13 Sep 2021
Working capital adalah salah satu istilah dalam dunia usaha. Working capital diartikan sebagai modal kerja. Seperti diketahui, modal dibutuhkan agar suatu bisnis dapat berjalan lancar.
Setiap pebisnis wajib memiliki modal usaha. Untuk itu, berikut dibahas lebih lanjut mengenai working capital.
Baca juga: Internal Rate of Return (IRR) adalah: Rumus dan Contohnya
Working capital disebut juga dengan modal kerja bersih. Artinya, perbedaan antara jumlah aset perusahaan dengan liabilitas dalam periode waktu saat ini.
Apa saja yang termasuk aset perusahaan? Dana tunai, dana yang ada di bank, aset yang belum dapat diuangkan cepat, potensi pendapatan dari piutang konsumen.
Liabilitas saat ini yaitu total utang perusahaan yang harus dibayarkan dalam tahun tersebut. Setelah mengurangi aset dengan liabilitas, dapat diketahui modal kerja bersih. Secara ringkas, working capital adalah dana yang tersedia untuk membiayai keperluan operasional bisnis.
Mengapa working capital penting dalam suatu perusahaan? Working capital dapat menjadi indikator kesehatan keuangan perusahaan. Semakin besar selisih antara aset dengan utang jangka pendek perusahaan, dapat disebut kondisi bisnis tersebut sehat.
Jika jumlah utang berada di atas aset dan menimbulkan angka working capital yang negatif, dapat disebut perusahaan di ambang kebangkrutan.
Working capital dikelola secara langsung oleh manajer keuangan. Hal itu menjadi tanggung jawab utamanya. Ia bertugas menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, dibantu dengan teknis untuk menjalankan dana yang sudah dialokasikan untuk operasional bisnis.
Ia harus dapat memberi kontribusi positif berupa profit demi menjadikan bisnis perusahaan lebih berkembang, lebih maju, sehingga dapat menunjang performa perusahaan di mata para investor. Di bawah ini penjelasan tujuan dari working capital.
1. Memenuhi likuiditas perusahaan.
2. Untuk mengalokasikan biaya darurat perusahaan dalam mendanai beban jangka pendek atau panjang harus dilunasi segera sebelum tenggat waktu. Hal ini menjadi indikasi manajemen berhasil mengelola working capital dengan baik.
3. Perusahaan memiliki persediaan barang dagang yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumennya.
4. Working capital dapat diinvestasikan kembali untuk mendapat tambahan pendapatan, contohnya dalam menyediakan kredit bagi konsumen dengan syarat yang sudah disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki konsumen dalam mencicil kredit.
Working capital juga dapat dialokasikan ke pasar modal dalam bentuk saham perusahaan yang ditransaksikan. Dengan begitu, akan diperoleh dana modal tambahan dari para investor sesuai dengan pembagian imbal hasil yang telah disepakati.
5. Working capital untuk mengoptimalkan pemakaian aktiva lancar yang berkaitan dengan penambahan penjualan serta keuntungan perusahaan.
6. Menjaga nilai mata uang, yakni perusahaan mampu menempatkan dana untuk meminimalkan inflasi besar-besaran dengan cara menanamkan modal kerja perusahaan ke sejumlah investasi yang terjamin.
Modal adalah hal yang vital dalam perusahaan agar dapat menjalankan bisnis dengan baik. Bisnis berskala besar maupun kecil memerlukan working capital. Berikut berbagai jenis modal kerja.
Jenis modal kerja ini jumlahnya selalu berubah, seiring dengan perubahan aktivitas produksi dalam perusahaan. Working capital ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis.
Perubahan working capital ini terpengaruh dari perubahan musim.
Perubahan modal kerja ini diakibatkan perubahan konjungtur.
Perubahan modal kerja ini bersifat darurat, sehingga tidak diketahui asal-muasalnya.
Permanent working capital adalah modal yang harus selalu ada karena terus dibutuhkan dalam operasional bisnis. Jenis modal kerja ini dibedakan lagi menjadi dua.
Working capital wajib dalam perusahaan yang menjadi jaminan usaha berjalan lancar.
Presensi dari jumlah working capital yang diperlukan untuk memperluas produksi.
Baca juga: Pengertian dan Cara Menghitung Rumus Pendapatan Perkapita
Sebelum dapat menghitung working capital perusahaan, Anda terlebih dulu harus mengumpulkan data aset-aset yang dimiliki perusahaan. Misalnya uang tunai, dana yang ada di rekening, piutang tertunda, inventaris perusahaan, dan aset-aset yang dapat dicairkan dalam waktu di bawah satu tahun.
Kemudian lakukan pendataan liabilitas perusahaan. Yang termasuk di dalamnya adalah tagihan utang, upah pegawai, tagihan pajak, dan cicilan utang. Setiap utang harus jatuh tempo dalam waktu 12 bulan atau 1 tahun.
Total aset saat ini dikurangi liabilitas saat ini. Berikut rumusnya.
Working Capital = Current Assets - Current Liabilities
Berikut contoh kasusnya. Sebuah perusahaan memiliki aset Rp100 juta dengan total utang Rp25 juta. Working capital yang dimiliki senilai Rp75 juta. Angka tersebut positif bahkan melebihi jumlah utangnya, artinya perusahaan akan mampu membayar utang.
Apabila selisih antara working capital dengan current liabilities sangat kecil atau lebih rendah, diprediksi perusahaan tidak akan bisa melunasi utang dalam waktu singkat.
Walaupun begitu, diperlukan analisis lebih jauh terkait working capital untuk mengetahui situasi finansial perusahaan. Anda dapat menggunakan rumus lain, seperti receivables ratio, current ratio, inventory-turnover ratio, days payable, dan quick ratio.
Rasio working capital digunakan untuk menunjukkan situasi finansial perusahaan. Data yang Anda butuhkan sama, yakni aset dan liabilitas saat ini. Berikut rumusnya.
Working Capital Ratio = Current Assets / Current Reliabilities
Misalnya suatu perusahaan memiliki jumlah aset Rp100 juta dan utang jangka pendek Rp25 juta yang harus dilunasi dalam waktu 12 bulan. Berikut penghitungannya.
Rp100.000.000 / Rp25.000.000 = 4
Dengan working capital ratio 4 atau di atas angka 2, kondisi keuangan perusahaan dinilai sangat baik. Jika Anda ingin menaikkan rasio working capital menjadi lebih dari 2, Anda harus rajin melunasi utang dan mendorong penjualan perusahaan.
Apabila rasio modal kerja berada di bawah angka 1, artinya situasi perusahaan berbahaya. Jumlah utang lebih banyak daripada aset yang ada, berarti perusahaan akan kesulitan melunasi utangnya. Hal ini menjadi indikasi perusahaan dapat mengalami kebangkrutan.
Apabila rasio working capital berada di atas angka 2, perusahaan mempunyai banyak aset yang dapat dimanfaatkan untuk melunasi utang dan membiayai operasional perusahaan.
Semakin banyak working capital suatu perusahaan, maka kondisinya semakin baik. Working capital yang baik dapat menjadi indikasi perusahaan dapat melunasi utang tanpa perlu mengganggu biaya operasional perusahaan.
Walaupun begitu, working capital yang tinggi tidak selalu berakibat positif. Working capital adalah modal yang dimiliki untuk membiayai operasional perusahaan. Namun jika lebih banyak aset tak bergerak daripada uang tunai atau uang dalam rekening bank, maka dapat muncul masalah selanjutnya.
Kemungkinan yang dapat terjadi yaitu dana masuk dari klien terlalu lambat atau pembayaran utang terlalu cepat. Nilai working capital yang terlalu besar juga bisa mengindikasikan perusahaan mempunyai inventaris terlalu banyak tanpa menyediakan cukup biaya tunai untuk operasional sehari-hari.
Anda membutuhkan dana tambahan untuk bisnis Anda? Anda bisa mendapatkannya di P2P lending Modal Rakyat. Apa saja keunggulannya?
Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga dijamin keamanannya. Bunga yang ditawarkan relatif lebih kompetitif dibandingkan dibandingkan alternatif pinjaman lainnya.
Proses persetujuan cepat. Pinjaman Anda dapat disetujui dalam lima hari kerja jika syarat-syaratnya sudah terpenuhi. Selain itu, proses pengajuan pinjaman dilakukan secara online, sehingga lebih mudah dijangkau.
NWC adalah singkatan dari net working capital, artinya modal kerja bersih.
Working capital requirement artinya kelebihan aset saat ini dibandingkan liabilitas saat ini.
Beberapa manfaat working capital yaitu melindungi perusahaan saat aktiva lancar menurun, memberi kemungkinan perusahaan dapat membayar kewajiban tepat saat tenggat waktu, serta memberi kemungkinan operasional perusahaan lebih efisien.