Finansial

Bisnis

Pengertian, Jenis-Jenis, dan Cara Mengukur Volatilitas

Brigitta Winasis-

24 Nov 2021

Pengertian, Jenis-Jenis, dan Cara Mengukur Volatilitas

Sebagai salah satu indikator investasi, volatilitas menjadi ukuran keamanan indeks sebuah pasar. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai volatilitas sangat diperlukan bagi para pelaku perdagangan atau investor. Tingginya volatilitas dapat menjadi peluang bagi pelaku perdagangan jangka pendek, tetapi juga membawa resiko yang besar.

 

Apa itu Volatilitas

Volatilitas dapat dipahami sebagai variasi harga perdagangan dalam kurun waktu tertentu. Ukuran waktu yang digunakan umumnya menggunakan standar deviasi logaritmik.

Volatilitas kerap disebut sebagai market mood karena menunjukkan seberapa tinggi harga naik atau seberapa curam harga turun. Volatilitas tinggi menandakan bahwa pergerakan harga, baik naik atau turun, dapat terjadi secara cepat dan dalam rentang yang besar. Sementara itu, volatilitas rendah menandakan bahwa sebuah harga berjalan secara lebih stabil.

Pelaku perdagangan pasar modal umumnya mengetahui istilah volatilitas tinggi. Sebuah perdagangan disebut bervolatilitas tinggi apabila melonjak tajam sebelum akhirnya turun sangat rendah, atau sebaliknya. Jarak yang tercipta antara titik tertinggi dan titik terendah tersebut adalah volatilitas.

Dalam investasi jangka pendek, volatilitas dapat dimanfaatkan untuk memperoleh untung besar dalam waktu cepat. Oleh karena itu, saham yang memiliki volatilitas tinggi umumnya akan dipilih oleh pelaku perdagangan jangka pendek. Meskipun begitu, harus dipahami bahwa saham yang memiliki volatilitas tinggi juga memiliki resiko yang tinggi.


Baca Juga: Resesi Ekonomi: Pengertian dan Indikatornya


Jenis-Jenis Volatilitas

Dilihat dari berbagai fenomena pergerakan harganya, volatilitas dibagi ke dalam beberapa jenis. Berikut ini adalah beberapa jenis volatilitas yang dikenal secara luas.

Volatilitas Pasar

Volatilitas ini ditandai dengan perubahan harga di semua pasar secara cepat. Perubahan harga secara cepat tersebut bisa terjadi pada saham, valuta asing, komoditas, dan lainnya. Tingginya volatilitas pasar akan menyebabkan risiko investasi yang besar.

Volatilitas Tersirat

Implied volatility atau volatilitas tersirat adalah jenis volatilitas yang menggambarkan keadaan volatilitas di masa yang akan datang. Jenis volatilitas ini banyak dipelajari karena dapat menjadi pedoman untuk melakukan investasi. Cara melihatnya bisa dari prediksi naik dan turunnya saham.

Volatilitas Historis  

Historical volatility adalah jenis volatilitas yang melihat volatilitas dari satu tahun kebelakang. Waktu satu tahun adalah periode yang umum digunakan, meskipun Anda dapat menggunakan periode waktu yang lain. Semakin variatif harga sebuah saham dalam satu tahun terakhir, maka dapat dinilai semakin tinggi volatilitasnya.

Volatilitas Saham

Seperti namanya, volatilitas saham adalah variasi harga secara eksponensial pada pasar saham. Pengukuran harga tersebut dilakukan melalui pengukuran beta. Apabila sebuah saham berharga kurang dari 1.0, maka bisa dipastikan bahwa harga tersebut akan sulit berubah. Sementara itu, apabila harga saham tersebut lebih dari 1.0, maka akan ada fluktuasi harga.


Baca Juga: Apa itu Inflasi? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini

 

Beberapa Faktor Penyebab Volatilitas

Ada berapa faktor yang secara berkala menyebabkan volatilitas, yaitu seperti pergantian musim, hari besar dan perayaan, atau agenda pemerintah yang berulang seperti pemilu. Hal itu umumnya karena pada masa-masa tertentu akan ada perubahan permintaan konsumen terhadap suatu produk tertentu. Namun, volatilitas juga dapat terjadi karena fenomena yang tidak terduga.

