10 Sep 2021
Yield adalah salah satu istilah dalam investasi. Secara harfiah, yield berarti menghasilkan. Namun apa artinya "menghasilkan" dalam dunia investasi?
Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Baca juga: Kenalan dengan ARA dan ARB dalam Investasi Saham
Yield adalah keuntungan. Istilah yield dipakai para investor untuk menawarkan saham mereka. Mereka akan menyebut saham tersebut mempunyai "yield besar", artinya "keuntungan besar".
Lebih mendalam, yield berarti imbal hasil atas aktivitas investasi yang hendak atau tengah dijalankan. Imbal hasil yang diperoleh berupa bunga selama investasi berlangsung.
Secara sederhana, yield menjadi tolok ukur dua hal penting selama investasi dijalankan, yaitu keuntungan (profitabilitas) dan viabilitas. Investor yang mumpuni akan mengawasi yield dari investasi saham mereka.
Yield mempunyai kurun waktu tertentu di mana ia bisa meningkat, stabil, atau menurun. Umumnya kurun waktu ini sama dengan satu periode akuntansi, yakni setahun sekali.
Fluktuasi yield terjadi setiap saat tergantung pasarnya. Investor harus cermat mengamati fluktuasi ini. Jika salah, bisa jadi investor merugi karena menjual saham di harga murah.
Umumnya yield bergantung pada setiap metode trading, baik yang aktif atau pasif. Yield juga dapat menjadi patokan untuk mengambil keputusan. Saat yield rendah, investor harus memikirkan cara agar nilainya dapat kembali normal di pasaran.
Ada berbagai jenis yield. Semua jenisnya dapat menjadi patokan untuk mengambil keputusan berinvestasi.
Current yield adalah profit yang didapatkan di masa sekarang. Untuk mencari tahu yield yang Anda miliki, Anda harus membandingkan kupon bunga yang ditawarkan investor dengan harga obligasi pasar. Biasanya akan terjadi peningkatan, walaupun hanya beberapa persen.
Contohnya PT Maju Tbk menawarkan kupon investasi senilai 12 persen per tahun. Anda lalu berinvestasi Rp3 juta dan obligasi di pasar berada di angka 98%. Bagaimana menghitung current yield-nya?
Current Yield = (12% x Rp3 juta) / (98% x Rp3 juta) x 100% = Rp360.000 / Rp2.940.000 x 100% = 12,24%
Dari perhitungan tersebut diketahui current yield mengalami peningkatan 0,24% dari kupon yang ditawarkan.
Jenis yield ini merupakan persentase dari dividend value atau bagi hasil dari nilai saham per lembar. Harga bagi hasil ini bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu.
Berikut contoh kasusnya. PT Maju Tbk mempunyai nilai saham per lembar Rp2.500. Bagi hasilnya senilai Rp200. Berikut perhitungan yield dividend-nya.
Yield Dividend = Rp200 / Rp2.500 x 100 % = 8%.
Yield to maturity yaitu kalkulasi hasil investasi yang diperoleh pemodal dari awal hingga jatuh tempo obligasinya berakhir. Untuk menghitungnya, perusahaan akan menyetarakan harga obligasi saat ini dengan tingkat return di masa mendatang.
Berikut contoh kasusnya. PT Maju Tbk memberi kupon obligasi Rp3 juta kepada investor obligasi. Nilai nominal investasi dari investor Rp12 juta dan harga obligasi dalam investasi Rp9,3 juta.
Berapa persentase yield habis masa obligasi dengan tenor jatuh tempo 5 tahun?
Yield to Maturity = [Rp3.000.000 + (Rp12.000.000 - Rp9.300.000) / 5] / [(Rp12.000.000 + Rp9.300.000) / 2] x 100% = Rp1.140.000 / Rp10.650.000 = 10,7%.
Seperti disinggung sebelumnya, yield adalah keuntungan investasi. Besaran dari yield adalah variatif. Semakin tinggi persentase yield, semakin besar bagi hasil yang diperoleh investor.
Maka dari itu, yield dari saham yang hendak dituju adalah hal yang penting diketahui investor.
Baca juga: Mengenal Apa itu Single Investor Identification (SID)
Manajemen yield adalah jenis lain yang berbeda dengan saham dan obligasi. Hal ini diterapkan pada investasi lainnya.
Yield ini mirip dengan revenue management. Jika Anda menjadi investor, Anda harus cermat membedakan kedua ungkapan tersebut.
Revenue management adalah manajemen hasil yang berada dalam skala besar atau makro. Maka dari itu, revenue management meliputi penghasilan secara menyeluruh dari perusahaan. Perbedaannya terletak dalam skalanya.
Yield management merupakan manajemen hasil dalam skala kecil atau mikro. Yield management juga dapat disebut sebagai strategi pembuatan harga yang menyesuaikan dengan pasar, target konsumen, serta produk.
Manajemen yield selalu dihubungkan dengan harga dan informasi produk. Perusahaan dapat mengoptimalkan penjualan produk dengan mempertimbangkan target konsumen dan waktu penjualan yang paling tepat.
Revenue management meliputi keseluruhan hasil. Sementara itu yield management hanya berkonsentrasi pada satu hasil. Contohnya, bagaimana suatu maskapai penerbangan berfokus meraih tujuan memenuhi kursi penumpang.
Manajemen yield bergantung pada jumlah permintaan. Semakin tinggi permintaannya, harganya akan semakin melonjak. Sementara itu, semakin rendah permintaannya, harganya semakin menurun.
Manajemen yield cocok dipraktikkan bagi Anda yang berinvestasi pada suatu bisnis. Namun ingat manajemen ini juga memiliki kekurangan, yakni sifatnya yang tidak permanen.
Ada lima hal yang menentukan manajemen yield.
Harga penjualan kepada konsumen dalam waktu tertentu.
Durasi pelanggan memperoleh pelayanan.
Pembatasan penawaran kepada konsumen.
Kapasitas pelayanan yang dapat diberikan kepada konsumen dalam satu kali penawaran.
Permintaan konsumen.
Selain berinvestasi saham dan obligasi, Anda juga bisa menanam aset dengan melakukan pendanaan. Salah satunya adalah dengan mendaftarkan diri sebagai pendana di P2P lending Modal Rakyat.
Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga aset Anda dijamin keamanannya. Imbal hasil yang ditawarkan mencapai 18 persen per tahun.
Selanjutnya, minimal pendanaan yang bisa dilakukan rendah. Anda bisa mendanai mulai dari Rp25.000 saja.
Likuiditas yang ditawarkan juga tinggi. Anda bisa memilih durasi pendanaan, misalnya mulai dari satu bulan saja.
Yield dapat disebut sebagai imbal hasil atau return dari investasi.
Yield investasi adalah return yang diperoleh dari investasi awal.
Jika yield semakin tinggi, berarti harga akan semakin rendah di pasar karena mengindikasikan permintaan yang sedikit.
Yield obligasi adalah tolok ukur return berdasarkan suku bunga atau kupon dan bukan capital gain.