bernilai sama dengan jasa atau barang tertentu.
Sebuah bentuk uang dapat dinyatakan sebagai uang fiat apabila mampu menjadi satuan ukur hitung. Misalnya, 1 liter susu berharga atau berukuran Rp 50 ribu.
Sebuah uang fiat harus memiliki nilai yang dapat menyatakan kekayaan pemiliknya. Artinya, semakin banyak uang tersebut dimiliki maka kekayaannya pun dinyatakan semakin meningkat.
Uang fiat berkembang bersama perubahan ekonomi secara global, bahkan menyesuaikan teknologi. Apalagi, karena terbuat dari material yang dapat diperbarui, fisik uang fiat pun memungkinkan untuk dirilis ulang. Hal itu akan diurus oleh bank sentral di setiap negara.
Selain itu, itu karena uang fiat diatur resmi oleh pemerintahan sebuah negara yang berdaulat, hal itu dapat digunakan untuk mengatur stabilitas negara dan pemerintahan. Stabilnya nilai sebuah mata uang fiat akan tercermin pula pada kestabilan ekonomi sebuah negara.
Kelebihan lain dari uang fiat adalah memberikan kesempatan bagi sebuah negara atau pemerintahan miskin alias tanpa cadangan emas dan perak untuk memiliki alat tukar berharga di kalangan masyarakat. Apabila secara menyeluruh masyarakat menyetujui bahwa sebuah mata uang memiliki nilai, maka uang fiat tersebut akan memiliki nilai.
Kelemahan uang fiat yang bisa mendatangkan dampak paling merugikan adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap negara. Apabila masyarakat secara bersama-sama tidak lagi percaya pada suatu mata uang, maka nilainya akan hilang sama sekali. Hal tersebut tentu berbeda dengan uang yang berlandaskan emas, karena emas akan tetap dihargai meskipun bukan sebagai mata uang.
Peredaran uang fiat pun harus dijaga ketat. Apabila pemerintah melakukan pencetakan uang fiat secara berlebihan, maka nilainya akan turun. Sebaliknya, apabila jumlahnya terlalu sedikit maka barang-barang pokok yang dibutuhkan masyarakat akan mahal harganya. Kelemahan ini berbeda dengan uang komoditas emas.
Emas sebagai salah satu instrumen investasi dikenal menjadi yang cukup stabil harganya. Hal itu juga yang membuat mata uang zaman dulu, yang beracuan pada emas dan perak, menjadi lebih stabil terhadap inflasi. Sebaliknya, uang fiat yang tidak berlandaskan pada komoditas fisik logam mulia tersebut cenderung lebih rentan inflasi.
Namun, Anda dapat melakukan pengelolaan dana untuk sekedar menghindari inflasi atau justru mencari keuntungan lebih. Beberapa bentuk pengelolaan dana yang kerap digunakan adalah seperti deposito, perdagangan valuta asing, atau pendanaan di P2P Lending.
P2P Lending menjadi instrumen pengelolaan uang yang populer saat ini. Salah satu platform yang aman dinyatakan oleh OJK adalah Modal Rakyat. Modal Rakyat merupakan fintech yang menghubungkan pemilik modal dengan pelaku usaha. Sebagai pengelola dana, Anda dapat menjadi pendana yang akan mendapatkan keuntungan 18% per tahun.
Simak informasi lebih lengkap mengenai pendanaan di Modal Rakyat, di link berikut: untung pendanaan di Modal Rakyat.
Uang fiat tidak sama dengan uang komoditas. Uang fiat tidak memiliki nilai intrinsik, sehingga apabila bentuk fisiknya berubah maka akan kehilangan kegunaan. Sebaliknya, uang komoditas adalah uang yang memiliki nilai intrinsik sehingga membuatnya tetap berharga meski bentuk fisiknya rusak.
Baca Juga: Kupas Tuntas Penjelasan Komoditas adalah
Perbedaan antara uang fiat dengan uang kripto yang paling mencolok adalah pada bentuknya. Uang fiat berbentuk fisik atau dapat dipegang dan dilihat, sementara mata uang kripto hanya dapat disimpan dalam bentuk data digital. Selain itu, beberapa perbedaan lainnya adalah sebagai berikut:
1. uang fiat dikendalikan oleh pemerintah suatu negara, sementara uang kripto tidak terikat pemerintah mana pun.
2. uang fiat didapatkan dari bank sentral negara dan didistribusikan oleh lembaga keuangan, sementara kripto didapatkan dari mining digital dari sistem blockchain.
3. stabilitas uang fiat akan terpengaruh kondisi moneter negara, sementara kripto bergantung kepada kepercayaan masyarakat internet.
Uang digital adalah bentuk uang fiat yang dikeluarkan oleh pemerintah tanpa bentuk fisik, tetapi nilainya tetap mengacu pada uang kartal. Contoh uang digital tersebut misalnya rupiah digital yang akan segera hadir. Uang digital sebenarnya berbeda dengan uang elektronik yang merupakan manifestasi uang fisik biasa ke dalam chip atau server.
Uang kartal adalah sebutan untuk jenis uang yang diterbitkan oleh bank sentral di sebuah negara tertentu. Jenis uang kartal umumnya dicetak negara dalam bentuk uang fiat kertas dan koin. Artinya, uang yang biasa digunakan masyarakat sehari-hari adalah uang berjenis kartal dan dicetak menggunakan sistem fiat.