24 Nov 2020
Bagi generasi milenial, pembahasan tentang aset bukan merupakan sesuatu yang asing lagi. Namun, berbeda ketika membicarakan soal liabilitas di mana kurang familier di tengah masyarakat umum sekalipun. Bahkan, tidak sedikit yang menganggap keduanya sama. Padahal, liabilitas dan aset merupakan dua hal yang saling bertolak belakang. Bagaimana sih tepatnya?
Baca juga: Inilah Risiko Investasi Obligasi yang Patut Anda Waspadai
Secara sederhana, liabilitas itu adalah sesuatu yang dimiliki namun lebih menjurus pada penambahan pengeluaran. Jadi, mempunyai barang tersebut secara tersurat menunjukkan kemampuan finansialmu dan umumnya tujuan awal akuisisinya adalah investasi. Namun, tanpa disadari, kamu justru mengeluarkan biaya lebih selama memiliki barang tersebut.
Contohnya ketika kamu membeli mobil mewah keluaran produsen otomotif terkenal. Jenis mobil seperti itu memang memiliki nilai yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Namun, kamu juga harus ingat bahwa tidak sedikit biaya yang dihabiskan untuk pajak, perawatan dan lain-lain. Kesimpulannya, liabilitas yaitu kepemilikan atas sesuatu dengan pembiayaan yang besar.
Di sisi lain, aset adalah sesuatu yang dimiliki dan efektif dalam menghasilkan profit jangka pendek hingga panjang. Aset tidak membuatmu mengeluarkan banyak biaya tambahan, sebaliknya justru menghasilkan pemasukan sampingan yang cukup besar untukmu. Macam-macam aset sangat banyak sehingga tidak heran bila agak sulit dibedakan dengan liabilitas.
Aset sendiri dapat menjadi liabilitas, namun hal sebaliknya tidak berlaku. Contoh aset adalah investasi deposito. Kamu menabung dengan nominal tertentu di sebuah instansi perbankan, tanpa membayar biaya administrasi bulanan, ketika tenor habis, bisa dicairkan berikut dengan bunga berlipat. Uangmu dapat bertambah tanpa perlu susah payah diputarkan dalam bisnis terlebih dahulu.
Masih bingung dengan perbedaan antara liabilitas dengan aset? Hal ini dapat dimaklumi karena barang-barang yang masuk dalam kategori liabilitas justru umumnya dianggap sebagai aset. Lantas, bagaimana cara untuk membedakan serta menyikapinya? Apa sih risiko jika tidak dapat membagi secara tepat antara aset maupun liabilitas tersebut?
Sebenarnya, membedakan antara liabilitas dan aset tidak terlalu sulit. Konsep utamanya adalah liabilitas mengurangi pemasukanmu di mana aset kebalikannya. Suatu benda yang kamu miliki bisa menjadi liabilitas ataupun aset tergantung caramu memanfaatkannya. Sebagai contoh termudah yaitu sebuah rumah yang selama ini dipercaya sebagai prioritas utama untuk aset.
Rumah menjadi liabilitas ketika kamu membeli untuk ditempati sendiri karena harus mengeluarkan biaya pemeliharaan, renovasi dan semacamnya. Namun, properti tersebut berubah jadi aset ketika kamu sewakan atau gunakan sebagai lokasi untuk berbisnis karena menghasilkan pemasukan tambahan. Mudah sekali bukan membedakan antara keduanya?
Liabilitas ketika dibiarkan akan terus mengurangi aset yang dimiliki, sementara saat asetmu bertambah maka finansialmu akan semakin jaya. Menyikapi agar liabilitas tidak membuatmu semakin merugi tentu saja dengan terus menerus menambah aset. Bagaimana cara jitu agar aset dapat terkumpul semakin banyak dan bukannya menyusut? Caranya mudah, rajin berinvestasi.
Kenapa investasi merupakan solusi yang tepat untuk menambah aset dan meminimalisir liabilitas? Sebab, tujuan utama dari berinvestasi adalah menghasilkan profit yang dapat menjadi pemasukan tambahan hingga persiapan di hari tua. Keuntungan yang didapatkan bisa dipakai untuk terus menambah aset dan otomatis memperkecil persentase liabilitas kamu.
Namun, perlu dicatat pula bahwa investasi tidak serta merta profitable. Kamu perlu menimbang dengan matang terkait objek investasi yang dipilih. Soalnya, beberapa objek memiliki definisi ganda sebagai aset serta liabilitas. Contohnya sebagaimana sudah disebutkan di atas, kendaraan dan properti mewah yang memiliki kecenderungan opsi terakhir.
Jadi, usahakan memilih investasi yang tidak termasuk dalam kategori liabilitas. Jika perlu, tidak terikat dengan faktor apa pun dan menjadi objek independen yang menghasilkan profit secara konsisten. Bingung investasi apa yang sesuai dengan kriteria tersebut? Padahal, jawabannya sangat mudah didapatkan, yaitu logam mulia emas. Bagaimana bisa?
Ada banyak faktor yang mendukung emas sebagai pilihan terbaik investasi guna menghindari liabilitas dan dapat menambah aset, antara lain :
Bukan rahasia lagi bahwa emas tidak memerlukan perawatan yang rumit sehingga kamu tidak perlu khawatir harus mengeluarkan banyak uang untuk hal tersebut. Akta emas juga disertakan langsung ketika pembelian sehingga tidak perlu mengurus secara personal. Poin ini membuktikan bahwa emas tidak menguras kantongmu saat dipilih sebagai objek investasi.
Emas secara konsisten menunjukkan pertumbuhan pasar yang positif – bahkan di tengah situasi COVID-19 sekalipun, logam mulia ini tetap menjadi objek investasi yang paling sehat. Teknisnya, berinvestasi emas akan selalu menguntungkan buatmu, tidak merugikan. Jadi, tidak perlu khawatir asetmu terkuras akibat dikucurkan untuk investasi.
Tentu saja, tidak sembarangan pula investasinya dengan sekadar membeli perhiasan emas. Saat ini, emas antam 24k merupakan pilihan terbaik jika berinvestasi logam mulia. Terlebih untuk para milenial, sekarang sudah hadir metode yang lebih mudah melalui daring lewat aplikasi. IndoGold merupakan vendor investasi emas yang memenuhi kebutuhan tersebut.
IndoGold menawarkan cara baru dalam berinvestasi emas antam, yaitu dengan menabung. Jadi, kamu tidak perlu memiliki banyak uang dulu karena cukup dengan Rp500,- saja sudah bisa bertransaksi di aplikasi untuk kemudian disimpan dalam bentuk saldo emas. Selain itu, bisa mencicil saat kamu ingin membeli dalam jumlah besar namun dana kurang.
Berinvestasi di IndoGold jelas tidak akan menambah liabilitasmu, namun justru menggandakan asetmu. Tinggal mendaftar saja, bertransaksi kapan pun dan di mana pun dari ponselmu, profit sudah berada dalam genggaman. Ditambah lagi, banyak promo menarik di IndoGold yang semakin membuatmu untung. Tidak percaya? Yuk, coba sekarang juga!