24 Apr 2019
Saat ini ada berbagai cara untuk menginvestasikan pendapatan agar berkembang. Namun sebelum mulai, ada baiknya Anda mengetahui rumus menghitung keuntungan investasi, terutama bagi investor pemula agar memperoleh hasil optimal. Apalagi jika Anda baru memiliki sedikit alokasi dana guna berinvestasi, kemampuan menghitung keuntungan investasi akan sangat berguna.
Investasi ini diperlukan agar dana yang dimiliki tidak tergerus inflasi yang bisa mengikis nilai uang kita. Contohnya, Ria seorang pekerja swasta memiliki penghasilan sekitar Rp6,2 juta per bulan. Dana tersisa yang Ria miliki setelah digunakan untuk tempat tinggal, makan, pemenuhan gaya hidup seperti nongkrong, nonton film di bioskop, beli make-up, pakaian, serta gaya hidup lainnya adalah sekitar Rp2 juta.
Potensi keuntungan akan semakin membesar jika Ria bisa berinvestasi di instrumen investasi dengan pengembalian imbal hasil tinggi namun mudah bagi pemula. Beberapa jenis investasi pun bisa dipilih oleh Ria, jika dapat mengetahui cara menghitung keuntungan investasi dengan tepat. Simak penjelasannya.
SBR 006 (Savings Bond Ritel) seri 006 baru saja diluncurkan oleh pemerintah. Dikutip dari Kemenkeu.go.id, SBR termasuk instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan untuk perorangan WNI. Kupon yang ditawarkan oleh pemerintah di masing-masing seri SBR ini berbeda-beda, lho.
Pada seri SBR kali ini tingkat bunga (kupon) dalam kurun 3 bulan pertama (24 April 2019 sampai 10 Juli 2019) senilai 7,95 persen. Tingkat kupon ini juga ditetapkan pemerintah sebagai tingkat kupon minimal. Penetapan ini mengacu pada suku bunga yang berlaku saat kupon ditetapkan, yakni 6 persen dengan tambahan spread tetap 195 bps (1,95 persen).
Jika suku bunga acuan mengalami kenaikan, maka ada potensi tingkat kuponnya ikut terkerek. Dana awal yang bisa ditanamkan berkisar antara Rp1 juta sampai Rp3 miliar. Tanggal jatuh tempo investasi ini pada 10 April 2021 atau selama dua tahun.
Namun ingat bahwa dana yang didapatkan belum termasuk dipotong pajak sebesar 15 persen dari imbal hasil yang diterima. Apabila Ria menempatkan dananya sebesar Rp1 juta, maka keuntungan yang bisa didapatkannya adalah Rp5.631,25 per bulan. Lalu bagaimana cara menghitung keuntungan investasi SBR?
Berikut rumus menghitung keuntungan investasi SBR.
Kupon (per bulan)
= Dana investasi x bunga x 85% (pajak) : 12
= Rp1.000.000 x 7,95% x 85% : 12
= Rp5.631,25
Catatan: 85 persen dalam rumus tersebut adalah persentase dari keuntungan, lalu dikurangi persentase pajak 15 persen.
Baca juga: Solusi Memperbaiki Kondisi Finansial Supaya Cepat Kaya
Deposito menjadi salah satu instrumen investasi yang populer di kalangan masyarakat. Deposito tak terlalu ribet. Produk perbankan ini tidak terlalu terpengaruh pergerakan pasar uang yang umumnya dipengaruhi kondisi ekonomi nasional serta global. Imbal hasil yang ditawarkan pun cenderung relatif tinggi daripada suku bunga bank.
Setiap bank menawarkan variasi keuntungan untuk produk depositonya. Syarat dana minimal yang ditanamkan pun bervariasi dengan jatuh tempo yang berbeda. Biasanya, semakin lama jatuh temponya maka akan semakin besar dana imbal hasil yang diterima oleh investor. Bunga deposito saat ini menilik dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berkisar di 7 persen. Biasanya ada nominal pembatas yang membuat bunga deposito akan terpotong pajak yakni Rp7,5 juta dengan persentase pajak sebesar 20 persen. Sayangnya, investasi minimal yang harus ditanamkan ke deposito lumayan tinggi, berkisar di angka Rp10 juta. Walaupun begitu, ada bank yang menawarkan di bawah angka tersebut.
Sebagai contoh, Ria menginvestasikan dananya sebesar Rp10 juta untuk instrumen deposito dengan jangka waktu 3 bulan dengan bunga yang ditetapkan oleh bank adalah 6,9 persen. Berikut gambaran rumusan menghitung keuntungan investasinya.
Bunga deposito tiap bulan = nilai pokok deposito x suku bunga x 30 hari x 80%, dengan pajak 365 hari.
= Rp10.000.000 x 6,9% x 30 x 80% : 365
= Rp45.369,86
Catatan: dalam contoh di atas 80 persen dari keuntungan telah dikurangi persentase pajak senilai 20 persen.
Jika menghitung keuntungan investasinya, besaran bunga yang didapatkan oleh Ria dalam sebulan dengan menginvestasikan dana Rp10 juta ke instrumen deposito tersebut adalah Rp45.369,86. Semakin besar dana yang Ria investasikan, semakin besar juga bunga yang akan dia dapatkan.
Baca juga: Berikut Risiko Investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap Bagi Investor
Investasi jenis reksadana memiliki sistem Anda dapat membeli satuan unit penyertaan. Dana yang ditanam akan ditawarkan ke manajer investasi (MI). Tugas MI mengatur unit penyertaan dalam berbagai produk. Contohnya obligasi, pasar uang, saham, dan deposito. Keuntungan reksadana biasanya dihitung dalam jangka waktu cukup lama bisa tahunan.
Investasi ini juga bisa dimulai dengan modal minimum Rp100 ribu. Misalkan, Ria memilih untuk menginvestasikan dananya Rp2 juta untuk berinvestasi reksadana pendapatan tetap. Rumus penghitungannya menggunakan skema nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP).
Berikut simulasi rumus menghitung keuntungan investasi reksadana.
Modal: Rp2 juta
NAB/UP saat membeli Rp2.000
Total UP: Rp2 juta / Rp2.000 = 1.000 unit
Enam bulan kemudian, NAB/UP menjadi Rp2.100, total UP lalu dijual seluruhnya. Maka, dana investasi Ria menjadi:
1.000 x Rp2.100 = Rp2.100.000
Return: Rp2.100.000 – Rp2.000.000 = Rp1.000.000
Sayangnya, selama 2018 rata-rata kinerja reksadana mengalami penurunan. Rata-rata return (keuntungan) reksadana pasar uang sekitar 4,2 persen pada 2018. Nilai tersebut cukup positif dibandingkan dengan reksadana saham dengan kinerja negatif 3,67 persen, dengan reksadana jenis saham paling tinggi mencatat return 34,8 persen. Sementara itu catatan terburuk kerugian sebesar -24 persen.
Saat ini, reksadana pendapatan tetap yang menggunakan rupiah rata-rata membukukan kinerja sebesar -2 persen. Lalu catatan reksadana pendapatan terbaik menunjukkan kinerja 10,7 persen. Catatan terburuk kerugian senilai -16 persen.
Sementara itu reksadana campuran adalah paduan antara saham dan obligasi. Hasil menghitung keuntungan investasi reksadana campuran mengkalkulasi kinerja -2 persen dengan rincian return terbaik sebesar 29 persen dan kerugian terburuk -29 persen.
Peer-to-peer lending merupakan inovasi dari financial technology yang berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan-perusahaan ini membantu memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan modal usaha. Dana yang dibutuhkan pun sangat minim yakni hanya sekitar Rp100 ribu saja dengan keuntungan efektif berkisar dari 18 persen per tahun.
Sembari berinvestasi, investor berpeluang untuk membantu UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) mewujudkan mimpinya untuk mengembangkan usaha. Contoh peer-to-peer lending yang dapat menjadi pilihan berinvestasi yaitu Modal Rakyat. Di platform Modal Rakyat hanya dengan investasi minimal Rp25 ribu untuk melakukan pendanaan UMKM. Jika menghitung keuntungan investasi peer to peer lending, bisa didapat imbal hasil antara 12 hingga 18 persen per tahun.