Terjadinya volatilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam perdagangan dan faktor-faktor yang mengiringi perdagangan. Secara umum, beberapa faktor yang mempengaruhi volatilitas adalah sebagai berikut:

1. Faktor Dasar Perusahaan

Faktor paling dasar yang menyebabkan volatilitas adalah kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang memiliki produk laku di pasar tentunya juga akan menambah minat dan ketertarikan pemilik dana untuk berinvestasi dengan cara membeli sahamnya. Sebaliknya, ketika produk yang ditawarkan kalah saing di pasaran, investor akan menarik dananya.

2. Faktor Sektor Bisnis dan Industri

Faktanya performa perusahaan tidak dapat menjadi satu-satunya penyebab volatilitas terjadi. Berbagai fenomena yang berimbas pada industri turut menjadi penyebab volatilitas sebuah pasar. Fenomena perubahan banyak perusahaan menuju bentuk digital adalah salah satu penyebab volatilitas terbesar saat ini.

3. Faktor Eksternal Ekonomi dan Politik

Fenomena politik dan ekonomi yang terjadi di suatu daerah bisa dipastikan turut mempengaruhi volatilitas. Situasi politik pemerintah sebagai pengatur ekonomi negara akan sangat mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang ada. Ketika kondisi ekonomi dan politik negara berada pada posisi stabil, maka investasi juga akan lebih aman karena sekuritas yang stabil.

Faktor ini yang membuat pelaku investasi harus memperhatikan kondisi sosial di mana pasar tersebut terjadi. Hal itu karena ekonomi dan politik suatu negara bisa dipengaruhi oleh faktor turunan lainnya, seperti bencana dan fenomena kejahatan tertentu.


Baca Juga: Investasi Saham VS Investasi P2P, Mana yang Lebih Bagus?

 

Cara Termudah untuk Mengukur Volatilitas

Mengukur volatilitas bisa dilakukan dengan mudah. Hal-hal yang harus dicatat adalah jumlah data, jumlah nilai dari setiap data yang diambil, dan deviasi atau perbedaan antara nilai setiap data dengan rata-rata keseluruhan nilai data. Setelah Anda memperoleh beberapa catatan pokok tersebut, lakukan langkah berikut ini:

  1. Temukan rata-rata dari kumpulan data yang Anda pilih. Sederhananya, jika Anda memilih 10 data, maka jumlahkan seluruh nilainya lalu dibagi 10. Jika nilai dari 10 data didapatkan Rp1000, maka rata-ratanya adalah Rp100.
  2. Hitung selisih antara setiap nilai data dan rata-ratanya, hasilnya disebut sebagai deviasi. Misalnya, pada sebuah data nilainya Rp50, sementara rata-ratanya adalah Rp100, maka deviasinya adalah Rp50.
  3. Pada nilai deviasi yang diperoleh, silahkan kuadratkan. Cara ini akan memastikan bahwa nilai yang diperoleh nantinya tidak akan negatif.
  4. Hitung total keseluruhan deviasi dari 10 data yang diambil, lalu bagi dengan jumlah data yang diambil.
  5. Nilai rata-rata dari deviasi tersebut harus diakarkuadratkan untuk mendapatkan gambaran harga rata-rata. Nilai yang diperoleh akan menjadi perkiraan deviasi selanjutnya.
  6. Penghitungan tersebut dilakukan pada data yang berurutan. Apabila Anda mengambil data secara acak, maka perlakuannya harus berbeda.


Baca Juga: Bantu Ekonomi Indonesia lewat P2P Lending, Yuk!

 

Mengembangkan Dana Secara Aman di Modal Rakyat

Berbagai instrumen pengembangan dana telah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Salah satu instrumen keuangan yang kini sedang populer adalah pendanaan melalui platform P2p Lending. Salah satu platform P2p Lending yang dapat digunakan adalah Modal Rakyat.

Modal Rakyat merupakan medium yang menjembatani kerjasama antara pemilik modal dengan pelaku usaha yang membutuhkan suntikan dana. Dengan bantuan pemilik modal terpercaya, para pelaku UMKM potensial akan mengembangkan usahanya sekaligus mengembangkan dana dari pemilik modal.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang permodalan di platform P2p Lending, silakan klik link funding Modal Rakyat ini.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru